Mohon tunggu...
Mahaji Noesa
Mahaji Noesa Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah tergabung dalam news room sejumlah penerbitan media di kota Makassar

DEMOs. Rakyat yang bebas dan merdeka

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ketika Remaja Bebas Berciuman, Birahi, dan Ngeseks

11 Juni 2012   12:44 Diperbarui: 4 April 2017   17:23 6364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13394183461991588319

[caption id="attachment_182131" align="aligncenter" width="538" caption="Suasana romantis malam hari di tanggul barat Danau Tanjung Bunga Makassar/Ft: Mahaji Noesa"][/caption]

Remaja putra-putri di Kota Makassar kini juga tampak sudah mulai bergeliat mengikuti tren kehidupan kota metropolitan. Mereka sudah banyak tidak lagi merasa risih untuk berpelukan, dan bahkan berciuman di ruang-ruang terbuka yang ramai dilintasi warga.

Adat masa lalu di Kota Makassar yang pernah menabukan lelaki dan perempuan berduaan atau saling berpegangan tangan sebelum resmi menikah sebagai pasangan suami isteri, kini sudah bukan hal yang ditakuti. Sudah menjadi barang langka hunusan badik pusaka dari warga maupun lembaga adat memburu pasangan muda-mudi bukan suami isteri yang sekalipun ditemukan jalan berduaan, seperti masa lalu di Makassar dan sekitarnya.

Adat seperti itu sudah mulai tercemplung masuk dalam lembar catatan kenangan lama. Remaja yang saling berpelukan dan berciuman di tempat-tempat terbuka, kini sudah menjadi pemandangan mudah ditemukan di berbagai sudut Kota Makassar saat ini.

Pesisir utara dan barat Danau Tanjung Bunga yang berhimpit dengan Mall GTC Tanjung Bunga, merupakan salah satu lokasi tempat terbuka dimana setiap hari dapat disaksikan pasangan remaja muda-mudi tak lagi takut untuk saling berpelukan dan berciuman.

Pemandangan seperti itu dapat disaksikan jelang senja hingga malam hari di trotoar Jl. Metro Tanjung Bunga. -- pesisir barat Danau Tanjung Bunga. Tanggul sepanjang sekitar 400-an meter di lokasi tersebut yang diperindah dengan tanaman Kelapa Sawit dililiti lampu-lampu hias aneka warna ini, pada saat udara cerah tak berhujan setiap sore hingga malam hari selalu dipadati dengan pasangan remaja muda-mudi. Mereka sengaja datang dari berbagai penjuru kota ke tempat ini, selain duduk berihimpit saling berpelukan, juga banyak pasangan terlihat saling merangkul dan berciuman.

Pasangan remaja muda-mudi di lokasi tersebut bukan hanya cuek dengan pasangan remaja lainnya yang ada disekitarnya yang juga melakukan aksi peluk-cium, tapi berada di lokasi ini mereka seolah tak peduli dengan sorot pandang orang yang ramai lalu lalang diJl. Metro Tanjung Bunga.

Lebih parah lagi, lokasi di pesisir utara Danau Tanjung Bunga. Di lokasi sepanjang hampir 1 km yang berbatasan langsung dengan Jl. Danau Tanjung Bunga itu justru hampir setiap hari, mulai pagi hingga sore hari tak pernah sepi dari pemandangan pasangan remaja muda-mudi (umumnya menggunakan sepeda motor) melakuan aksi peluk hingga berciuman. Pasangan-pasangan yang memadu cinta kasih tersebut cuek disaksikan oleh orang-orang yang setiap saat ramai melintas di jalanan sekitarnya.

Aksi peluk-cium antara pasangan remaja di Kota Makassar, bahkan bukan rahasia umum justru seringkali terlihat juga sudah dilakukan di hadapan orang tua mereka. ‘’Biasa, anak muda sekarang gayanya beda dengan remaja tempo dulu,’’ komentar seorang ibu di suatu kompleks perumahan, sesaat setelah menyaksikan remaja putrinya merangkul erat sang cowokpacarnya dari boncengan sepeda motor.

Menurut Ustadz Darwis dari Panciro, Gowa, membiarkan pasangan remaja melakukan aksi peluk-pelukan, apalagi sampai bebas untuk berciuman dengan pacarnya, sama saja dengan memberikan kelonggaran untuk kemudian mereka melakukan hubungan seks sebelum nikah.

‘’Peluk dan cium yang dilakukan oleh pasangan remaja muda-mudi jelas akan menimbulkan birahi seks di antara keduanya. Apalagi remaja-remaja di era keterbukaan informasi melalui dunia maya sekarang, beda dengan remaja tempo dulu. Remaja-remaja sekarang, khususnya di kalangan perkotaan sejak dini hampir semua sudah tahu nikmatnya ngeseks melalui situs-situs porno yang ada di jaringan internet. Bahkan mereka sejak dini juga sudah banyak yang tahu bagaimana melakukan seks bukan suami isteri yang aman tanpa menimbulkan kehamilan,’’ katanya.

Justru si ustadz menyatakan, saat sekarang pembinaan remaja amat ditentukan oleh pengawasan serta peran orang tua dalam keluarga agar mereka tidak terjerumus ke hal-hal yang dapat merusak moral dan keimanannya.

Penjelasan ustadz tersebut mengingatkan dialog bebas dari dua orang siswa Sekolah Dasar yang baru melaksanakan ujian nasional beberapa waktu lalu di sebuah Warnet di Kota Makassar. Mereka tampak tak canggung dengan orang sekeliling menyebut-nyebut sejumlah alamat situs porno yang bebas diakses. ‘’Kalau vidionya harus dilakukan pembayaran untuk dapat dibuka, tapi untuk gambar-gambarnya bebas dilihat,’’ kata salah seorang murdi SD tersebut.

Saya pun kemudian tercengang, setelah di tempat terpisah mencoba untuk membuktikan dengan membuka beberapa dari alamat yang disebutkan, ternyata memang menampilkan layanan video porno yang dapat diakses serta gambar-gambar porno yang syur.

Dalam dialog dengan sejumlah pemancing di Muara Sungai Jeneberang – sekitar 2 km arah selatan Danau Tanjung Bunga Kota Makassar menyatakan, selama ini setiap hari tidak sedikit pasangan remaja putra-putri datang berpasangan, umumnya menggunakan kendaraan sepeda motor ke lokasitempat rekreasi pantai yang ada di sekitar lokasi tersebut.

Mereka, katanya, datang ada yang mengenakan seragam sekolah putih biru, putih abu-abu, dan kostum khas dari sejumlah perguruan tinggi di Kota Makassar. Mereka datang bukannya untuk berenang di pantai, tapi umumnya langsung masuk lapak tempat-tempat peristrahatan yang banyak dipersewakan di lokasi tersebut.

‘’Entah apa yang mereka lakukan di dalam gubuk (lapak-pen) tertutup tersebut. Biasanya setelah dua sampai tiga jam, mereka lalu keluar gubuk dan pergi meninggalkan lokasi,’’ jelas Amri (42 th) yang mengaku sudah sekitar setahun memilih lokasi pantai di sekitar lapak-lapak peristrahatan tersebut sebagai tempat mancing.

Di sejumlah tempat rekreasi pantai di sepanjang Kawasan Tanjung Bunga Kota Makassar, terdapat banyak lapak-lapak tertutup yang dipersewakan dengan tarif antara Rp 30.000 hingga Rp 50.000 sehari. Para pemilik lapak umumnya menjamin keamanan bagi para penyewa yang masuk lapak, termasuk parkir kendaraan, serta tanpa mau memusingi apakah penyewanya bukan pasangan suami isteri.

‘’Pelukan dan ciuman antara pasangan remaja muda-mudi dipastikan dapat menimbulkan birahi untuk ngeseks,’’ kata ustadz Darwis.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun