Mohon tunggu...
Maftuha
Maftuha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Hai, perkenalkan nama saya Maftuha seorang mahasiswi aktif Universitas Airlangga dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Alasan saya memilih ekonomi karena saya ingin menjadi pebisnis di usia muda. Selama duduk dibangku sekolah saya memiliki beberapa pengalaman keorganisasian dan saat ini saya juga berkontribusi menjadi koor divisi kepelatihan pada salah satu UKM yang ada di Universitas Airlangga. Target saya selama masa kuliah ingin memiliki banyak pengalaman baik pada kegiatan internal maupun eksternal sehingga dengan banyaknya sebuah pengalaman yang saya miliki akan membentuk minat serta bakat saya untuk kedepannya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Ketergantungan Manusia terhadap Teknologi AI Dapat Mengancam Kualitas Manusia

1 Desember 2024   21:39 Diperbarui: 1 Desember 2024   21:41 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://kernel-technology.com/ai-research-unveiling-the-power-of-artificial-intelligenceai-research/

Dunia saat ini berada dalam perkembangan teknologi yang sangat pesat dan cepat. Perkembangan teknologi di era saat ini sangat membantu manusia dalam mengerjakan berbagai pekerjaan secara instan. Salah satu hasil dari perkembangan teknologi yaitu berupa Artificial Intelligence atau biasanya disebut dengan AI. AI atau kecerdasan buatan sudah ada sejak tahun 1957.

Apa sih yang dimaksud dengan Artificial Intelligence ?

Menurut laman Deppublish Store, Andreas Kaplan dan Michael Haenlein memberi makna AI (Artificial Intelligence) adalah kemampuan suatu sistem dalam mentafsirkan data eksternal dengan benar, belajar dari data tersebut, dan menggunakan pembelajaran untuk mencapai suatu tujuan dan tugas tertentu melalui adaptasi yang fleksibel. Tujuan utama dari pembuatan AI (Artificial Intelligence) adalah membuat atau menciptakan sebuah sistem yang dapat memproses segala informasi, belajar dari pengalaman yang telah terjadi, dan menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan. Saat ini, implementasi kecerdasan buatan telah mencakup berbagai bidang, seperti pengenalan wajah, penerjemahan bahasa, hingga pengelolaan data dan keuangan. (Rochim, Ahmad Abdul 2024)

Di era saat ini AI (Artificial Intelligence) sangat dikenal dikawasan pelajar, mahasiswa maupun pekerja. AI (Artificial Intelligence) atau disebut sebagai kecerdasan buatan semakin berjalannya waktu sudah mulai berkembang. Sejak tahun 2000 para ahli memanfaatkan teknologi ini untuk kemajuan di bidang teknologi komputer. Banyak ilmuan yang ingin terus mengembangkan AI (Artificial Intelligence) dengan berbagai alasan tertentu. Salah satu bentuk dari hasil kecerdasan buatan yaitu dapat menciptakan perangkat lunak untuk membuat robot yang dapat membantu manusia dalam menyelesaikan kegiatan sehari-hari, dengan adanya kehadiran AI (Artificial Intelligence) dapat menciptakan sebuah mesin canggih yang diharapkan dapat membantu manusia dalam memecahkan atau menyelesaikan sebuah permasalahan didalam kehidupan.

Perkembangan zaman yang semakin modern dapat membuat manusia terlena dengan adanya kemunculan-kemunculan penemuan baru yang diciptakan, salah satunya yaitu AI (Artificial Intelligence). Di era digital ini, Penggunaan AI (Artificial Intelligence) semakin membludak, sehingga hal ini dapat menjadi momok bagi manusia yang dapat mengancam kualitas manusia itu sendiri, mulai dari kecerdasan, kecepatan hingga keterampilan. Selain memberikan dampak positif ternyata penggunaan AI (Artificial Intelligence) memiliki dampak negatif yang sangat menakutkan, salah satu dari dampak negatif dari adanya sebuah AI (Artificial Intelligence) yaitu tergantinya tenaga manusia dengan tenaga AI (Artificial Intelligence) yang mana tenaga dengan bantuan kecerdasan buatan atau AI (Artificial Intelligence) akan lebih mudah menyelesaikan segala pekerjaan tanpa memerlukan tenaga dan tidak memakan banyak waktu. Namun, selain itu banyak dari "mereka" yang terus mengandalkan bantuan dari AI (Artificial Intelligence) untuk menyelesaikan berbagai masalah dalam pekerjaanya. Dengan adanya AI (Artificial Intelligence) seakan-akan manusia memiliki kualitas yang jauh di bawah kecerdasan buatan atau AI (Artificial Intelligence) karena dengan manusia berketergantungan maka kualitas dan daya bersaing akan semakin menurun karena "mereka" akan mengandalkan AI (Artificial Intelligence) untuk menyelesaikan semua permasalahan padahal jika mereka menggunakan skill yang mereka punya maka mereka akan dapat menyiasati dampak dari adanya AI (Artificial Intelligence) selain itu mereka juga akan lebih menguasai serta meningkatkan skill yang mereka punya.

Namun tanpa di sadari dengan adanya AI (Artificial Intelligence) atau kecerdasan buatan membuat kualitas manusia semakin menurun. Mereka tidak menyadari "sisi gelap" dari penggunaan AI (Artificial Intelligence) itu sendiri. Mungkin saja, beberapa tahun kemudian tenaga manusia akan seluruhnya digantikan oleh tenaga AI (Artificial Intelligence). Jika manusia terlena dengan dampak positif dari penggunaan AI (Artificial Intelligence) tanpa memikirkan dampak negatifnya. Maka AI (Artificial Intelligence) akan menjadi "momok" untuk beberapa tahun kedepan. atau mungkin AI (Artificial Intelligence) akan menggantikan manusia sehingga AI akan mengendalikan kehidupan di dunia.

Oleh karena itu, di era perkembangan digital ini manusia harus lebih cerdas dari hasil ciptaan teknologi, karena seiring perkembangan zaman pasti adanya banyak penemuan baru yang dapat mempermudah manusia untuk menjalani kehidupan, tapi kita juga perlu untuk membatasi diri dari segala bentuk perkembangan tersebut. Karena dengan cara kita membatasi maka kita tidak akan pernah merasakan kerugian yang sebenarnya. Perkembangan AI (Artificial Intelligence) dikenal sebagai kecerdasan buatan yang diciptakan untuk membantu manusia untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang ada, tapi kita juga perlu untuk membatasi diri agar tidak bergantung terus menerus terhadap AI (Artificial Intelligence) ada saatnya kita memanfaatkan tenaga kita sendiri untuk menyelesaikan masalah yang ada. Jika kita tidak membatasi diri mungkin saja kita akan menjadi remote bagi AI. Kita sebagai manusia yang bijak dan cerdas harus lebih peka terhadap dampak-dampak dari era globalisasi seperti perkembangan teknologi AI (Artificial Intelligence) yang akan kita peroleh di beberapa tahun kedepan. Sehingga kita dapat meminimalisir pengaruh AI (Artificial Intelligence) yang akan menjadi "momok" kehidupan di masa yang akan mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun