Mohon tunggu...
Maftu KhatulLaila
Maftu KhatulLaila Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Belajarlah sebelum menjadi pemimpin.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pendidikan Hak yang Belum Terpenuhi

2 Juni 2020   18:58 Diperbarui: 2 Juni 2020   19:02 861
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Maftu Khatullaila)

Semua anak di Indonesia seharunya mendapatkan haknya, hak untuk hidup layak dan mendapatkan pendidikan yang layak pula. Namun berbeda dengan anak-anak yang ada di pedalaman, pendidikan hanyalah angan-angan yang sulit tercapai, ada pula anak-anak pedalaman yang bisa bersekolah namun jalan yang mereka tempuh harus berpuluh-puluh kilometer ada pula yang harus menyebrangi sungai dengan alat seadanya, harus melewati tebing-tebing dan jalan yang terjal berlumpur akibat kurangnya pembangunan di desanya.

Mereka bisa menngenyam pendidikan sampai Sekolah Dasar saja sudah lumayan, karena masih banyak anak pedalaman yang belum pernah merasakan bangku pendidikan sama sekali untuk baca tulis saja mereka belum bisa.Banyak sekali yang perlu di benahi di Negeri ini bukan hanya anak pedalaman yang belum bisa sekolah namun, anak pedalaman yang sudah bisa sekolah saja belum bisa merasakan fasilitas di sekolahnya layak seperti anak yang ada di kota.

Memiliki sekolah yang layak, bersih, dengan fasilitas yang lengkap itu juga hak dari para siswa namun bagi anak pedalaman mereka masih belum semuanya mendapatkan fasilitas itu. Perihal seragam sekolah banyak dari mereka yang belum mempunyai, ada pula yang sudah mempunyai namun sudah tak layak pakai lagi.

Sungguh miris keadaan mereka. Belum lagi jika sekolah mereka masih terbuat dari kayu dan lantainya masih tanah asli dengan keadaan yang seperti itu mereka sudah bahagia karena bisa merasakan bangku pendidikan padahal, fasilitas yang mereka terima jauh dari kata layak.

Belum lagi jarak tempuh yang harus mereka lalui untuk bisa sampai ke sekolah tidak mudah. Ada yang harus melewati jalan yang terjal, berlumpur, menaiki tebing dan menyebrang sungai, jalan yang mereka tempuh bisa berjam-jam dari rumahnya. Mereka bereskolah namun harus bertaruh nyawa, bagaimana tidak bertaruhnyawa?

Jika, sedang musim hujan dan mereka harus menyebrangi sungai degan cara berenang bagaimana kalau tiba-tiba aliran sungainya deras? bagaimana nasib para penerus bangsa ini nanti jika hanyut atau di sungai ada hewan berbahaya mengancam hidupnya?. Belum lagi yang harus melewati jalanan berlumpur hingga ia harus melepas seragamnya agar tak kotor saat melewati jalan itu, mereka membawa seragamnya di dalam kantong plastik agar teteap bersih.

Bagi anak-anak yang harus melewati jalan terjal, meniki tebing dan melewati hutan bagaimana jika di sana ada predator pemangsa yang membahayakan kehidupan mereka?. Namun bagi mereka itu semua bukan jadi masalah dan bukan menjadi halangan bagi mereka, mereka senang bisa bersekolah bisa di ajarkan tulis dan baca.

Mengapa tidak ada sekolah yang dekat rumah mereka? Karena di sekolah yang sudah mereka tempuh melewati sungai, tebing, hutan, tanah berlumpur dan terjal saja tenaga pengajarnya sangat minim dan tidak memadahi.

Banyak sarjana yang tidak mau mengajar di pedalaman karena di pedalaman belum ada banyak fasilitas seperti sinyal handphone, transportasi yang memadahi, aliran listrik, gedung sekolah yang layak dan tempat yang sulit di tempuh.

Sebenarnya mulai hari ini kita semua membutuhkan sarjana yang siap mengabdi untuk negeri, kita semua benar-benar membutuhkan abdi negara dalam bentuk pengajar yang siap menghadapi kehidupan yang tanpa fasilitas seperti di kota.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun