Mohon tunggu...
Mahendra Lavidavayastama
Mahendra Lavidavayastama Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa S1 di salah satu PTS di DIY

Mahasiswa S1 di PTS di DIY yang memiliki hobi menulis dan memiliki ketertarikan dalam dunia sosial dan seputar hubungan internasional.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mengenal Selat Malaka Lebih Dalam

30 November 2020   19:02 Diperbarui: 30 November 2020   19:10 456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Tentu sebagian besar dari kita sudah memahami letak dari geografis dari Indonesia yang terletak di antara 2 benua, yaitu: Benua Asia dan Benua Australia; dan 2 samudera, yaitu: Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. 

Sebuah posisi geografis yang sempurna jika dilihat dalam berbagai bidang. Tentunya banyak negara lain yang menginginkan posisi strategis ini untuk kepentingan negaranya. 

Jika dilihat dari letak-letak geografis negara-negara lainnya di seluruh dunia, hanya Turki yang dapat menyaingi posisi Indonesia dalam hal ini. Posisi Turki yang negaranya berada di antara benua Asia dan Benua Eropa menjadikan negara ini pintu masuk untuk jalur perdagangan pada masa lampau terhadap dua benua tersebut. 

Napoleon Bonaparte berkata jika seluruh dunia bersatu membentuk negara maka ibu kotanya harus lah Konstantinopel (Istanbul sekarang) dikarenakan letak dan posisinya yang sangat strategis. Tetapi perlu diingat jika Turki tidak memiliki jalur silang perdagangan laut yang itu hanya dimiliki oleh Indonesia saja.

Jalur silang laut yang dimiliki Indonesia ini sangat berguna bagi Indonesia jika dapat di manfaatkan dengan maksimal. Salah satu jalur laut tersebut adalah Selat Malaka yang posisinya berada di antara Semenanjung Malaysia dan Pulau Sumatra.

Mengapa selat ini sangat penting dan sama pentingnya dengan Terusan Suez dan Terusan Panama, dikarenakan posisinya yang merupakan penghubung Samudera Pasifik dan Samudera Hindia yang menghubungkan negara-negara dengan kekuatan ekonomi yang besar di dunia seperti Republik Rakyat Tiongkok, India, Korea Selatan, Jepang, Singapura, dan Indonesia. 

Negara-negara tersebut tidak mungkin menggunakan jalur timur yang melewati Kep. Hawaii untuk mengantarkan komoditasnya, biaya dan waktu yang di perlukan sangat lama. Jika melewati jalur utara melewati Rusia yang membentang dari timur ke barat tentu sangat beresiko mengingat kondisi geografis di sana yang berdekatan dengan kutub utara. 

Satu- satunya jalan hanya dengan melewati Selat Malaka yang berada di antara Indonesia dan Semenanjung Malaysia. Tercatat setiap tahunnya 50.000 kapal melintasi selat ini dengan membawa seperlima dan seperempat perdagangan laut dunia. 

Dikutip situs Kompas.com (23/02/2020) dikatakan jika 400 pelabuhan serta 700 kapal bergantung dengan selat ini dikarenakan selat ini sudah menjadi pusat jalur perdagangan internasional sejak zaman dahulu.

Selat Malaka ini termasuk ke dalam salah satu dari 9 choke points yang tersebar di seluru dunia. Choke Points sendiri merupakan selat-selat yang menjadi lintasan jalur pelayaran internasional. Indonesia memiliki 4 dari 9 choke points tersebut diantaranya: Selat Malaka, Selat Sunda, Selat Sunda, dan Selat Makassar; dan merupakan yang terbanyak di seluruh dunia. 

Amerika Serikat sempat menawari Indonesia untuk membangun  pangkalan militer di daerah sempit di Selat Malaka tersebut, tentunya hal ini bertujuan untuk meredam kekuatan China yang menjadi ancaman bagi Amerika Serikat untuk saat ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun