demokrasi tingkat desa digelar secara serentak  se kabupaten Banyumas. " Dari 257 desa yang akan Pilkades Serentak, ada beberapa desa yang calonnya masih satu keluarga. Untuk jumlahnya kami belum tahu, karena ketika mendaftar hanya nama saja tidak melampirkan KK (kartu keluarga), tetapi memang ada sekitar lima persen," kata Kepala Bagian Tata Pemerintahan Setda Banyumas, Djoko Setiono  seperti yang dilansir detik.com (22/7/2019).
Hari Selasa  23 Juli 2019 kemarin , pestaBeberapa keunikan pada perhelatan desa ini bisa kita lihat,misalnya  seperti di Desa Pandak, Kecamatan Baturraden,desa Ajibarang wetan  kedua  desa tersebut  calonnya adalah ayah dan anak.Sementara  di Desa  Ajibarang kulon , Desa Pliken dan Desa Purwodadi (Kecamatan Kembaran), Desa Kalisube (Kecamatan Banyumas), Desa Karangkedawung (Kecamatan Sokaraja) calonnya adalah suami-istri dan yang uniknya  seperti  di desa  Ajibarang kulon serta di desa-desa  lain tersebut, calonnya memang hanya dua dan ada beberapa di antara calon  salah satunya desa Ajibarang kulon  tersebut merupakan incumbent,baik calonnya adalah incumbent dan lawannya  adalah istrinya.
Menurut  Djoko , fenomena persaingan keluarga dalam pilkades disebut  menarik namun juga secara aspek normatif tidak menjadi masalah, karena tidak ada larangan adanya calon yang memiliki hubungan darah atau perkawinan.Jika ditinjau segi hukum, dalam Peraturan Bupati Banyumas Nomor 64 Tahun 2017 hanya menyebutkan pilkades bisa terselenggara jika diikuti dengan minimal dua orang dan maksimal lima orang.Lebih jauh "Dalam pilkades memang harus ada pesaingnya, tidak seperti sebelumnya di mana ada calon yang melawan kotak kosong," katanya.
Fenomena  lain yang bisa dinikmati, Perhelatan akbar  suksesi kepemimpinan  tingkat desa  sangat nampak santun dan tertib sangat mengindonesia banget. Seperti sedang memberikan contoh bahwa inilah demokrasi yang sebenarnya yang perlu ditampilkan oleh para  elit politik di pusat. Sehingga hingar bingar demokrasi akan tampak santun  dinikmati publik  yang jauh dari  kegaduhan  yang tidak perlu.
Jika kita melihat  di lapangan  indikasi  kompetisi,percaturan politik  sangat tidak tampak,karena yang terlihat adalah  kondisi  tertib  adem ayem  yang  ada di arena pilkades, semoga ini bukti  meningkatnya kesadaran berpolitik di desa yang makin  dewasa. Bahkan pemandangan di lapangan sangat  kontras,jauh dari suasana kompetisi. Beberapa desa  gelaran plkades ini justru diselipkan acara doorprize yang sangat  menarik bagi warga masyarakat,karena disamping berpartisipasi dalam pilkades sebagai pemilih juga berhak mendapat kontraprestasi berupa undian berhadiah yang dibagikan secara cuma cuma kepada semua pemilih.
Lain desa lain pula hadiahnya, Sebagai upaya menarik minat masyarakat agar mencoblos dan memberikan hak suara, beberapa desa bahkan memberikan sejumlah doorprize atau hadiah menarik yang berbeda beda.
Seperti halnya yang terjadi di Desa Banteran, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas.Uniknya ada sejumlah kambing, barang-barang lain seperti motor, dan sepeda menjadi hadiah bagi warga yang beruntung.Bukti acara ini merakyat karena  pembagian doorprize ini  betul betul gratis, syaratnya hanyalah satu, yaitu datang ke TPS dan mencoblos.