Mohon tunggu...
Magdalena Suster
Magdalena Suster Mohon Tunggu... Lainnya - Belajar merangkai kata

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Garam dan Hidup yang Memberi Rasa Lezat

5 Februari 2023   13:54 Diperbarui: 5 Februari 2023   14:00 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pribadi

Setiap rumah pasti ada garam di dapurnya atau dimeja makan. Namun, apabila ada rumah tatapi tidak ada orang ada maka ada kemungkinan kalau di dalam umah tersebut tidak akan ditemukan yang namanya garam. Sebab garam tidak diperlukan di tempat yang tidak ada orang. Garam hanya ada di dalam rumah yang ada orang. Garam itu memiliki nilai jual yang biasa saja tetapi kegunaan dari garam itu sangat besar. Garam itu dapat mengawetkan makan agar tidak busuk. Garam juga dapat menjadi obat selain itu garam membuat makanan menjadi enak dan lezat dan lain sebagainya kegunaan garam. Garam memberi cita rasa yang tiada duanya.

Semua orang mengenal yang namanya gara bahkan anak-anak kecil mengenal garam. anak-anak mengenal garam melalui rasa yang ada didalmnya. Garam itu sangat besar pengaruhnya untuk membuat masakan menjadi enak, nikmat atau lezat. Makanan tanpa garam tidak memiliki nilai atau rasanya akan hambar. Apabila makanan yang disajikan tidak ada garam maka rasanya hambar dan orang pasti tidak akan mencicipin makanan yang disajikan itu. Makanan yang disajaikan sekalipun menarik dan bahanya mahal tapi tidak akan dimakan. 

Orang-orang akan tinggalkan dan orang-orang tidak akan memilih untuk dimakanan. Akan tetapi mekanan yang diberi garam dan dihidangkan walaupun itu hanya daun singkong atau daun kelor akan menjadi rebutan karena rasa enak dan nikmatnya. Oleh karena itu garam sangat penting ada di rumah karena garam sangat besar pengaruhnya untuk kelezatan makanan. 

Garam itu sangat penting untuk kelezatan makan akan tetapi apabila garam diberikan dimasakan terlalu banyak maka makanan itu tidak akan dimakanan karena keasingan dan dapat mendatangkan bahaya. Makanan yang diberi garam terlalu banyak akan terbuang dengan sia-sia makanan yang disajikan. Garam juga dapat membuat orang sakit apabila garam terlalu banyak dikonsumsi. Oleh karena itu, garam hendaknya digunakan sesuai dengan kebutuhan.

Orang-orang sering kali mengatakan kepada sesamnya untuk menjadi garam. Orang mengatakan kepada sesamanya hendaknya kamu menjadi garam yang memberi kelezatan dalam hidup sendiri maupun dalam hidup bersama. Kamu hendaknya menjadi garam yang membuat hidup berarti. Garam yang membuat hubungan, cinta atau relasi awet. 

Garam yang mendatangkan sukacita dan kebahagiaan bagi setiap orang yang dijumpai. Oleh karena itu, agar bisa menjadi garam yang bermanfaat atau garam yang berguna, garam yang memberi sukacita, kegembiraan dan garam yang mengawetkan perlu belajar dari pembuat garam tersebut. Orang harus mampu belajar dari pembuat garam agar rasa yang diberi lezat dan nikmat bukan rasa pahit atau hambar.

Dengan belajar dari pembuat garam maka segala kebaikan akan datang tanpa ada halangan. Garam yang memberi rasa lezat dan nikmat terlebih dulu dinikmati oleh diri sendiri, keluarga kecil, keluarga besar dan masyarakat umun. 

Garam itu bukan harus tampak secara kasak mata tetapi lebih pada rasanya. Kita dapat mewujudkan melalui hidup kita, relasi cinta kita dengan mereka yang kita jumpai. Dengan demikian karya perutusan kita menjadi nyata dan dirasakan. Kita hadir membawa rasa yang lezat dan nikmat. 

Kita hadir menjadi solusi bagi sesama terutama bagi mereka yang berada dalam kesulitan. Marilah kita menjadi garam yang memberi kelezatan dalam hidup. Saat inilah kesempatan yang berharga untuk kita menjadi garam yang memberi rasa lezat dan nikmat. Kita akan lebih baik apabila kita menjadi garam yang memberi kelezatan dan mengawetkan. Garam yang kita berikan akan menambah banyak orang bersukacita dan berbahagia dalam hidup.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun