Tahun 2008, saya dan tujuh orang teman melaksanakan praktik kerja lapangan ke Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) di Lampung. Kami berpindah dari satu resort ke resort lainnya. Suatu hari, giliran kami menetap di Resort Kubu Perahu untuk melakukan eksplorasi potensi ekowisata di sana.
Salah satu tujuan kami adalah sebuah air terjun dalam kawasan hutan yang belum dibuka untuk wisata tapi memiliki potensi untuk dikembangkan. Lokasinya masuk ke dalam Way Asahan. Kami harus trekking berjalan kaki kurang lebih 45 menit untuk mencapai lokasi.
Kalau kata Meriam Bellina, “Mulanya biasa saja…” kami berjalan dalam satu barisan karena jalur hanya cukup untuk satu orang. Kanan kami adalah tebing curam dengan kemiringan 45 derajat, cukup bikin jantung dag-dig-dug.
Setelah sekitar 25 menit, tiba-tiba rekan saya yang berada di depan berhenti mendadak. Dia bilang, “Eh, kayaknya jalan buntu deh. Ada batu gede banget nutupin jalur.”
Dasar teman saya itu, begitu saya dan yang lain agak maju untuk melihat, kami malah terperangah. Itu bukan batu. Itu adalah punggung seekor gajah yang sedang tidur. Serentak kami berteriak, “Gajah!!”
Teriakan kami tentu saja membangunkan sang gajah yang sedang pulas. Seekor jantan, besar, dengan belalai yang langsung terangkat tinggi sambil mengeluarkan suara khasnya yang memekakkan telinga.
Kami lari pontang-panting. Guide kami entah di mana, sudah kabur duluan. Saya dan Erik harus memapah Jo, sahabat kami, yang nyaris jatuh ke tebing. Untung Jo sempat berpegangan pada pancang pohon, dan kami berhasil menariknya.
Gajah jantan soliter memang sangat berbahaya. Berbeda dengan kawanan gajah yang biasanya dipimpin betina, gajah soliter punya gerakan tak tertebak. Dia bisa menyerang tanpa peringatan.
Kata orang, kalau bertemu kawanan gajah masih ada cara untuk menghindar. Tapi kalau bertemu jantan penyendiri? Itu seperti berjudi dengan nasib.
Alhamdulillah, kami semua selamat. Namun pengalaman itu menjadi pengingat seumur hidup, betapa rapuhnya manusia ketika berhadapan dengan satwa liar yang sedang mempertahankan ruang hidupnya.