Mohon tunggu...
Mohamad AB
Mohamad AB Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan

Menulis untuk bertutur kata...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Fenomena Sholat Idul Fitri di Rumah, Saat Darurat Pandemi Covid-19

25 Mei 2020   09:14 Diperbarui: 25 Mei 2020   22:15 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sholat Id di rumah,yang  darurat dan fenomenal

 

Dahsyatnya Pandemi Covid-19 telah berpengaruh bagi segala aspek kehidupan secara global. Dunia kini sedang dirundung malang,dengan mengejalanya Covid-19 yang belum berkesudahan. Telah merusak struktur,sendi  kehidupan,bukan hanya dunia medis, kedokteran  namun ,sosial,ekonomi ,pendidikan dll. Termasuk kehidupan beragama di tanah air ini. Hal ini telah menciptakan kedaruratan, di segala  aspek kehidupan, multidimensional. Termasuk kehidupan beragama,harus mengikuti protokol kesehatan yang diatur oleh WHO,dengan melakukan,lockdown, PSBB, sosial distancing,physical distancing dll. Pertanyaan yang sering mengemuka  kenapa kita  dilarang solat  berjamaah  dimasa pandemic ini? Kenapa kita harus tetap tinggal di rumah saja? Bahkan bekerjapun  harus di rumah atau Work From Home.

  Saking begitu kritisnya Prf.Dr.Quraish Shihab meminta warga muslim  jangan  memaksakan diri salat berjamaah di masjid di tengah wabah Covid-19. Salat berjamaah Tarawih di masjid pun bahkan bisa mendekati haram karena berpotensi tertular maupun menularkan penyakit. Alasannya karena kita dalam masa darurat,sehingga harus lebih  berhati hati.

Lebaran Idul Fitri tahun ini ,barangkali  yang pertama dalam sejarah  di negeri ini,yang diliputi rasa keprihatinan yang mendalam sehubungan dengan menjalarnya epidemic covid-19 . Masa sulit seperti ini mestinya harus disikapi dengan sikap  keprihatian yang mendalam,dengan lebih mendekatkan diri kepada sang Khalik.

 Selanjutnya pada situasi genting seperti ini saat pandemic Covid-19  global ini dimana teknologi maju masih terasa kedodoran,kita saksikan berbagai Negara maju yang yang memiliki teknologi maju, kesulitan mengatasinya.

 Lalu kepada siapa kita bergantung jika kita merasa kecemasan sperti ini? Tentu sebagai umat yang beriman  kita harus kembali kepada Alloh  Robbul  Jalil. 

 Masyarakat dunia tengah diuji dengan kehadiran wabah korona, menjadikan beberapa negara melakukan  kebijakan lockdown atau larangan keluar dan masuk suatu kawasan demi mengurangi proses penularan wabah.Untuk mendukungnya menerapkan  upaya yang bisa memperlambat laju persebaran penyakit menular adalah dengan cara menerapkan anjuran social distancing. Berikut adalah 5 langkah yang dilakukan Nabi demi mencegah perkembangan jumlah orang dengan suspect pandemi ; 1.Menghindar, 2.Tenggang rasa , 3.Tawakal , 4.Bersabar, 5.Optimistis.

Menyoal keunikan anjuran sholat Id di rumah yang di anjurkan MUI dan Pemerintah, kini banyak  memberikan dampak positif  bagi kalangan tertentu,terutama bagi kesiapan estafet generasi kedepan para khatib di masjid di masing –masing sekitar tempat tinggal. 

Dengan kebijakan larangan  jaga jarak, Social distancing ,physical  distancing, maka dengan masjid ditutup tidak menyelenggarakan ibadah sholat Id maka, manfaat positifnya  semua kepala rumah tangga  laki-laki  setidaknya yang harus  mampu menjadi imam atau menjadi khatib sholat Id sendiri di rumahnya masing –masing.

Dengan kata lain,jika boleh dikatakan berkat pandemic  corona ,telah memunculkan semangat beragama yang tinggi,memunculkan para khatib dan imam dadakan di rumah masing –masing. Positifnya  akan memunculkan bakat dan kemampuan potensial  yang selama  ini terpendam. Setidaknya suasana darurat pandemic akan menumbuhkan ghirah ummat lebih bersemangat. Meskipun banyak keunikan yang kita lihat di sana sini ,misalnya ada rumah yang hanya 4 orang jama’ahnya ,kepala rumah tangga  bertugas sebagai khatib  dan sekaligus imam. Sementara  perlengkapan  yang ada digunakan , misalnya podium  atau mimbar khutbah  sebagai pendukung cukup seadanya hanya berupa meja yang dibalik, belum lagi  persyaratan khatib yang mestinya harus sesuai SOP , misalnya  penguasaan, ilmu Tajwid,kemampuan  BTQ  diatas rata dll.  namun  dari fenomena yang ada,kondisi ideal ini  sulit dipenuhi selama masa pandemi seperti ini,alasannya adalah darurat.  Sangat aneh namun itulah yang berlaku di masa darurat pandemic  seperti dalam contoh  berikut Pelaksanaan sholat Id di rumah yang seadanya, dengan bekal  ilmu tajwid  yang  seadanya..memprihatinkan..semoga corona cepat berlalu.. https : //youtu.be/3UCeudFxcDk    ( Gung*)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun