Kritik dalam Definisi KBBI
Kemudian kata tersebut diadopsi oleh orang Indonesia menjadi "kritik". Kata ini didefinisikan oleh KBBI sebagai "kecaman atau tanggapan, kadang-kadang disertai uraian dan pertimbangan baik buruk terhadap suatu hasil karya, pendapat dan sebagainya".
Mulailah masalah etik di sini muncul. Jika sejarah awal dari kata tersebut ada perbedaan, maka ketika diserap ke dalam Bahasa Indonesia, kritik ini sudah mulai bercampur antara kecaman dan tanggapan. Maka kecaman menurut definisi KBBI adalah bagian dari kritik.
Bahkan uraian dan pertimbangan dalam kerja kritik ini hanya dikatakan sebagai "kadang-kadang". Maka tidak heran kalau di Indonesia, kata kritik itu bisa membuat alergi seseorang, karena pasti ada kecaman. Tentunya siapa sih orangnya yang mau selalu dikecam dalam pekerjaannya.
Misal pun ada pertimbangan rasional di dalamnya, itu hanya kadang-kadang saja sebagaimana menurut definisi KBBI tadi. Maka di Indonesia kata kritik akhirnya identik dengan kecaman dan mencari-cari kesalahan dari satu perbuatan atau karya orang lain (jika berpatokan kepada definisi KBBI).
Baca juga: Tentang Kritik dan Kriminalisasi terhadap Kehormatan Dewan
Kembali ke Fitrah Kata
Jika kita mengacu kepada asal kata kritik ini dari Yunani Kuno, sebenarnya dalam satu kritik ini terdapat kearifan dan kebijakan seperti halnya seorang hakim (judge) dalam melihat satu masalah.
Jadi kecam-mengecam pada dasarnya bukan merupakan kritik. Ia merupakan "kritik" yang sudah dipelintir dan ditunggangi oleh beragam kepentingan dari orang yang melakukan kritik tersebut.
Mengkritik yang benar berarti mencari dan mencermati sisi-sisi kelemahan satu karya atau tindakan dalam rangka melakukan perbaikan; seperti mengkritik karya tulis atau karya seni.
Ini tentu saja sangat jauh berbeda dari kecaman atau mengecam. Kecaman merupakan ungkapan dari rasa tidak suka atau rasa tidak senang terhadap tindakan atau karya seseorang. Aspek negatif lebih kental di dalam kecaman ini.