Mohon tunggu...
Maghfira Sabrina
Maghfira Sabrina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halo... selamat berkunjung!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengatasi Golput dengan Pendidikan Demokrasi

4 Juni 2021   21:50 Diperbarui: 28 November 2022   23:50 58679
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi pemilu. (Foto: KOMPAS/JUMARTO YULIANUS)

Golongan putih atau sering juga disebut dengan Golput sering kali kita dengar dalam praktik demokrasi di Indonesia. Golput sendiri merupakan istilah politik yang muncul pada saat pemerintahan orde baru. 

Golput berawal dari aksi protes mahasiswa sebagai gerakan untuk tidak terlibat dalam pemilihan umum yang di selenggarakan pada masa itu. 

Walaupun Golput ramai pada saaat era orde baru namun pada kenyataannya praktik golput lebih banyak terjadi pada era reformasi bahkan angka golput semakin meningkat pada setiap pemilihan selanjutnya.

Banyak faktor yang menyebabkan masyarakat melakukan golput antara lain:

1. Masyarakat tidak percaya terhadap politik baik partai maupun calon pemimpin yang akan bersaing dalam pemilu, biasanya masyarakat merasa kecewa terhadap kepemimpinan yang ada dan tidak ada kandidat yang sesuai menurut hati nurani masayarakat.

2. Masyarakat kurang sosialisasi sehingga tidak mengetahui informasi mengenai pemilihan umum yang diselenggarakan.

3. Adanya stigma bahwa siapapun yang menang dan menjadi pemimpin tidak akan merubah kehidupannya sehingga warga merasa tidak perlu menyalurkan suaranya.

4. Faktor lain dapat dikarenakan oleh adanya faktor teknis seperti terjadi kesalahan sehingga warga tidak terdaftar, terjadi berbagai halangan seperti sakit dan kejadian lainnya.

Meskipun tidaklah mudah, Golput bisa diatasi dan ditekan dengan berbagai cara antara lain, melakukan komunikasi dengan masyarakat yang dapat dilakukan melalui sosialisasi dengan membahas mengenai pentingnya menyumbangkan suara di saat pemilu berlangsung, sosialisasi juga sebaiknya dilakukan secara intens. 

Perlunya langkah dari partai politik untuk benar-benar memilih calon pemimpin yang berintegritas, kredibel, dan memiliki kualitas dan kapasitas sesuai harapan masyarakat. Salain itu cara mengatsi golput juga dapat dilakukan melalui pendidikan demokrasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun