Mohon tunggu...
Fiksiana

Resensi Novel Amelia, Serial Anak-Anak Mamak Karya Tere Liye

27 Oktober 2015   09:58 Diperbarui: 4 April 2017   18:30 6274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah kejadian itu, hubungan Amelia dan kak Eli menjadi lebih baik. Kak Eli yang sebentar lagi akan mengikuti Ujian Nasional, harus fokus belajarnya. Maka selama itu, Amelia yang menggantikan tugas-tugas kak Eli di rumah. Amelia tidak keberatan, karena mengetahui bahwa kak Eli menyayanginya.

Keteguhan Amelia benar-benar diuji ketika ia harus merubah temannya Chuk Norris. Norris ini adalah anak yang sangat nakal. Menurut cerita, hal ini terjadi karena ia tak pernah mendapatlkan kasih saying seorang ibu, atau lebih tepatnya ia membenci ibunya. Kata Ayah Norris, ibunya pergi ke kota meninggalkan mereka.

Amelia sedikit demi sedikit mendekati Norris, mengajaknya berteman, dan mengerjakan PR bersama. Walaupun Amelia selalu ditolak Norris, tapi dia tidak pernah menyerah. Hingga lambat laun, hati Norris luluh. Ia mulai menerima Amel sebagai temannya. Bahkan mereka menjadi sahabat karib ketika Norris mengetahui bahwa ibunya tidak pergi meninggalkannya. Ibunya dirawat di kota karena sakit. Kebencian dihatinya pun memudar.

Amelia adalah anak yang kuat, bahkan ketika rapat tetua kampung di rumahnya ia memberanikan diri untuk melontarkan pendapat. Ia berpendapat bahwa tanaman kopi di kampung mereka tidak bagus, ia berniat mengganti seluruh tanaman kopi dengan bibit kopi yang ia temukan di hutan. Walaupun pada awalnya diragukan, akhirnya penduduk kampung menyetujui penggantian tanaman kopi. Amel yang ditugaskan untuk menyemai bibitnya di belakang sekolah.

Setelah semaian bibit kopi siap, rapat besar kampung diadakan dengan agenda persetujuan menggunakan kas kampung untuk biaya pembibitan tanaman kopi. Selain itu untuk membeli lahan tidak produktif milik salah satu warga, sebagai lahan percobaan. Rapat itu berlangsung alot, ketika ada beberapa orang yang tidak setuju penggunaan kas kampung. Tetapi setelah nek Kiba (guru mengaji di kampung) menasehati mereka, akhirnya mereka setuju.

Sebenarnya kisah Amelia berakhir di rapat besar itu, tetapi untuk menghindari kekecewaan pembaca karena endingnya tidak jelas, Tere Liye menjelaskan dalam Epilog. Proyek penggantian tanaman kopi yang direncanakan Amelia ternyata gagal total. Ketika polybag berisi dua ribu tanaman kopi sudah dipindahkan ke lahan percobaan, beberapa hari kemudian terjadi banjir bandang yang menenggelamkan tanaman kopi, juga mengakibatkan rencana besar Amelia gagal total.Amelia sangat sedih dengan hal itu, tetapi ia tidak menyerah dan melanjutkan sekolah ke kota, kemudian menyusul kak Pukat ke Belanda meneruskan sekolah, dan mendapat gelar doktor dari dua bidang sekaligus. Satu gelar dari bidang pedagogi dan yang lain dari bidang pertanian kultur jaringan.

Amelia kembali ke kampung dan menjadi guru di SD nya dulu. Menjadi guru adalah cita-citanya yang ia inginkan sejak awal. Ia terkesan melihat guru terbaik di desanya yaitu Pak Bin dan Nek Kiba. Selain itu, Amelia pun bersiap melanjutkan usahanya yang sempat gagal dulu, dengan kekuatan penuh yang ia miliki sekarang.

    b. Keunggulan

  1. Mengajarkan pada para pembaca bahwa segala sesuatu harus dilakukan dengan kerja keras dan perlu disertai dengan doa.
  2. Melalui kata-kata yang sederhana, namun Tere Liye mampu menggugah emosi para pembaca sehingga seperti merasakannya langsung.
  3. Alur cerita yang tidak mudah ditebak, sehingga membuat pembaca semakin penasaran untuk terus membacanya.
  4. Alur cerita novel ini disusun sangat rapi. Walaupun alurnya maju mundur, tetapi Tere Liye bisa mengemasnya dengan sangat baik.

   c. Kelemahan

Kadang ditemukan tokoh yang tidak dijelaskan bagaimana ceritanya dan hanya di tuliskan *lihat dinovel Pukat, jadi pembaca harus membeli ketiga buku lainnya.

    d. Rumusan Kerangka Buku

  1. Si Tukang Ngatur-Ngatur
  2. Aku Tidak Mau Jadi Anak Bungsu
  3. Sekolah Diliburkan Mendadak
  4. Memetik Jamur
  5. Perasaan Bersalah
  6. Hukuman Bapak
  7. Panggil Aku”Eli”
  8. Mendikte Buku IPA
  9. Membantu Teman
  10. Percakapan Sore Hari
  11. Balajar Mengarang
  12. Belajar Bersama
  13. Masa Lalu Norris
  14. Pasar Kalangan
  15. Ujian Lisan Peta Dunia
  16. Lima Kuntum Bunga Matahari
  17. Panen Ladang Kopi
  18. Rencana-Rencana Bapak
  19. Survei dari Kota
  20. Doa-Doa Terbaik
  21. Melarikan Diri
  22. Melepas Kak Eli Pergi
  23. Palajaran Mencangkok
  24. Petualangan ke Tanah Malaka
  25. Kasih Sayang Mamak
  26. Pohon Raksasa
  27. Pertemuan Tetua Kampung
  28. Rencana-Rencana Besar
  29. Kultur Jaringan
  30. Gunjing Tetangga
  31. Berkeliling Kampung
  32. Cita-Cita Kau Apa?
  33. Pertemuan Besar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun