Mari kita berkenalan dengan Anak Autis (Autisme), biasanya Anak yang mengidap autis akan tampak berbeda jika di bandingkan dengan orang pada umumnya. Namun masih banyak orang yang tidak memahami tentang autisme, Jadi apa sih sebenarnya autisme itu? Artikel ini akan membahas khusus tentang Autisme.
Sebelum kita bahas tentang Autisme lebih dalam, kita akan membahas Anak berkebutuhan khusus (ABK) terlebih dahulu, ABK merupakan anak yang memerlukan penanganan  khusus baik dari lingkungan, dan keluarga. Sebuah perhatian dari orang sekitarnya sangat penting untuk tumbuh kembang mereka agar lebih baik. ABK tergolong individu yang istimewa.
Anak Berkebutuhan Khusus atau biasa disingkat (ABK) merupakan individu yang memiliki karakteristik yang berbeda dari individu lain yang dipandang normal oleh masyarakat. Bisa dikatakan anak berkebutuhan khusus menunjukkan karakteristik fisik, intelektual, dan emosional yang lebih rendah atau lebih tinggi dari anak normal lainnya. Kekhususan yang mereka miliki menjadikan ABK memerlukan Pendidikan dan layanan khusus untuk mengoptimalkan potensi dalam diri mereka dengan sempurna. Anak berkebutuhan khusus memiliki keterbatasan disalah satu beberapa kemampuannya, baik secara fisik ataupun psikologis.
Perlu kita ketahui bahwa Autis termasuk Anak berkebutuhan Khusus (ABK) yang mana Autis merupakan gangguan perkembangan neurobiologis yang sangat komplek dalam kehidupan yang meliputi gangguan pada aspek interaksi sosial, komunikasi dan bahasa, dan perilaku serta gangguan emosi dan persepsi sensori bahkan pada aspek motoriknya. Gejala autis muncul pada usia sebelum 3 tahun (Yuwono, 2012).
Jadi anak yang mengalami autisme memiliki gangguan dan masalah dalam berinteraksi dengan orang lain, kadang terlihat sangat linglung, terkucil, terasing, tidak mau melakukan kontak mata dengan orang lain, tidak mau bermain bersama teman-temannya, dan melakukan gerakan-gerakan secara terus menerus dan berlebihan. Akibatnya, anak autis sulit belajar berinteraksi dan berkomunikasi dengan lingkungan sekitar, yang menyebabkan mereka seolah-olah hidup dalam dunianya sendiri.
Menurut Childhood Autism Rating Scale (CARS), autis dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu (Mujiyanti, 2011):
1) Autis Ringan.
Pada kondisi ini anak autisme masih menunjukkan adanya kontak mata walaupun tidak berlangsung lama. Anak autisme ini dapat memberikan sedikit respon ketika dipanggil namanya, menunjukkan ekspresi-ekspresi muka, dan dalam berkomunikasi dua arah meskipun terjadinya hanya sesekali.
2) Autis Sedang.
Pada kondisi ini anak autisme masih menunjukkan sedikit kontak mata namun tidak memberikan respon ketika namanya dipanggil. Tindakan agresif atau hiperaktif, menyakiti diri sendiri, acuh, dan gangguan motorik yang stereopik cenderung agak sulit untuk dikendalikan tetapi masih bisa dikendalikan.
3) Autis Berat.