Mohon tunggu...
maerel dhaliaarumnisa
maerel dhaliaarumnisa Mohon Tunggu... Lainnya - untuk kkn

mahasiswa sedang kkn

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mahasiswa Undip Sosialisasikan Virus yang Tidak Kalah Berbahaya dari Covid 19

9 Agustus 2020   01:01 Diperbarui: 9 Agustus 2020   01:44 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersama Ibu Indarsih Saat Melaksanakan Door to Door Sociallization

Pada tahun 2020 ini, Virus COVID 19 melanda di seluruh dunia, termasuk di dalamnya adalah Negara Indonesia. Dengan tersebarnya virus COVID 19 ini, banyak peraturan-peraturan baru yang diterapkan oleh pemerintah seperti : PSBB , Pewajiban penggunaan masker dan bahkan pemberian denda bagi yang tidak menggunakanya di beberapa daerah, pemberlakuan kebijakan social distancing daln lain sebagainya . 

Tujuan dari diterapkanya peraturan-peraturan tersebut tentu tidak lain adalah untuk mencegah penyebaran virus COVID 19 agar tidak semakin merajalela. Imbasnya, ada banyak kegiatan masyarakat yang harus ditunda atau diubah format pelaksanaanya, seperti pernikahan , kegiatan belajar mengajar , maupun kegiatan KKN mahasiswa di berbagai universitas.

KKN atau Kuliah Kerja Nyata merupakan kegiatan pengabdian yang biasa dilakukan oleh mahasiswa semester 7. Umumnya, mahasiswa KKN akan dibentuk menjadi kelompok-kelompok kecil untuk kemudian ditugaskan oleh kampus ke berbagai daerah di seluruh Indonesia. Namun, dengan adanya berbagai protocol kesehatan yang diterapkan oleh pemerintah, tentu tidak mungkin bagi pihak universitas memaksakan pelaksanaan KKN yang biasa dan mengirim mahasiswanya ke berbagai daerah. 

Akhirnya, banyak kampus yang bermanuver dan mengganti system pelaksanaan KKN. Salah satu universitas yang mengganti format pelaksanaan KKN nya adalah UNDIP atau Universitas Diponegoro. UNDIP mengubah format KKN dengan mengusung tema "KKN di Desa Sendiri". 

Seluruh mahasiswa UNDIP di rumahkan sesuai dengan peraturan pemerintah, akan tetapi kegiatan KKN tetap bisa dilaksanakan, hanya saja alih-alih dikirim ke daerah tertentu secara berkelompok, kini mahasiswa UNDIP melaksanakan kegiatan KKN di daerah rumahnya masing-masing, sambil terus memperhatikan protocol kesehatan selama pelaksanaan tentunya.

Salah satu mahasiswa UNDIP yang menjalankan kegiatan KKN adalah Maerel (20) yang bertempat tinggal di Desa Koripan, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang. 

Maerel adalah mahasiswa jurusan ilmu komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Diponegoro. Dengan statusnya sebagai mahasiswa ilmu komunikasi, tentu program kerja KKN nya pun tidak akan jauh-jauh dari topic seputar komunikasi. 

Setelah berkonsultasi dan melakukan pendalamannn materi akhirnya Pada 8 Juli 2020 , Maerel Dhalia A. (20) menemui Kepala Desa Koripan (Bapak Sujarwo) di balai desa. mengenai program yang akan di jalankan selama KKN di Desa Koripan ini berlangsung. Program perama adalah program yang terkait dengan pencegahan penyebaran COVID-19 adalah program anti hoax COVID 19. Hoax sendiri Menurut Silverman (2015), adalah sebagai rangkaian informasi yang memang sengaja disesatkan, namun 'dijual sebagai kebenaran. Menurut Werme (2016), hoax adalah berita palsu yang mengandung informasi yang sengaja menyesatkan orang dan memiliki agenda politik tertentu. 

Hoaks bukan sekedar misleading alias menyesatkan, informasi dalam fake news juga tidak memiliki landasan faktual, namun disajikan seolah-olah sebagai serangkaian fakta (Dikutip dari https://www.liputan6.com/news/read/3867707/hoax-adalah-ciri-ciri-dancara-mengatasinya-di-dunia-maya-dengan-mudah di akses pada Selasa 07/07/2020 pada pukul 23:10). 

Hoax bukanlah sesuatu yang bisa dianggap enteng, apabila hoax dipercayai oleh sebagian besar dari masyarakat, bukan nya tidak mungkin situasi yang tidak kondusif akan terjadi. Telebih di masa pandemi seperti ini, contohnya saja ketika berita hoax mengenai virus COVID-19 yang bisa disembuhkan oleh methaphyde sempat tersebar di kalangan masyarakat, yang kemudian membuat sejumlah masyarakat berbondong-bondong membelinya, padahal, obat tersebut sebenarnya tidak bisa di konsumsi sembarangan dan jika dikonsumsi semarangan justru bisa memberikan dampak negative pada diri penggunanya (Dikutip dari https://radarjember.jawapos.com/headline/23/06/2020/tak-bisa-dikonsumsi-sembarangan/ di akses pada Selasa 07/07/2020 pada pukul 23:18). Maka dari itu dapat kita simpulkan bahwa hoax juga merupakan virus yang tidak kalah berbahayanya dengan COVID 19. Karena apabila COVID 19 menyerang system pernafasan penderitanya, maka virus hoax menyerang system kesadaran dari 'penderitanya' , ya, mereka-mereka yang terkena 'virus hoax' bisa saja menjadi kalang kabut dan melakukan hal-hal yang seharusnya tidak perlu dilakukan seandainya saja mereka bisa 'sadar' dan melakukan cek dan ricek terhadap pemberitaan, contohnya saja seperti yang telah diuraikan sebelumnnya mengenai betapa beberapa orang yang terkena 'virus hoax' mendadak berbondong bondong membeli obat tersebut terlepas dari bahaya yang mungkin mengintai. Bapak Sujarwo juga menerima dengan positif usulan program kerja tersebut .

Setelah mendapat persetujuan Maerel pun memulai persiapan sosialisasi dengan persiapan materi dan pembuatan presentasi, akan tetapi, Dikarenakan adanya pandemic virus COVID-19 tentunya ada beberapa hal yang harus dihindari dalam pelaksanaan sosialisasi, contohnya saja berkumpul dalam jumlah yang besar, Maka dari itu untuk beradaptasi dengan regulasi kesehatan di tengah pandemic ini yang tidak menganjurkan warga untuk berkumpul, dalam melaksanakan program studinya, Maerel melakukan door to door socialization, dimana ia mendatangi rumah warga untuk melakukan sosialisasi sesuai dengan tema yang di angkatnya, yaitu anti hoax COVID 19. Kegiatan door to door socialization ini dimulai pada tanggal 27 Juli 2020 hingga nanti akan berakhir pada 7 Agustus 2020. Salah satu warga yang di datanginya bernama Indarsih . Ibu Indarsih merupakan seseorang yang berprofesi sebagai pedagang di Pasar Ampel .namun ia bertempat tinggal di Desa Koripan bersama dengan suaminya dan kedua anaknya. , Ibu Indarsih pun berpendapat bahwa materi tersebut cocok untuk disampaikan ke warga Desa Koripan, bagaimana tidak karena Ibu Indarsih juga mengakui bahwa di tengah COVID 19 ini memang ada banyak sekali berita tidak benar yang beredar . Tidak hanya terbatas di internet, bahkan banyak juga berita tidak benar yang beredar dari mulut ke mulut, maka dari itu memang diperlukan program sosialisasi anti hoaks untuk mencegah tersebarnya berita-berita yang tidak benar dan menyebabkan kepanikan-kepanikan yang tidak perlu di masyarakat. Selain melaksanakan door to door sociallization Maerel juga memasang sejumlah poster edukatif di berbagai tempat strategis di Desa Koripan guna meningkatkan awareness warga untuk terus waspada terhadap berita hoax.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun