Mohon tunggu...
Mahbub Setiawan
Mahbub Setiawan Mohon Tunggu... Dosen - Bukan siapa-siapa

1/2 kemanusiaan, 1/2 ketidaktahuan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sejatinya "Kritik" dalam Konteks UU MD3 yang Jadi Polemik

14 Februari 2018   00:24 Diperbarui: 14 Februari 2018   19:43 1450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kritik itu penting (twenty.hueandi.co)

Kritik dalam Definisi KBBI

Kemudian kata tersebut diadopsi oleh orang Indonesia menjadi "kritik". Kata ini didefinisikan oleh KBBI sebagai "kecaman atau tanggapan, kadang-kadang disertai uraian dan pertimbangan baik buruk terhadap suatu hasil karya, pendapat dan sebagainya".

Mulailah masalah etik di sini muncul. Jika sejarah awal dari kata tersebut ada perbedaan, maka ketika diserap ke dalam Bahasa Indonesia, kritik ini sudah mulai bercampur antara kecaman dan tanggapan. Maka kecaman menurut definisi KBBI adalah bagian dari kritik.

Bahkan uraian dan pertimbangan dalam kerja kritik ini hanya dikatakan sebagai "kadang-kadang". Maka tidak heran kalau di Indonesia, kata kritik itu bisa membuat alergi seseorang, karena pasti ada kecaman. Tentunya siapa sih  orangnya yang mau selalu dikecam dalam pekerjaannya.

Misal pun ada pertimbangan rasional di dalamnya, itu hanya kadang-kadang saja sebagaimana menurut definisi KBBI tadi. Maka di Indonesia kata kritik akhirnya identik dengan kecaman dan mencari-cari kesalahan dari satu perbuatan atau karya orang lain (jika berpatokan kepada definisi KBBI).

Baca juga: Tentang Kritik dan Kriminalisasi terhadap Kehormatan Dewan

Kembali ke Fitrah Kata

Jika kita mengacu kepada asal kata kritik ini dari Yunani Kuno, sebenarnya dalam satu kritik ini terdapat kearifan dan kebijakan seperti halnya seorang hakim (judge) dalam melihat satu masalah.

Jadi kecam-mengecam pada dasarnya bukan merupakan kritik. Ia merupakan "kritik" yang sudah dipelintir dan ditunggangi oleh beragam kepentingan dari orang yang melakukan kritik tersebut.

Mengkritik yang benar berarti mencari dan mencermati sisi-sisi kelemahan satu karya atau tindakan dalam rangka melakukan perbaikan; seperti mengkritik karya tulis atau karya seni.

Ini tentu saja sangat jauh berbeda dari kecaman atau mengecam. Kecaman merupakan ungkapan dari rasa tidak suka atau rasa tidak senang terhadap tindakan atau karya seseorang. Aspek negatif lebih kental di dalam kecaman ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun