Mohon tunggu...
Mahatma Ikhwan Handoko
Mahatma Ikhwan Handoko Mohon Tunggu... Lainnya - Love, Live, and Law.

Dirimu adalah apa yang ada dalam pikiranmu.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Homo Homini Lupus dalam Penyebaran Covid-19

24 Oktober 2020   23:33 Diperbarui: 16 November 2020   23:01 1668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Homo Homini Lupus, begitu istilahnya. Berasal dari bahasa latin, yang berarti "manusia adalah serigala bagi manusia lainnya".

Istilah homo homini lupus dikenalkan oleh Thomas Hobbes, seorang filsuf terkenal Inggris dalam bukunya yang berjudul De Cive (1651). Dalam bukunya tersebut, Thomas Hobbes menyatakan bahwa manusia adalah makhluk yang dikuasai oleh dorongan-dorongan irasional, anarkis, saling iri, serta benci sehingga menjadi jahat, buas, kasar, dan berpikiran pendek.

Bukan tanpa alasan Thomas Hobbes menulis hal demikian, itu karena pada masa itu banyak terjadi kekerasan yang dilakukan oleh manusia untuk menjajah dan menguasai dunia. Nafsu untuk meraih dan mempertahankan tahta, harta, dan wanita. Itu sebabnya, homo homini lupus sering diinterpretasikan sebagai sebuah bentuk kekerasan manusia terhadap manusia lainnya.

Pada masa modern sekarang ini, kekerasan itu tidak hanya dimaknai dalam pengertian yang tunggal. Kekerasan itu beragam jenis dan bentuknya. Jean Claude Chesnay (Histoire de la Violence, 1982) menyebutkan, kekerasan itu bermacam-macam, tidak tunggal, dinamis, sering tidak dapat diindera, selalu berubah dan seringkali merujuk pada realitas yang sangat berbeda-beda (lokus, tempo, kondisi, dan keadaan).

Sepanjang tahun 2020 ini, manusia dilanda oleh sebuah bencana non-alam yang disebabkan oleh pandemi. Adalah Corona Virus Desease atau lebih familiar disebut dengan COVID-19, yang memporak-porandakan hampir seluruh negara di dunia. Wabah ini pertama kali ditemukan di Wuhan, China dan sudah menginfeksi setidaknya 25 juta orang lebih secara global dan terus bertambah setiap harinya.

COVID-19 adalah kumpulan virus yang dapat menginfeksi saluran pernafasan. Pada banyak kasus, virus ini bisa menyebabkan infeksi pernafasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia) dan dapat menyebabkan kematian. Virus ini dapat menyebar melalui tetesan kecil (droplet) dari hidung atau mulut pada saat batuk atau bersin yang disebabkan akibat kontak langsung dengan penderita.

Dengan belum ditemukannya vaksin dari virus ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberikan saran sebagai langkah-langkah pencegahan penularan COVID-19. Diantaranya, mencuci tangan secara teratur menggunakan sabun dengan air mengalir, menjaga jarak dengan orang lain setidaknya 1 meter, dan memakai masker.

Makin masifnya penyebaran COVID-19 tidak terlepas dari keegoisan manusia. Jika Thomas Hobbes menyatakan bahwa Homo Homini Lupus sebagai bentuk kekerasan fisik secara nyata yang dilakukan oleh manusia terhadap manusia lainnya. Maka dalam kasus ini, manusia telah melakukan kekerasan dengan cara yang lain.

Semakin bertambahnya penularan virus ini setiap harinya, mengindikasikan bahwa banyak terjadi kontak fisik yang dilakukan tanpa adanya protokol kesehatan. Dengan tidak mematuhi protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), itu berarti manusia telah menjadi "serigala bagi manusia lainnya".

Adanya Orang Tanpa Gejala (OTG), semakin membuat virus ini menyebar tanpa terdeteksi. Hal tersebut kemudian membuat manusia semakin saling mencurigai satu sama lain, tanpa mengintropeksi dirinya sendiri. Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya, manusia merupakan makhluk yang dikuasai oleh dorongan-dorongan irasional. Karena ketidakrasionalan manusia, bisa saja mereka membahayakan orang lain tanpa mereka sadari.

Jika manusia tidak ingin disebut sebagai Homo Homini Lupus versi modern, sudah seharusnya manusia dapat menuntut dirinya untuk peduli dan dapat bekerjasama dalam memerangi wabah ini. Salah satunya dengan menjaga hidup bersih, tidak berpergian jika tidak karena hal yang mendesak, menjaga jarak dengan orang lain. Dan tidak lupa untuk senantiasa berdoa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar pandemi ini segera berakhir.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun