Mohon tunggu...
Mohamad AB
Mohamad AB Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan

Menulis untuk bertutur kata...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Cara Mudah Mendorong Ekonomi Kreatif Desa Model SMK Manusa

1 Desember 2018   06:18 Diperbarui: 2 Desember 2018   11:42 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelatihan Sablon,Desa Karangbawang(dokpri)

 

Barangkali  suatu keberanian  yang besar,jika SMK ikut bertranformasi menjadi pionir pemberdayaan masyarakat desa dengan mengadopsi kearifan lokal  yang  sangat strategis  yang sudah dilakukan sekolah ini. Dalam kamus perdesaan,bagi sekolah ini Implementasi Ekonomi kreatif,tidak harus yang muluk muluk dengan program yang melangit,namun  perlu diawali dari yang paling sederhana dan membumi. 

Salah satunya yang dianggap mudah di tingkat desa yang sekaligus  menjadi  program pemberdayaan masyarakat mampu mengatasi pengangguran serta mendorong ekonomi dengan melalui program ekonomi kreatif dalam skala paling sederhana berupa Pelatihan Sablon di desa.

sumber foto : Dokpri
sumber foto : Dokpri
Bagaimanapun  teknologi sablon hakikatnya masih menjadi ruh produk  kemasan ,fashion  dll. Sehingga menjadi penting untuk dikuasi oleh para penggerak ekonomi desa. Maka upaya paling strategis jika pemuda desa mampu menjadi pelaku utama penguasaan teknologi ini. Seperti yang presiden harapkan agar  uang di pedesaan bisa  tetap berputar  ekonomis dan mensejahterakan lewat dana desa ini.

Seperti yang telah dilakukan oleh SMK Manusa (Ma'arif NU 1 Ajibarang )  tanggal 26 s/d 30 November 2018 yang dilakukan di SMK Ma'arif NU 1 Ajibarang.Pelaksanaan pelatihan sablon ini bekerjasama dengan Pemdes Karangbawang yang diikuti oleh pemuda desa Karangbawang dan didanai oleh APBDes .

Dalam 10 langkah revilatisasi  SMK disebutkan SMK sebagai penggerak ekonomi lokal , seperti yang tercantum dalam buku Revitalisasi SMK .Sehingga sinkronisasi , konsistensi Revitalisasi SMK dalam program kemendes mememerlukan  kekreativitasan. Bagaimana  agar peran  SMK seperti yang  diinginkan  presiden bisa terlaksana? Ini sebuah PR besar.

Bagi sekolah ini,mencoba melakukan cara yang sederhana  yang mudah diterima  masyarakat  desa di sekitarnya seperti yang sudah berjalan ini. Pelatihan ini dibuka oleh Camat Ajibarang  yang dihadiri oleh Kepala Desa Karangbawang,Kepala Sekolah SMK Manusa yang diwakili WKS Humas Akhamad Subkhi,S.Kom sera WKS WMM,Agus Suroso,S.E ,S.Kom ,MT serta Ka Unit Litbang YPP ,M.Agung,B,S.E .

Sebuah tantatangan besar jika meyelenggarakan pelatihan sablon dalam waktu singkat bagi peserta yang  belum berpengalaman sebelumnya. Maka bagaimana  mengkemas pelatihan sablon ini menarik  untuk diikuti dan mampu mencapai target bukan hal yang mudah . Namun berkat kegigihan peserta dalam mengikuti akhirnya pelaksanaan ini berjalan tuntas  yang diikuti 8 orang . Dengan pencapaian target setiap peserta  mampu mengerjakan afdruk  ke  screeen serta menyablon pada media  kain,kertas  serta plastik kemasan.

Sebagai tindak lanjut dari pelatihan ini,diharapkan akan mampu terwadahi potensi ketrampilan sablon dari pelatihan ini dan bersinergi dengan BUMDes setempat dan bersinergi menjadi ekonomi bisnis perdesaan yang nyata.

Dari beberapa kesan peserta menyatakan pelatihan ini,sangat bermanfaat bagi masyarakat,bahkan mengharapkan agar kegiatan ini bisa terus berjalan berkelanjutan.

Seiring  majunya pola pikir masyarakat,sekolah eklusif  laksana menara gading akan semakin dilupakan  masyarakat. Karena masyarakat  sedang menuntut  peran yang nyata  bagi kemajuan daerahnya, agar sekolah  bersikap inklusif menjadi menara air.Konsep ini ,telah menginspirasi  banyak perubahan yang dinamis.Diantaranya menjadikan sekolah sebagai sumber ilmu bagi pencerdasan masyarakat sekitarnya.Banyak segi positif yang diperoleh dengan era baru ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun