Mohon tunggu...
Mahawikan Akmal
Mahawikan Akmal Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga

Tulisanku sebagai warisan abadi

Selanjutnya

Tutup

Nature

Teknik Pemeliharaan dan Pemberian Pakan Tiram Mutiara

10 November 2020   12:55 Diperbarui: 10 November 2020   18:23 1083
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tahap kedua ialah pelepasan spat tiram mutiara di laut lepas di kawasan laut dangkal. Di tahap ini, tiram mutiara mencari makan dengan sendirinya dengan memakan plankton yang ada di laut. Wadah pemeliharaan tiram mutiara di laut ada dua jenis, yaitu keranjang tento dan pocket net.

Tiram mutiara dimasukan dalam keranjang tento lalu ditutup, sedangkan wadah pemeliharaan yang menggunakan pocket net, pocket yang sudah berisi tiram dibungkus dengan waring yang memiliki mess size 2 mm, kemudian digantung pada long line yang berada di tengah laut. . 

Tujuan pemeliharaan di laut adalah agar induk hidup secara normal karena pakan yang dibutuhkan sudah tersedia diperairan sehingga Tingkat Kematangan Gonad (TKG) induk lebih cepat dan optimal . 

(g. 2.4 (a) pelampung (b) ilustrasi keranjang tento dalam air (c) pocket net.) | dokpri
(g. 2.4 (a) pelampung (b) ilustrasi keranjang tento dalam air (c) pocket net.) | dokpri

Tiram mutiara kemudian digantung di kedalaman 2 meter di bawah permukaan laut. Keberhasilan pembesaran anakan kerang yang digantung pada level kedalaman 2m adalah diduga kuat berkaitan dengan distribusi kelimpahan pakan alami (fitoplankton).

Sebagaimana dikemukakan oleh Sutomo (1987) dan Sidabutar (1998) bahwa sebaran konsentrasi pakan alami (fitoplankton) umumnya lebih tinggi pada lapisan permukaan dibanding dengan lapisan yang lebih dalam. Demikian juga penjelasan yang hampir sama dikemukakan oleh Honkoop dan Beukema (1997).

Pada tahap ini pula dilakukan proses pemijahan dengan metode kejut suhu (thermal shock) dan fluktuasi suhu. Induk yang telah diseleksi tingkat kematangan gonadnya ditempatkan didalam bak yang bersuhu 27 C (suhu awal) pada kejut suhu. Kemudian dilanjutkan dengan metode thermal shock (kejutan suhu panas), yaitu menaikkan suhu pemeliharaan 27 C ke 33 C. 

Winanto (2004) menyatakan bahwa metode thermal shock dilakukan dengan menaikan suhu dari 28 -- 35 C. Induk yang berasal dari wadah donor sperma dipindahkan ke dalam wadah yang suhunya sudah dinaikkan kemudian didiamkan sebentar (20 -- 30 menit) lalu dipindahkan lagi ke dalam wadah lain (bak fiber 3 m3) dengan suhu air normal  yaitu 27 C.

(g. 2.5 proses thermal shock stressing) | dokpri
(g. 2.5 proses thermal shock stressing) | dokpri

Suhu air secara bertahap dinaikkan sehingga tiram akan stress dan kaget sehingga diharapkan bisa memijah. Sedangkan pada metoda fluktuasi suhu, bila setelah perlakuan penaikan suhu belum terjadi pemijahan maka dilanjutkan dengan penurunan suhu awal. Perlakuan ini dapat dilakukan berulang kali sehingga induk akan terangsang dan memijah.

Pada tahap ini dilakukan pembersihan cangkang tiram mutiara yang dilakukan 1 bulan sekali. Setelah dibiarkan hidup bebas di laut selama 2 tahun dan sudah berukuran 10-15 cm, tiram-tiram mutiara ini akan diambil lagi untuk dilakukan penyuntikan atau penyisipan nukelus. Proses operasi (penyisipan nukleus) merupakan proses penyisipan inti ke dalam tubuh tiram yang merupakan proses fundamental dari serangkaian kegiatan budidaya tiram mutiara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun