Mohon tunggu...
Afi Magfiroh
Afi Magfiroh Mohon Tunggu... Mahasiswi -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pacaran Tidak Selamanya Indah

30 Oktober 2017   23:41 Diperbarui: 31 Oktober 2017   00:13 886
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dalam  setiap kehidupan  pasti  ada  saat dimana kita ingin  merasakan  mencintai  dan dicintai . Keinginan tersebut bukanlah  hal  yang  aneh  kita rasakan ,  karena hakikatnya keinginan  itu  ialah  hal yang manusiawi  karena  kita ini  mahluk sosial. Seperti fenomena pada anak-anak masa kini , untuk menunjukkan eksistensi mereka dalam hal mencintai , mereka sering menyatakkan cinta kepada lawan jenisnya , dengan kata-kata  itu  mereka berharap ada balasan perasaan yang diberikan oleh si lawan jenisnya itu . Bila lawan jenis nya itu membalas dan sama-sama mencintai , terkadang  mereka  merasa  sama,  senasib , seperjuangan dengan balutan  sebuah  ikatan  yang dinamakan pacaran .

Pacaran  ini apabila dilakukan hanya sekedar  memang untuk mencintai orang yang mungkin hanya sementara  kita sayangi , dilakukan dengan cara-cara yang baik,  yang tidak melanggar norma, baik agama maupun norma yang ada dalam  masyarakat. Bisa saja hal ini membuat dua orang  yang  berpacaran  itu  akan  menjadi  lebih baik, akan bersemangat dan akan timbul perasaan  menyayangi bukan  hanya ke pacarnya saja ,  tapi  ke semua orang .

Naah  sedangkan  jika ada  orang  yang  berpacaran ,  kemudian  mereka merasa bahwa setelah  saya  menyatakkan cinta dan  si  lawan jenis juga merasa bahwa dirinya telah dicintai dengan sepenuhnya , serta merasa bahwa mereka berhak dan bebas melakukan apa saja karena telah  sama-sama  mencintai dan menyayangi ,  inilah hal yang bisa membuat hancur kedua pasangan itu . Hancur yang dimaksud disini sangat banyak ,  mungkin bisa hancur hubungan baiknya dengan teman-temannya, bisa hancur  hubungan dia dengan keluarganya , bisa hancur  hubungan dia dengan orang-orang di sekelilingnya dan  yang  paling parah  dia bisa hancur  hubungan dengan Tuhan-Nya. 

Berpacaran dengan gaya seperti diatas , yang sudah rela memberikan segalanya  itu  bukan  tidak  mungkin akan  membuahkan kesengsaraan . Mungkin di pihak laki-laki akan memberikan apa saja baik itu harta, waktu dan perhatian  kepada  si  perempuan . Saat  sang  lelaki masih  memiliki uang untuk membahagiakan pacarnya , oke-oke saja , tapi apabila si  lelaki sudah tidak punya uang ? Namun ia masih tetap ingin memberikan  hadiah-hadiah  kesukaan si wanita ? Bisa saja hal terburuk akan dilakukan .

Begitu juga di pihak perempuan , dengan seringnya ia diberikan perhatian , diberikan hadiah kesukaan , diajak makan di tempat kesukaannya . Bukan hal tak mungkin si wanita ini pun akan  melakukan  hal  yang  sama  kepada  si  lelaki nya . Bahkan mungkin  ia akan memberikan  kehormatannya . 

Bagaimana bila kehormatan  sudah diberikan  kepada orang yang  belum  sah  menjadi  apa-apa dalam  hidupnya ? Siapa yang  paling  pertama  menderita ? tentu diri si perempuan  itu  sendiri. Berpacaran dengan  cara yang  kedua  ini  sangatlah buruk,  tidaklah berbuah apa-apa . Dan  mungkin  hanya akan  ada satu positif dari  sekian banyak hal negatif  yang  didapat,  yaitu  positif  hamilnya.  Jika  sudah  hamil  mungkin pernikahan tanpa rencana dianggap jalan terbaik,  pernikahan tanpa rencana dianggap sebagai  pertobatan dan  menyelamatkan wajah  keluarga di  masyarakat.  

Namun  hal  itu  mungkin  hanya akan  membantu di dunia , tidak sampai di akhirat.  Pernikahan  bukanlah  suatu  hal pertobatan,  atas perzinahan  yang dilakukan sebelum adanya  ikatan  yang  sah . Dosa itu akan  ada  sampai  ia melakukan  pertobatan  kepada  Allah SWT .

Sungguh berpacaran  itu  tidak ada manfaatnya  sama sekali , walaupun  kita  melakukannya dengan  hal-hal  yang baik ,  tetap saja  itu  tidak diajarkan dalam  agama  Islam ,  Islam  tidak mengenal  istilah berpacaran ,  karena Islam  tau  banyak  Mudharat yang dihasilkan dari berpacaran . Sebisa mungkin bila kita memang  mencintai  seseorang ,  kita simpan dulu saja , kita minta kepada Tuhan Yang  Maha  Membolak-Balikkan Hati agar kita dipertemukan  kelak dalam  ikatan  suci  oleh  orang  yang  kita  sayangi . Hal itu akan  lebih  baik dan  menenangkan  dan  berujung  kebahagiaan  selamanya , dunia dan akhirat .

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun