Mohon tunggu...
Maharani Rosii
Maharani Rosii Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswaaaa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Antara "Pekerjaan" dan "Kesiapan Menikah"

22 Januari 2021   14:41 Diperbarui: 22 Januari 2021   14:57 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pernikahan juga merupakan proses dalam kehidupan manusia yang pasti dan akan terjadi. Pernikahan merupakan hal yang sangat di idam-idamkan oleh setiap manusia.

Menjadi pengantin di hari Bahagia nya menumbuhkan rasa percaya diri seseorang dalam berpenampilan.menurut Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 pengertian menikah merupakan ikatan lahir dan batin antara seorang laki-laki dan perempuan untuk menjadi seorang suami dan istri yang memiliki tujuan untuk membentuk rumah tangga yang Bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Tidak mudah seseorang sampai di titik "Pernikahan".

Biasanya mereka melewati banyak hal dari seseorang yang saling tidak mengerti, tidak mengenal, lalu menjadi kenal, memahami satu sama lain, proses perkenalan keluarga lalu akhirnya menikah. Namun penting juga dalam berproses tersebut harus memahami karakter masing-masing, agar tidak adanya permasalahan di tengah jalan yang menghancurkan hubungan.

Pernikahan menandakan bahwa seseorang itu sudah dewasa di penglihatan sekitarnya. Sebuah pernikahan pun harus dilandasi dengan adanya sebuah rasa cinta, kasih saying serta adanya saling pengertian antar satu sama lain.

Tujuan dari sebuah pernikahan adalah meraih sebuah kebahagiaan dimana kebahagiaan yang akan di dapatkan lainnya adalah mendapati keturunan, membentuk keluarga yang harmonis sesuai harapan dan bisa menjadikan diri kita lebih baik lagi. Hal yang terjadi baru-baru ini yaitu "Nikah Muda".

Menikah muda biasanya banyak dilakukan oleh para remaja yang usianya masih dibawah 20 Tahun. Dimana masa ini merupakan masa yang seharusnya digunakan mereka untuk menggapai semua apa yang di cita-citakan oleh seseorang. Sehingga seringkali pasangan yang menikah mud aini hanya sebatas "ingin" dan "belum" banyak pengetahuan mengenai sebuah pernikahan.

Survey yang dilakukan BKKBN mendapati hasil pada beberapa daerah mempunyai penduduk yang menikah di usia muda. Daerah tersebut misalnya Kalimantan Selatan, Bangka Belitung, Jawaa Baratserta SulawesiTengah. Factor penyebab nya pun beragam, dari tingkat rendahnya Pendidikan, banyaknya kebutuhan ekonomi, serta budaya yang ada di daerah tersebut. Hal yang lebih memprihatinkan adalah akibat adanya pergaulan bebas yang ada saat ini.

Memasuki dunia pernikahan tidak semudah seperti membalikkan kedua telapak tangan, dimana masih sangat banyak yang harus diperhatikan dan dipersiapkan oleh seseorang. Dari persiapan pengetahuan mengenai pernikahan, kesiapan menta antar pasangan, bahkan sampai kesiapan fisik dan finansial. Kesiapan finansial ini biasanya berkaitan erat dengan "Pekerjaan" seseorang dan sebuah "Penghasilan" yang didapatkan.

Dari data yang diperoleh dari 32 responden laki-laki serta 68 responden perempuan, didapati dengan usia rata-rata dibawah usia 20 Tahun dengan tingkat Pendidikan terakhir yaitu Sekolah Menengah Kejuruan. Profesi yang digeluti beragam seperti Karyawan Swasta, Wiraswasta sampai Freelance, yang memiliki penghasilan minimal 125.000-9.000.000 rupiah setiap bulannya.

Dengan persentase 41% responden memiliki gaji diatas upah Minimum Provinsi atau setara Rp 1.750.000,00 dan sisanya dibawah UMP. Namun sebanyak 93% ternyata tidak mempermasalahkan terkait gaji ataupun jabatan dari setiap pasangannya asalkan tetap menjadi istri/suami nya yang sah. Dengan catatan, mereka saling memahami bahwa gaji suami nya seberapa, dan mereka memiliki cara untuk tetap bertahan dengan mengelola keuangan yang ada.

Data yang di dapatkan dari hasil wawancara kepada anak Sekolah Menengah Kejuruan baik yang dibawah usia 20 Tahun ataupun diatas 20 Tahun mengelola nya dengan cara membagi pengeluaran dengan bijak, sebanyak 68% responden membuat catatan segala pengeluaran setiap harinya serta menyisihkan sebgaian uang gaji nya untuk langsung ditabung di bank ataupun dimasukkan ke dalam celengan khusus.

Sehingga dari penelitian tersebut didapati kesimpulan bahwa kesiapan menikah seseorang dengan jenjang Sekolah Menengah Kejuruan tidak dipengaruhi dengan sebuah pekerjaan dan penghasilan yang didapati oleh pasangannya. Sehingga kesiapan lebih kepada ilmu pengetahuan mengenai pernikahan dan kesiapan mental untuk menghadapi kondisi dan situasinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun