Mohon tunggu...
Afi Magfiroh
Afi Magfiroh Mohon Tunggu... Mahasiswi -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Anak Rantau Pejuang Mimpi

2 November 2017   22:11 Diperbarui: 2 November 2017   22:20 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Anak rantau yang jauh dari pangkuan ayah dan ibu, sejak SMA saya sudah jauh dari mereka dikarenakan untuk menuntut ilmu terlatih dari dulu bahwa perasaan seorang anak yang jauh dari kedua orang tua memanglah sangat perih tetapi disitulah saya dapat memetik pelajaran bahwa saya disitu terlatih untuk hidup mandiri tanpa campur tangan dari kedua orang tua, tetapi bahwasanya biaya hidup saya masih dibiayai oleh kedua orang tua, kedua orang tua saya bertanggung jawab penuh atas hidup saya, terkadang di setiap waktu sunyi dan udara yang hening saya merenungi semua itu terlintas dibenak fikir saya "kapan saya bisa membahagiakan kedua orang tuadengan jerih payah saya sendiri". 

Hingga larut malam bayangan kedua orang tua saya masih terus terlintas. Disisi lain saya terfikir oleh beban anak tunggal yang berada di punggung saya jika bukan saya yang merawat dan membiayai hidup kedua orang tua saya nanti siapa yang lagi..? di umur yang sudah menua beliau berdua masih banting tulang demi membiayai saya untuk kuliah, mereka menunggu kesuksesan saya dan mereka menanti saya di gerbang kebahagiaan. 

Setiap langkah dan hembusan nafas saya, saya peruntukan untuk kedua orang tua saya terutama ibu yang telah rela menaruhkan nyawanya demi melahirkan saya di Dunia ini, saya hanya manisia biasa yang juga mempunyai hawa nafsu terkadang jika saya mempunyai rasa malas maka kedua orang tua saya yang menjadi pembangkit semangat saya. 

Di masyarakat nanti saya akan dituntut untuk menjadi panutan karena basic saya juga dari pondok pesantren, saat ini saya lagi berjihad dalam artian menuntut ilmu di jalan Allah yang nati ketika sudah kembali ke masyarakat akan di harapkan.

 Hidup pahit manis sudah pernah kucoba dan  kuyakin Allah pasti akan selalu membimbingku untuk menjadi hamba yang terbaik, mimpi kedua orang tuaku adalah mimpi yang semaksimal mungkin akan kuperjuangkan dan sebisa mungkin akan kuraih, meskipun saat ini aku jauh dari mereka namun mereka tak akan pernah jauh dari hatiku. Setiap doaku selalu kusebut namanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun