Mohon tunggu...
Mahayun Saada
Mahayun Saada Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Kelompok 8: Mahayun Saada, Muhammad Aditya, dan Maulana Zaqi Kelas X IPS 3

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Penyuluhan Hubungan Seks Pranikah

8 Oktober 2021   12:00 Diperbarui: 8 Oktober 2021   12:00 666
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perkembangan zaman saat ini telah membawa perubahan sikap di kalangan remaja terhadap hubungan seksual. Fenomena ini dapat dilihat bahwa sesuatu yang dahulu ditabukan seperti melakukan hubungan seks pranikah, saat ini sepertinya sudah biasa bagi remaja. 

Hubungan seks pranikah yaitu hubungan seksual yang dilakukan sebelum menikah yang tidak sesuai dengan norma-norma masyarakat. Seks pranikah merupakan salah satu fenomena yang kian hari makin marak, khususnya di kalangan remaja. 

Hal ini terbukti dari perubahan sikap remaja terhadap seks pranikah, 20 tahun yang lalu hanya 1,2 -9,6% yang setuju dengan hubungan seks pranikah, lalu 10 tahun kemudian naik menjadi di atas 10%, dan 5 tahun kemudian angka itu naik menjadi 17% yang menyetujui perilaku tersebut. Bahkan sebanyak 12,2% remaja setuju dengan seks bebas (Tito, 2001). Sikap remaja yang makin permisif terhadap hubungan seks pranikah hal ini juga terbukti dari perilaku seksual remaja yang makin meningkat. Penelitian yang dilakukan pada tahun 1999 oleh tim alumni Mahasiswa Islam Universitas Pancasila di kawasan Blok M, sebanyak 20% remaja melakukan hubungan seks pertama kali pada usia kurang dari 15 tahun. 

Sedangkan pada remaja yang berusia 15-17 tahun sebanyak 66,7% dan yang berusia 17 tahun sebanyak 13,3%. Remaja dengan umur 17 tahun, merupakan remaja yang sudah aktif secara seksual. 

Dengan sikap yang lebih bebas mereka lebih banyak dalam pengalaman seksual pranikah, dengan kata lain sikap permisif menyebabkan meningkatnya pengalaman seksual pranikah.

Selain karena kehidupan remaja yang makin bebas, pergeseran nilai-nilai moral secara global juga menyebabkan berubahnya pandangan remaja terhadap seksualitas. 

Perkembangan teknologi dan informasi multimedia merupakan salah satu sebab perubahan nilai-nilai moralitas seksual. Sikap remaja ini menunjukkan tidak lagi melihat nilai dan norma yang berlaku tetapi lebih melihat apa yang diinginkan oleh remaja itu sendiri. 

Pergeseran nilai-nilai moral dapat kita lihat Berdasarkan hasil survei yang dilakukan terhadap 945 remaja di Jamaica 70% dari para remaja pria berpendapat "Apabila kamu benar mencintainya, kamu harus melakukan hubungan seks dengannya", dan 33% remaja wanita setuju dengan pernyataan tersebut.

 Sedangkan hasil survei remaja di Bandung cukup mencengangkan yaitu hubungan seksual pranikah 38,42% dilakukan dengan alasan sebagai tanda ungkapan cinta dan 20,53% agar dianggap modern (Wiyana, 2004). 

Dari bukti-bukti di atas kita dapat tahu bahwa hubungan seks pranikah bukan lagi hal yang tabu di kalangan para remaja, dan para remaja melakukannya tanpa mengingat nilai-nilai moral yang seharusnya diterapkan.

Banyak faktor-faktor yang membuat remaja melakukan perilaku terlarang ini, yang paling dasar adalah lingkungan keluarga, masih banyak orang tua yang kurang berperan dalam memberikan informasi tentang masalah seksual. Hal ini seringkali disebabkan oleh sikap orang tua yang merasa risi dan tidak mampu memberikan informasi yang cukup. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun