Mohon tunggu...
Taufiq Ismael Al Pharepary
Taufiq Ismael Al Pharepary Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Menulislah biar dunia tahu kita pernah hidup

Berkelana di alam liar membuat kalbu begitu tenang dan memahami betapa besar ciptaan sang kalik

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Candu Media Sosial

13 Desember 2017   15:45 Diperbarui: 13 Desember 2017   15:52 677
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto : www.twoeggz.com

Contoh lain jika lagi bersama orang tua di rumah. Anak dan bapak tak ngobrol serenyah jaman old. Karena si anak lebih asyik bermain benda mungil berisi informasi alay.

Belum cukup seminggu ini aku melakukan hal yang menurutku sedikit ektrim menghindari kecanduan media sosial ini. Tak memakai paket data saat di rumah. Tak mengisi paket data tepatnya. Bukan karena tak mampu melainkan membiasakan diri tanpa informasi kekinian media sosial. Hanya mengaksesnya saat di kantor. Hanya memanfaatkan fasilitas gratis, wifi saja.  

Saat menjalani beberapa hari terasa ada yang hilang. Terkadang memegang handphone namun tak menemukan pemberitahuan baru. Sering bertanya-tanya, "apakah ada yang menghubungi saya ya lewat aplikasi pesan whatsapp," bisik ku sesekali dalam hati.

Ini adalah upaya kerasku mengontrol diri. Berupaya agar tidak termasuk golongan yang kecanduan. Kecanduan akan informasi yang terupdate  dari dunia informasi lebay.

Betapa ruginya para orang tua yang lebih suka berselancar ria di dunia maya ketimbang bermain dengan anak-anaknya. Betapa kasian anak-anak yang merengek minta bermain bersama namun si orang tua mengacuhkannya. Lebih memilih menatap tanpa berkedip benda mungil bercahayanya.

Akankah banyak orang tua di luar sana serupa dengan yang kualami?. Jika jawabannya, iya. Betapa kasian mereka.

Namun kadang kuberpikir apakah ini juga tidak merugikan diri sendiri. Memutuskan kontak online. Bukankah kemudahan akses internet jaman now memudahkan pekerjaan dan urusan pribadi. Itulah yang juga masih menghantui saat menjalani terapi ini. Terapi kecanduan media sosial. Begitu aku memberi nama masa ini. Yang aku jadwalkan selama seminggu. Setelah itu mengevaluasinya. Kemudian mengambil keputusan terbaik ke depannya.

Idealnya memanfaatkan masa serba online ini, pengguna telepon pintar harus mengontrol diri. Mengontrol diri berselancar ria. Tahu kapan waktu yang tepat membuka aplikasi penghubung dunia maya ini. bukan sebaliknya. Tarikan magnetik aplikasi lebih kuat menggoda kapan saja dan di mana saja kita berada. Tak menghiraukan waktu, apalagi orang di sekitar kita.

Kini saat orang--orang perlu menyadari bahwa dirinya telah terjerat pada kecanduan online. Jika telah sadar perlu upaya keras untuk melepaskannya.

Mengontrol diri memanfaatkan dunia serba cepat arus informasi ini. jangan mudah terbawa dan terlena karnanya.

Wahai engkau saudara-saudara ku sebangsa dan setanah air sadarlah.... Bijaklah menggunakan telepon selular pintar anda. Pintarlah menggunakannnya. Jangan malah diperdaya olehnya.

Teks dan gambar oleh Taufiq Ismail

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun