Mohon tunggu...
mad yusup
mad yusup Mohon Tunggu... Full Time Blogger - menggemari nulis, membaca, serta menggambar

tinggal di kota hujan sejak lahir hingga kini menginjak usia kepala lima

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Fragmen Ibrahim dalam Perjanjian Lama dan Quran

10 Juli 2022   10:11 Diperbarui: 10 Juli 2022   10:37 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Setiap kali menjelang kurban pada hari raya Iduladha, kesadaran kolektif umat Islam langsung tertuju pada kisah Nabi Ibrahim yang diperintah Tuhan untuk 'menyembelih' sang anak sebagai bentuk ujian keimanan. Meski pada akhirnya kurban itu digantikan dengan domba oleh Tuhan.

Ketabahan, keteguhan hati, dan kesabaran itulah yang dalam Islam menjadikan sosok Nabi Ibrahim termasuk salah satu dari 5 (lima) nabi dengan derajat ulul azmi.

Keistimewaan lain dari tokoh ini adalah gelar abul anbiya, yaitu bapaknya para nabi. Nabi Ibrahim (meski dalam tradisi Judea-Christian tidak disebut nabi sebagaimana kepercayaan Islam) merupakan figur sentral monoteisme bagi ketiga agama semitik: Yahudi, Kristen, Islam. Ibrahim atau Abram dalam Perjanjian Lama adalah bapaknya kaum beriman.

Yang juga cukup menarik untuk dicermati adalah kisah kelahiran sang tokoh besar itu yang seolah berulang pada keturunannya yaitu Nabi Musa (tokoh ini baik oleh Islam maupun Yahudi dan Kristen disebut nabi). Meskipun dalam Perjanjian Lama dan juga Quran, tidak ditemukan cerita yang jelas tentang awal kelahiran Nabi Ibrahim. Hanya dalam tradisi midrash (komentar/tafsir atas Taurat dari tradisi lisan Yahudi) dan buku-buku tarikh yang ditulis oleh sejarawan Muslim kisah ini dituturkan.

                    ***

Tersebutlah seorang tukang ramal (astrolog) datang menemui -mungkin pula dipanggil- penguasa Babilonia. Peramal itu mengabarkan berita buruk yang bisa  terjadi, yakni akan lahir seorang bayi yang kelak bakal menghancurkan patung-patung sesembahan mereka sekaligus menggulingkan Raja Nimrod -Quran menyebutnya Namrud- dari tampuk kekuasaan.

Sang raja besar pun geram. Ia segera mengeluarkan maklumat untuk membunuh bayi-bayi yang akan lahir maupun yang sudah terlanjur lahir di wilayah kerajaan. Memisahkan para isteri dari suaminya dan yang melanggar harus dibunuh!

Seperti kisah Nabi Musa, bayi Ibrahim terselamatkan karena Terah, ayah Ibrahim -dalam Quran disebut Azar- merupakan 'orang dalam' istana yang ditugaskan untuk mengawasi pelaksanaan maklumat sang raja.

Quran (surah Al-An'am) menuturkan kisah awal pencarian Ibrahim akan konsep ketuhanan. Dari mulai melihat bintang-bintang, bulan, dan matahari. Namun semuanya tak memuaskan hati.

Hingga akhirnya Ibrahim berseteru dengan Raja Nimrod sebagaimana yang diramalkan. Konon dengan berani Ibrahim merobohkan patung-patung yang menjadi pusat sesembahan sang raja dan rakyatnya itu. Bahkan Ibrahim menggantungkan kapak yang digunakannya di leher salah satu patung yang terbesar. 

Ibrahim pun harus menerima konsekuensinya. Yakni dihukum dengan cara dibakar hidup-hidup! Namun selamat berkat pertolongan Tuhan. Api yang panas berubah menjadi dingin. Cerita ini tentu saja tidak ditemukan dalam Perjanjian Lama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun