Mohon tunggu...
Mahendra Paripurna
Mahendra Paripurna Mohon Tunggu... Administrasi - Berkarya di Swasta

Pekerja Penyuka Tulis Baca, Pecinta Jalan Kaki dan Transportasi Umum yang Mencoba Menatap Langit

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kidung, Kala Rasa Ini

8 September 2018   23:19 Diperbarui: 9 September 2018   06:05 521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ribuan kunang melesat-lesat melintasi pandangan. Serupa sinar redup dalam temaram malam. Tak henti. Seakan tak hendak pergi. Serupa bintang-bintang di langit mendung berawan. Tak guna tanganku menghalau. Membuat kian berpendar kelopak memandang.

Sepi, mengapa dengan suara. Telingaku seperti tertutup tabir, tak ada derap kaki, tak terdengar raungan sang pengendara malam. Mana detak jam di dinding atas jendela, mana derik jangkrik yang biasa sibuk bercerita. Ini adalah saatnya cicak malam bercericit mencari mangsa. Kemana semua suara.

Hanya satu sentuhan sedikit dapat kurasa, mengelus bahu coba bangkitkan rasa. Owh, pembaringan ini dinginnya kian menghangat. Baru kurasa betapa letih raga ini. Disaat genggaman yang kian erat, kelopak tak lagi mampu menahan penat.

Sayang, aku ngantuk. Mari kita tidur.

Tangerang, September 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun