Mohon tunggu...
Mahaji Noesa
Mahaji Noesa Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah tergabung dalam news room sejumlah penerbitan media di kota Makassar

DEMOs. Rakyat yang bebas dan merdeka

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Penobatan Raja Gowa ke-37 di Hotel Horison Makassar

30 Mei 2016   01:12 Diperbarui: 30 Mei 2016   01:33 553
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Raja Gowa ke-37 I Maddusila Daeng Mannyonri Karaeng katangka Sultan Alauddin II saat akan memasuki hotel Horison kota Makassar/Ft: Mahaji Noesa

Diawali dengan mengumandangkan lagu Indonesia Raya disusul pembacaan ayat suci al Quran. Prosesi penobatan Raja Gowa ke-37 I Maddusila Daeng Mannyonri Karaeng Katangka Sultan Alauddin II dilakukan Minggu (29/5/2016) di hotel Horison, kota Makassar.

Sedianya, menurut Ketua Panitia Penyelenggara, H Baso Mahmud, prosesi penobatan Raja Gowa ke-37 tersebut akan dilakukan di Ballalompoa, istana Kerajaan Gowa di kota Sungguminasa, ibukota kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. ‘’Akan tetapi Tuhan berkendak lain sehingga acara penobatan dilakukan di hotel Horison,’’ katanya.

Raja Gowa I Maddusila saat melantik Dewan Adat Kerajaan Gowa/Ft: Mahaji Noesa
Raja Gowa I Maddusila saat melantik Dewan Adat Kerajaan Gowa/Ft: Mahaji Noesa
Hingga jelang hari H penobatan Raja Gowa ke-37, pemerintah Kabupaten Gowa tidak memberikan ijin penggunaan Istana Ballalompoa dijadikan sebagai lokasi pelantikan dengan alasan tempat tersebut sedang digunakan acara Bintek (Bimbingan Teknis) bagi Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) kabupaten Gowa.

Namun demikian, menurut Raja Gowa ke-37, I Maddusila bergelar Sultan Alauddin II, keabsahan pelantikan seorang Raja Gowa harus dilakukan dengan mengenakan sejumlah pusaka Kerajaan Gowa turun temurun, seperti dilakukan dalam prosesi penobatan Raja-raja Gowa sebelumnya. Yaitu mengenakan Solokoa, mahkota Raja Gowa yang terbuat dari emas seberat 2,5 kg, keris, pedang sundana, dan gelang asli kerajaan. Semua regalia atau benda-benda kerajaan tersebut selama ini disimpan di Istana ‘Ballalompoa’ Kerajaan Gowa.

Penobatan Raja Gowa ke 37 dihadiri puluhan raja dari kerajaan dan kesultanan se-Nusantara/Ft: Mahaji Noesa
Penobatan Raja Gowa ke 37 dihadiri puluhan raja dari kerajaan dan kesultanan se-Nusantara/Ft: Mahaji Noesa
‘’Alhamdulillah, Sabtu (28/5/2016-red) sore, atas pertolongan Tuhan, saya bersama sejumlah Pemangku Adat dan Dewan Adat Kerajaan Gowa berhasil masuk ke Istana Ballalompoa melakukan prosesi pelantikan dan mengenakan benda-benda adat kerajaan tersebut, dan keluar dengan aman dari halaman Ballalompoa tanpa diketahui ratusan petugas Satpol PP yang berjaga di tempat tersebut,’’ jelas I Maddusila.

Foto-foto prosesi pelantikan I Maddusila sebagai Raja Gowa ke-37 mengenakan benda-benda adat kerajaan di Istana Ballalompoa tersebut, ditampilkan melalui  screen layar lebar kepada hadirin, termasuk puluhan raja-raja dari kerajaan serta kesultanan se-Nusantara maupun raja-raja dan permaisuri kerajaan-kerajaan di Sulawesi Selatan yang hadir dalam acara Penobatan Raja Gowa ke-37 yang dilaksanakan Minggu (29/5/2016) di hotel Horison, kota Makassar.

Potret Raja Gowa I Maddusila memakai mahkota Salokoa Kerajaan Gowa yang terbuat dari emas 2,5 kg/Ft: Mahaji Noesa
Potret Raja Gowa I Maddusila memakai mahkota Salokoa Kerajaan Gowa yang terbuat dari emas 2,5 kg/Ft: Mahaji Noesa
Penobatan Raja Gowa di hotel Horison tersebut, acara intinya Raja Gowa ke-37, IMaddusila Daeng Mannyonri Karaeng Katangka Sultan Alauddin II, melantik Pemangku Adat Kerajaan Gowa terdiri atas Dewan Adat sebagai pengurus harian, dan Pemangku Adat yang dipimpin oleh raja atau Sombayya ri Gowa.

‘’Kehadiran Dewan Adat ini dimaksudkan untuk membantu pemerintah  menegakkan dan melestarikan nilai-nilai positif tradisi, adat dan budaya dalam rangka memperkokoh persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Justeru kami merasa prihatin tidak diijinkan Pemerintah Daerah Kabupaten Gowa melakukan kegiatan di Istana Ballalompoa Kerajaan Gowa. Istana ini kan dibangun oleh Raja Gowa. Kami yang memegang kunci-kunci tempat penyimpanan benda-benda kerajaan di dalamnya. Kami pun sudah dapat ijin dari pihak museum yang ada di kawasan tersebut, tapi tidak toh tidak diperkenankan melakukan penobatan raja di tempat tersebut. Jadi kepada para undangan kami mohon maaf jika lokasi upacara harus dilakukan di hotel horison ini,’’ jelas  I Maddusila dalam rangkaian sambutannya.

Karangan bunga ucapan selamat dari Wakil Gubernur Sulsel/Ft: Mahaji Noesa
Karangan bunga ucapan selamat dari Wakil Gubernur Sulsel/Ft: Mahaji Noesa
Beberapa saat sebelum penobatan Raja Gowa ke-37, pihak Pemangku Adat Kerajaan Gowa melakukan protes keras terhadap rencana Pemerintah Kabupaten Gowa untuk membuat Peraturan Daerah (Perda) tentang Lembaga Adat Daerah (LAD) yang salah satu diktumnya akan menetapkan setiap mereka yang terpilih sebagai bupati di kabupaten Gowa juga ditetapkan sebagai Raja Gowa.

‘’Mewakili raja-raja dari kerajaan dan kesultanan se-Nusantara, kami menyatakan penobatan I Maddusila sebagai Raja Gowa ke-37 adalah sah. Kami bangga kepada Gowa sebagai Kerajaan Adat Gowa bagian dari NKRI yang dapat menjunjung tinggi keberadaban dan kesantunan. Menghindari konflik dan benturan, tawaddu dan berakhlak, menunjukkan contoh yang baik yang patut diteladani oleh kalangan kerajaan dan kesultanan se-Nusantara. Kita tidak inginkan ada permusuhan tapi menginginkan persahabatan yang panjang. Secara politis masa kerajaan telah selesai saat dinyatakan Kemerdekaan RI, tapi pelestarian tradisi, adat dan budaya harus terus jalan untuk dilestarikan sebagai perekat kesatuan dan kesetiaan kepada NKRI,’’ papar Raja Lampung, Brigjen Pol H Edwar Syah, ketika memberikan sambutan mewakili utusan kerajaan dan kesultanan se-Nusantara.

Raja Lampung memberi sambutan mewakili utusan kerajaan dan kesultanan se-Nusantara pada penobatan Raja Gowa ke 37/Ft: Mahaji Noesa
Raja Lampung memberi sambutan mewakili utusan kerajaan dan kesultanan se-Nusantara pada penobatan Raja Gowa ke 37/Ft: Mahaji Noesa
Penobatan Raja Gowa ke-37, menurut  Baso Mahmud, dikandung maksud mengembalikan lagi struktur kerajaan Gowa yang pernah ada, untuk kerja sama pemerintah daerah, semata dalam rangka melestarikan dan mengembangkan tradisi, adat dan budaya khususnya di kabupaten Gowa dalam rangkauntuk lebih memperkuat persatuan dan kesatuan NKRI.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun