Mohon tunggu...
Mahbub Setiawan
Mahbub Setiawan Mohon Tunggu... Dosen - Bukan siapa-siapa

1/2 kemanusiaan, 1/2 ketidaktahuan

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

20 Situs Penyedia Jasa "Plagiarism Checker"

25 Juni 2018   06:03 Diperbarui: 25 Juni 2018   17:14 15166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karya tulis ilmiah (artikel jurnal, makalah, skripsi, tesis atau disertasi), sekalipun ditulis oleh seorang profesor, tetap saja tidak bisa terlepas dari kutipan pemikiran orang lain. Bahkan menjadi aneh jika karya tulis ilmiah tidak ada pengambilan ide atau pemikiran orang lain sebagai rujukan. Dalam istilah akademik, ini disebut dengan kutipan (citation).

Tidak cukup hanya dengan mencantumkan catatan kutipan di dalam tulisan (baik berupa body note, foot note atau end note), penulis juga harus mencantumkan daftar semua kepustakaan yang dijadikan rujukannya di akhir naskah tulisan. Demikianlah etika penulisan yang wajib ditaati.

Itu semua hanya bagian lain dari etika dan kejujuran seorang penulis ketika menuangkan buah pemikiran atau idenya; dari mana dia mengambil kutipan atau pemikiran yang ada di alam tulisannya. Maka daftar kutipan dan daftar referensi menjadi bagian penting dari sebuah naskah akademik.

Tetapi itu saja belum cukup. Meskipun seorang penulis naskah telah jujur dalam menunjukkan acuan tulisannya, proporsi kutipan juga menjadi hal yang harus dipertimbangkan. Sebuah tulisan tetap saja akan dikatakan menjiplak jika terlalu banyak mengambil ide dan pemikiran orang lain baik secara langsung atau tidak langsung. Cara ini, sebagaimana kita ketahui, disebut sebagai tindakan plagiarisme atau kadang cukup disebut sebagai plagiat.

Tulisan ini tidak bermaksud menjelaskan mengenai kaidah-kaidah terkait tindakan plagiarisme di dalam dunia akademik atau jenis-jenis plagiarisme yang dilakukan seorang penulis. Setiap lembaga pendidikan atau lembaga penelitian, memiliki aturan dan proporsi sendiri mengenai sejauh mana sebuah tulisan dianggap sebagai plagiat.

Tulisan ini hanya sekedar sharing tentang cara untuk menghindari tindakan plagiarisme dengan menggunakan bantuan teknologi informasi. Di samping itu tulisan ini bukanlah yang pertama yang membahas urusan plagiarisme di sini. Bedanya, di sini disajikan lebih banyak alternatif penyedia jasa cek plagiarisme.

Baca juga: Inilah Beberapa "Software" yang Bermanfaat untuk Para Penulis

***

Tidak ada jaminan dan bukti bahwa sebuah karya tulis yang dibuat dengan mencantumkan daftar kutipan dan daftar pustaka, bebas dari tindakan plagiarisme. Hal ini tentu saja menyulitkan bagi para penilai untuk menentukan apakah sebuah karya tulis asli dan orisinal karya penulis sendiri atau jiplakan dari penulis lainnya.

Dulu, sebelum internet menjadi seperti sekarang, mengetahui tulisan agar terhindar dari plagiat sangat susah. Meskipun tetap bisa dilakukan, tetapi membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk mengeceknya. Selain itu, para penilai atau penguji satu karya ilmiah hanya percaya begitu saja pada kejujuran penulisnya.

Saat ini, dengan kecanggihan teknologi terutama internet, mengecek tulisan baik makalah, artikel jurnal, skripsi, tesis atau disertasi bukan hal yang sulit. Di samping tulisan-tulisan ilmiah telah dipublikasikan secara online dan menjadi data digital yang memudahkan pencarian, juga telah tersedia perangkat atau situs-situs penyedia jasa pengecekan plagiarisme.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun