Mohon tunggu...
Mahaji Noesa
Mahaji Noesa Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah tergabung dalam news room sejumlah penerbitan media di kota Makassar

DEMOs. Rakyat yang bebas dan merdeka

Selanjutnya

Tutup

Humor

Mulai Sekarang Berhentilah Menghujat Wakil Rakyat

24 Februari 2012   09:41 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:14 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1330076357540968913

[caption id="attachment_163144" align="alignright" width="360" caption="Ilustrasi/Sumber:google/kertaskosong12.blogspot.com"][/caption]

Sambil menikmati suguhan Es Kelapa Muda, tiga orang pemuda P,Q,R terlibat diskusi siang hari di bawah sebuah tenda K-5 depan Benteng Ujungpandang.

Salah satu topik menarik yang jadi pokok bahasan mengenai banyaknya beras impor yang masuk ke gudang-gudang milik Bulog belakangan ini di sejumlah daerah di Indonesia.

Herannya, menurut P, beras-beras impor tersebut di antaranya banyak yang digudangkan di daerah-daerah yang selama ini di sebut-sebut sebagai ‘lumbung pangan’ Indonesia.

‘’Termasuk puluhan ribu ton beras impor dari Thailand yang digudangkan di wilayah Sulawesi Selatan sebagai daerah surplus beras sampai 2 juta ton setahun,’’ paparnya.

Herannya, timpal Q, kedatangan beras impor tersebut masuk ke gudang Bulog Sulawesi Selatan saat daerah ini akan memasuki masa panen padi yang diperkirakan sudah akan dimulai dalam bulan Maret 2012.

‘’Saya baru baca berita koran, produksi beras Sulawesi Selatan tahun 2011 lalu mencapai 2,9 juta ton. Artinya, daerah ini masih tetap memiliki surplus beras sampai 2 juta ton karena untuk kebutuhan konsumsi daerah hanya sekitar 850 ribu ton setahun. Jadi, masuknya beras impor mengisi gudang Bulog di Sulawesi Selatan yang direncanakan sampai 50.000 ton selama tahun 2012, sebenarnya patut dipertanyakan khususnya oleh para wakil rakyat sebagai pihak legislatif,’’ katanya.

‘’Ya…ya…yaaa…wakil rakyat yang membidangi khususnya masalah pertanian tanaman pangan memang patut mempertanyakan adanya kebijakan impor beras oleh pihak Bulog tersebut, terutama yang ditempatkan di daerah surplus beras,’’ sambung R.

Lagi pula, sebutnya, masuknya beras impor ke Indonesia mulai awal tahun 2012 ini asalnya dari berbagai Negara. ‘’Jika beras impor yang masuk di Sulawesi Selatan disebut-sebut berasal dari Negara Thailand, maka dalam waktu yang hampir bersamaan dikabarkan puluhan ribu ton beras impor asal Negara Filipina juga mengisi sejumlah gudang milik Bulog di beberapa provinsi di wilayah Indonesia Timur. Bahkan, di belahan barat Indonesia dikabarkan sejumlah gudang milik Bulog diisipuluhan ribu ton beras impor asal India,’’ kata R.

Dalam diskusi lepas antara P, Q, dan R senada mempertanyakan kebijakan impor beras ke Indonesia yang dinilai tidak transparan. Mereka menyebut selama ini tidak pernah ada angka pasti berapa besar hasil produksi beras Indonesia setiap tahun. Seberapa besar kekurangan sehingga diperlukan impor beras untuk memenuhi konsumsi beras masyarakat Indonesia setiap tahunnya.

Dalam perbincangan ketiga pemuda ini pun sepakat menyatakan tidak transparannya kebijakan impor beras ke Indonesia selama ini, lantaran pihak wakil rakyat kurang peduli dengan masalah ini. Padahal, sebut mereka, dalam kebijakan impor beras seperti itu bukan tidak mungkin terjadi nilai beli beras impor dengan harga 2 sampai 3 kali lebih besar dibandingkan harga patokan pembelian pemerintah terhadap beras milik petani di Indonesia.

Namun P menyatakan, saat ini amat susah mengharapkan wakil rakyat untuk mengontrol kebijakan-kebijakan yang memanfaatkan penggunaan uang Negara secara benar. Alasannya, wakil rakyat di tingkat pusat saja sudah ada sekitar 40 orang yang justru terbukti melakukan korupsi terhadap pelaksanaan proyek-proyek atau kebijakan yang mengalokasikan banyak uang Negara,’’ katanya.

‘’Lantas, bagaimana seharusnya rakyat menyikapi wakil-wakinya tersebut agar benar-benar dapat bekerja dengan baik untuk kepentingan kemajuan pembangunan bangsa dan peningkatan kesejahteraan hidup rakyat,’’ tanya Q.

‘’Stop. Berhentilah menghujat para wakil rakyat kita. Sebagai wakil rakyat mereka selama ini sudah bekerja benar-benar sebagai wakil rakyat. Saya kira semua rakyat Indonesia bisa menjadi saksi dan merasakannya,’’ kata R.

Ucapan tersebut spontan membuat dahi P dan Q berkerut. ‘’Apanya yang baik, apanya yang benar,’’ timpal P yang dikoor oleh Q.

Dengan tenang R kemudian menjawab. ‘’Saya katakan mereka benar-benar sudah melaksanakan tugasnya sebagai wakil rakyat, karena tuntutan rakyat yang mau kaya mereka sudah wakili. Rakyat mau mobil mewah mereka sudah wakili. Rakyat mau rumah mewah mereka pun sudah mewakili. Rakyat mau gaji gede juga sudah diwakili. Termasuk jika rakyat mau tempat kerja yang mewah mereka sudah wakili. Jalan-jalan ke berbagai Negara mereka pun sudah mewakili. Jadi semua keinginan rakyat yang baik-baik sudah terwakili oleh para wakil rakyat, mereka sudah bekerja dengan baik untuk itu semua. Jadi mulai saat ini berhentilah untuk menghujat wakil-wakil yang dipilih langsung oleh rakyat,’’ tutur R kemudian cengenges dan disambut tawa bahakan P dan Q. Hahahaaa…….

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun