Mohon tunggu...
Mahaji Noesa
Mahaji Noesa Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah tergabung dalam news room sejumlah penerbitan media di kota Makassar

DEMOs. Rakyat yang bebas dan merdeka

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Klinik 'Cik Man' Operasi Tanpa Bius Tanpa Jahitan di Selangor

12 Maret 2011   09:29 Diperbarui: 4 April 2017   16:37 150265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_95730" align="aligncenter" width="640" caption="Klinik Cik Man di Selangor setiap hari sejak subuh ramai didatangi pasien/Ft: patrarinadewi.multiply.com "][/caption]

Cerita mengenai Klinik 'Cik Man' yang dapat melakukan operasi tanpa diawali pembiusan, tanpa proses pejahitan, serta pasien tak merasa sakit dapat langsung pulang setelah operasi, kini mulai menyebar di kalangan masyarakat Provinsi Sulawesi Selatan. Banyak warga pesakitan asal Sulsel sudah melakukan proses pengobatan atau melakukan konsultasi ke klinik yang terletak di Negara Bagian Selangor, Malaysia. Beberapa warga yang sudah pernah berhubungan dengan klinik yang bernama Pusat Tradisional & Komplimentari Islam yang terletak di No.15-15A Jl Anngerik Dorotis BB 31/BB, Seksyen 31 Kota Kemuning 40460 Shah Alam Selangor Darul Ehsan, Malaysia tersebut, menggambarkan bahwa setiap hari klinik ini selalu dipadati kunjungan pasien. Bahkan banyak yang datang untuk mendaftarkan pemeriksaan di klinik ini sejak subuh hari. Mereka berdatangan tak hanya dari kawasan Malaysia, tapi juga dari berbagai daerah di Indonesia. Bahkan ada yang datang dari Singapura, Cina, India, dan dari berbagai negara di Timur Tengah. ''Bahkan ketika saya membawa keluarga ke klinik tersebut, minggu lalu, terlihat ada beberapa warga berkebangsaan Eropa yang datang untuk berkonsultasi dengan Cik Man,'' jelas Andi Lepu Duppa Jaya, asal Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Menurutnya, Cik Man adalah nama penggilan akrab pemilik yang sekaligus merupakan ahli yang dipanggil sebagai 'dokter' satu-satunya di klinik yang mirip dengan tempat pengobatan alternatif di Indonesia. Klinik ini dibuka mulai pukul 7.30 pagi hingga pukul 16.30 sore hari setiap hari Senin hingga Kamis. Sepanjang hari Senin - Kamis, dibatasi untuk menerima hanya 30 orang pasien yang akan melakukan konsultasi terhadap penyakit yang dideritanya. Membatasi juga hanya sebanyak 30 pasien yang akan menjalani operasi atau pengobatan lanjutan. [caption id="attachment_94685" align="alignright" width="335" caption="CIK MAN/Ft:patrarinadewi.multiply.com"]

1299921319143667309
1299921319143667309
[/caption] Klinik di Selangor ini, melayani pemeriksaan berbagai jenis penyakit. Kecuali untuk pemeriksaan 'Tensi,' Cik Man tak menggunakan peralatan bantuan untuk melakukan pemeriksaan diagnose terhadap pasiennya. Caranya, hanya dengan memegang pergelangan tangan untuk mengetahui penyakit pasien hingga menentukan cara penanganannya, apakah hanya dilakukan dengan pemberian obat atau dilakukan operasi. Bagi yang penyakitnya kronis harus dioperasi, biasanya diberi jedah minimal seminggu untuk kembali melakukan operasi di klinik tersebut. Tapi bagi yang penyakitnya parah, seringkali saat setelah konsultasi langsung dilakukan operasi yang tidak memakan waktu lama. Ketika saya di sana, cerita Epu - panggilan akrab Andi Lepu Duppa Jaya, ada seorang yang lumpuh tak dapat berjalan lantaran terjadi penyempitan pembuluh darah di bagian pinggulnya. Pasien ini langsung dioperasi, hanya dalam beberapa saat langsung bisa jalan untuk pulang. Demikian pula seorang pasien yang dioperasi di bagian atas alis matanya lantaran pandangan matanya yang kabur tak mampu melihat dalam jarak pandang lebih dari dua meter, langsung pulang mengaku pandangannya sudah dapat melihat jauh secara terang dan jelas. Menariknya, katanya, pasien yang menjalani operasi, termasuk yang berkaitan dengan penyakit kanker, batu ginjal, penyakit jantung, dan lain-lain penyakit bagian dalam perut, dilakukan tidak diawali dengan proses pembiusan, bekas operasi tidak dijahit, dan tidak menjalani rawat inap langsung bisa pulang. Dari penuturan sejumlah orang yang telah menjalani operasi, termasuk pembersihan pangkreas, bekas sesetan operasi hanya ditutup dengan semacam selotip atau plester obat, dan beberapa saat kemudian bekas operasi mengering. Selesai menjalani operasi, si pasien pun tidak diberi obat kecuali yang ingin membeli obat-obat herbal yang berhubungan dengan pemeliharaan kebugaran tubuh yang dijual oleh istri 'Cik Man' di klinik tersebut. Saat ini setiap hari praktik, banyak warga Negara Indonesia dari berbagai provinsi yang sengaja datang untuk menjalani pengobatan dan operasi di Klinik Cak Man di Selangor, terutama tak pernah sepi dari warga Indonesia yang berasal dari berbagai provinsi di Pulau Sumatera. Hari Jumat dan Sabtu diperuntukkan khusus bagi pasien yang menjalani pemeriksanaan atau pengobatan ulang. Minggu (Ahad), klinik ini ditutup tidak menerima pasien. Selain proses penanganan pengobatan serta operasi yang tak bertele-tele tapi efektif, pertimbangan murahnya biaya juga membuat banyak orang Indonesia memercayakan proses penyembuhan penyakitnya di klinik 'Cik Man' di Selangor, Malaysia tersebut. Untuk operasi seperti kanker payudara, misalnya. Biayanya hanya sekitar 4.000 Ringgit Malaysia atau sekitar Rp 12 juta. Operasi semacam ini jika dilakukan di rumah sakit di Indonesia, biayanya 3 kali hingga 4 kali lebih besar dibanding di klinik 'Cik Man' yang menggunakan pengobatan model supranatural tersebut. Sedangkan untuk operasi-operasi ringan tarifnya hanya sekitar 500-an Ringgit Malaysia. Untuk tarif sekali check up atau konsultasi hanya puluhan ringgit. Pasien yang melakukan pemeriksaan kedua di klinik ini biayanya pun diberlakukan khusus lebih rendah, dan bahkan yang ke tiga kalinya gratis. Untuk kelancaran urusan akomodasi, transportasi dan pendaftaran pasien terutama yang berasal dari luar negeri, dianjurkan sebelumnya untuk berkoordinasi menghubungi Klinik 'Cik Man' yang terletak sekitar 15 hingga 20 menit perjalanan dari Kota Kuala Lumpur tersebut melalui Tel. 03-5121 0098 atau Fax 03-5122 0366 atau H/P 010 -434 6493. Pasien yang berobat di klinik ini diwanti-wanti untuk tidak berbohong dalam berdialog atau ketika dilakukan diagnose oleh Cik Man yang memiliki kemampuan lebih, mengetahui hal-hal yang disembunyikan pasien. Juga dipesankan untuk mematuhi pantangan-pantangan makanan yang dianjurkan harus dihindari oleh si pasien setelah menjalani pengobatan atau operasi. Sejumlah warga Indonesia yang sudah menjalani kesembuhan penyakit setelah melakukan operasi di Klinik 'Cik Man' ini menceriterakan, bahwa mereka antara lain dianjurkan mengonsumsi pati ikan Lele (heruan) guna membantu percepatan penyembuhan luka dalam. Ikan Lele disebut dengan nama 'Bale Janggo' oleh orang-orang Bugis di Sulawesi Selatan. Pemilik klinik berijin No.Syarikat: 883701-T yang sekaligus adalah 'dokter' ahlinya, Cik Man, disebut-sebut banyak orang moyangnya berasal dari Jawa Timur. Nah, lu !

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun