Mohon tunggu...
Mohamad AB
Mohamad AB Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan

Menulis untuk bertutur kata...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Save Our Wordl With Eco Print ,Inovasi Batik Ala KKN STISA

3 Oktober 2022   09:23 Diperbarui: 10 November 2022   08:36 594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kreasi Batik Ala Mahasiswa KKN STIKes Ibnu Sina Ajibarang  (Dokpri)

Bumi adalah tempat kita tinggal, tempat kita hidup dengan menghirup oksigen, meminum air yang sudah tersedia di dalam tanah, membangun tempat tinggal untuk kita bernaung di atas tanah ini. Bumi sangat baik kepada kita karena telah menyediakan segala hal  yang kita butuhkan untuk meneruskan hidup. Kita sebagai manusia bukannya berterima kasih kepada bumi, tetapi kita malah menyakitinya, mencemari bumi, membuat bumi rusak dengan penebangan liar, pembukaan lahan secara besar - besaran tanpa reboisasi.

 Sebagai manusia kita harus bertanggung jawab dengan apa yang kita perbuat. Hal yang bisa kita lakukan adalah melestarikan lingkungan. Kelestarian lingkungan dan alam sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup di bumi, manusia sebagai khalifah di muka bumi wajib menjaga kelestariannya. Salah satu yang bisa kita lakukan adalah memanfaatkan bahan alam yang ada di sekitar kita secukupnya seperti Ecoprint.

Ecoprint adalah salah satu teknik pewarnaan tekstil kontemporer yang ditemukan pada abad 20. Teknik pewarnaan ini menggunakan bahan-bahan alami seperti bunga, batang, daun dan akar yang tidak menghasilkan limbah berbahaya bagi lingkungan. Untuk mendukung tumbuhnya dunia pendidikan dan dunia industri tekstil, sehingga dapat menambah ilmu untuk menunjang kegiatan yang berkaitan dengan pendidikan dan industri, dengan tetap memperhatikan sisi ekologis. Eco-print ini memiliki nilai tambah karena motifnya yang indah dan beragam karena pencetakan pola produk ini menggunakan tanaman seperti daun, batang, bunga.

Antusiasme pemuda Gunung Lurah  mempraktekkan  hail pelatihan ( dokpri) 
Antusiasme pemuda Gunung Lurah  mempraktekkan  hail pelatihan ( dokpri) 

Produk ini sangat ramah lingkungan karena menggunakan bahan-bahan alami. Dengan produk ini kami berharap dapat mengurangi limbah tekstil yang sangat meresahkan masyarakat. Memang, produk ini akan memperluas khasanah batik Indonesia. Ekonomis, produk ini bisa dibilang tidak terlalu mahal seperti batik tulis, karena bahan untuk membuat batik ecoprint menggunakan bahan alami yang memanfaatkan tanaman yang ada di sekitar kita. Produk ini dijual belikan dalam bentuk kaos, gaun, tas, dompet dan rok wanita.

Penggunaan produk ini juga dapat mencakup semua jenis kelamin. Kami sebagai Mahasiswa STIKES IBNU SINA AJIBARANG yang sedang melakukan KKN di Desa Gununglurah Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas melihat  potensi kekayaan alam yang ada di Desa Gununglurah. Kami melihat banyaknya tanaman yang memiliki bentuk yang sangat beragam di sana, terinspirasi untuk mengadakan program kerja yang sesuai dengan salah satu bidang kerja kami yaitu ekonomi kreatif ingin membuat batik Ecoprint sekaligus memperkenalkan apa itu batik Ecoprint kepada masyarakat di Desa Gununglurah,kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas Jawa Tengah.

Kami mahasiswa KKN STIKES IBNU SINA AJIBARANG di bantu oleh pemuda dan pemudi di Desa Gununglurah dari RW 06 ingin menjelaskan bagaimana cara membuat batik ecoprint sebagai pelaksanaan kegiatan program KKN  di desa kami. Batik ecoprint memiliki banyak teknik dalam pembuatannya yaitu teknik fermentasi daun, teknik steaming atau dikukus, dan teknik pounding atau dipukul.

Teknik menghancurkan terdiri dari menghancurkan daun atau bunga dengan palu pada kain. Teknik tamping ini seperti mencetak desain daun pada kain. Palu dipukul pada bilah yang telah diletakkan di atas kain berlapis plastik untuk mengekstrak pigmen warna. Teknik sadap dimulai dari tepi daun kemudian mengikuti alur-alur tangkai daun. Tanaman yang digunakan adalah tanaman yang memiliki kepekaan tinggi terhadap panas, karena ini merupakan faktor penting dalam ekstraksi pigmen warna, contoh daun yang kami gunakan adalah daun pepaya, daun singkong, daun kenikir. Menurut kami Teknik Pounding adalah teknik yang paling cocok, mudah, dan membutuhkan bahan yang sangat mudah dalam pembuatannya, sehingga memudahkan kami untuk mengajarkan dan mengenalkan tentang batik dengan teknik ecoprinting. Bahan - bahan yang diperlukan adalah kain belacu warna putih (potong sesuai selera atau kebutuhan), palu kayu (karena tidak ada palu kayu, kami menggunakan palu biasa namun diberi alas papan kayu agar tidak merusak lantai), daun (daun pepaya, daun singkong, daun kenikir, tanaman paku, dan banyak daun yang memiliki bentuk dan warna unik), plastik (untuk menjaga warna daun), tawas (untuk mempertahankan warna pada kain).

Salah satu pemuda bertanya "Apa tujuan kalian mengajarkan teknik ecoprint?" . Kami pun menjawab "Selain untuk memenuhi program kerja kami di Bidang Ekonomi Kreatif, alasan lain kami ingin mengajarkan ecoprinting karena teknik membuat batik menggunakan teknik ecoprinting sangat efisien dan ekonomis dalam pembuatannya. Selain itu kami juga ingin mengajak para pemuda dan pemudi di Desa Gununglurah untuk melestarikan alam dan menjaga alam dari kontaminasi bahan - bahan kimia yang berbahaya bagi tanah dan air yang kita gunakan sehari - hari, dengan cara memanfaatkan tanaman yang ada di sekitar kita

secukupnya." "Lalu bagaimana cara mempertahankan warna pada kain? Secara warna pada kain ini adalah pewarna alami yang di peroleh dari tanaman langsung" tanya pemuda ke 2. "Untuk  mempertahankan warna kain kita bisa menggunakan tawas dengan cara, larutkan tawas secukupnya ke dalam air yang ada di dalam ember, lalu rendam kain sekitar 1 jam kemudian keringkan. Apabila ingin mendapat hasil yang maksimal rendam kain yang sudah di proses menggunakan air tawas selama semalam, kemudian keringkan. Larutan tawas yang digunakan untuk proses fiksasi dan mordanting yang merupakan finishing dalam pembuatan batik eco print, bisa dikatakan jika tahap ini sangat menentukan kualitas warna yang menempel pada kain. Proses mordanting menjadi tahapan akhir untuk memperkuat/ mempertegas warna pada kain sehingga menghasilkan kerataan dan ketajaman warna yang baik. Selain itu, mordanting juga berperan untuk fiksasi warna yaitu warna motif kain akan bertahan lama (tidak mudah memudar)."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun