Mohon tunggu...
Mohamad AB
Mohamad AB Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan

Menulis untuk bertutur kata...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Quovadis Kemenangan Ahok-Jarot

10 Maret 2017   00:20 Diperbarui: 10 Maret 2017   18:00 625
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Membicarakan prospektus ke depan kemenangan  Ahok adalah sangat prinsip,supaya demokrasi terbebas dari unsur bahaya sara. Hal ini untuk menguji sejauh mana kedewasaan bangsa dalam kemandirian berdemokrasi,yang terbebas dari segala ancaman bahaya sara yang kini menyelimuti dinamika pilkad DKI.

Setelah kekalahan pasangan Agus-Sylvi pada putaran pertama pilkada DKI  seiring mencairnya hubungan SBY – Jokowi akankah peta politik menjadi berubah? Ini butuh pengkajian mendalam. Akankah eks masa pendukung AHY bisa disalurkan ke pasangan Ahok- Jarot ? ini perlu dikaji juga kemungkinannya ,karena berbagai kepentingan politik pasti akan ikut bermain dan mewarnainya.

Namun jika secara politik ini akan melahirkan kolaborasi dengan munculnya poros baru AHY –Ahok  yang secara otomatis  akan memenangkan Ahok,ini tentu bukan hal yang mustahil karena dalam khasanah politik tidak ada musuh yang abadi meskipun sebelumnya saling memusuhi. Bahkan sangat terlihat pada masa persidangan kasus Ahok,juga terlontar oleh Ahok yang memfonis SBY mendalangi penerbitan fatwa MUI tentang kasus penodaan agama yang menjerat Ahok.Namun seiring waktu berjalan,kekalahan AHY sudah menjadi jawaban apa yang dikhawatirkan Ahok tidak terbukti. Kini dengan realita ini akankah kenduri pertemuan Ahok VS SBY pada saat menghadri resepsi pernikahan kemarin dan berujung dengan pertemuan Jokowi – SBY ini menghasilkan keputusan besar? Ini perlu kajian, jawabanya semua kemungkinan bisa terjadi.

Namun yang lebih penting akan dibawa kemanakah jika memang takdirnya Ahok harus menang Pilkada DKI ini? Kita tidak bisa mendahului ketentuan Tuhan,namun yang bisa kita prediksi,jika suara AHY benar benar bisa dialihkan dan bisa bermanfaat untuk mendulang suara dan efektif untuk mendrongkrak kemenangan Ahok,tentu siapa yang akan mengingkari kenyataan ini.

Sekarang persoalannya,akan dibawa kemana kemenangan Ahok jika,selama ini yang dipikirkan oleh tim pemenangan Ahok hanya sampai masalah upaya pencapaian target pemenangan saja. Sementara yang akan  menjadi beban pemikiran partai pengusung adalah jika hasil kemenangan ini tidak menjadi berkah yang bisa menyelamatkan Ahok dari ancaman sangsi hukuman dari kasus yang sedang menjeratnya di pengadilan sekarang ini.Ini tentu harus menjadi PR besar bagi pengusung Ahok.

Mampukah dengan segala daya rekasaya politik  bisa mempengaruhi kedaulatan hakim dan supremasi hukum sehingga Ahok bisa terbebaskan dari ancaman hukuman pidana yang sedang berproses ini? Karena rakyat sudah semakin cerdas,sehingga akan menjadi tantangan serius bagi proses penegakan hukum di Indonesia. Namun yang kita harapkan ialah ,kemenangan hukum ada pada Ahok sehingga segala kemungkinan buruk akan menyelamatkan suksesi Gubernur DKI menjadi tidak deadloack....

Selanjutnya jika kenyataan yang terjadi kemenangan Ahok betul-betul menjadi kenyataan sementara Ahok tidak bisa terselamatkan dari jeratan hukum pidana yang menimpanya  sampai ditakdirkan Ahok mendapat keputusan pahit harus menerima sangsi pidana hukuman 4 tahun penjara misalnya lalu kemenangan yang diperoleh tentu akan hanya dinikmati oleh Jarot sebagai wakilnya yang berhak untuk meneruskan estafet kepemimpinanya selaku pemenang pilkada yang sah,demokratis.

Pertanyaannya apakah opsi ini yang akan berlaku,jika itu terjadi . Namun seiring waktu  kini kasus Ahok yang sudah merepotkan semua pihak dan mengahabiskan energi bangsa ini akan dibuat lebih menguras kembali? Karena dari embrionya kini sudah mengemuka menyusul kasus baru yang menjerat Ahok yakni tentang penghinaan agama ,dengan memperolok olok surat al maidah 51 untuk  wifi dan  paswords “kafir” yang kini sudah dilaporkan ke kepolisian,yang juga akan menambah beban partai pengusung karena disinyalir akan menyeret Jarot ,yang disinyalir ikut mentertawakan,gurauan hinaan ini.

Permasalahannya  bagai mana jika ini terus berlangsung dan berproses hukum,yang berakibat membawa sangsi hukuman lebih berat lagi bagi Ahok dan sekaligus menjerat Jarot. Sementara jika opsi tadi Jarot akan diposisikan meneruskan kemenangan pilkada jika Ahok sampai terkena sangsi pidana,namun jika Jarot juga ikut terseret kasus ini,lalu siapakah yang akan meneruskan kemenangan Ahok Jarot ini yang menjadi simbol demokrasi pilkada DKI  ini? Lalu apakahyang perlu dipikirkan oleh tim pengusung?  Quo vadis kemenangan Ahok – Jarot adalah PR kita, PR demokrasi ke depan....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun