Mohon tunggu...
mad yusup
mad yusup Mohon Tunggu... Full Time Blogger - menggemari nulis, membaca, serta menggambar

tinggal di kota hujan sejak lahir hingga kini menginjak usia kepala lima

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Replikasi Sebaran Virus dalam Filosofi Permainan Congklak

7 Juli 2021   12:10 Diperbarui: 7 Juli 2021   12:23 611
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Diibaratkan satu biji yang terpapar virus ada dalam satu lubang dan menulari biji-biji lain dalam lingkarannya, maka ketika satu persatu biji itu berpindah lubang akan terjadi penyebaran penularan yang semakin banyak. 

Karena ia akan berpindah terus dan terus. Secara sederhananya, ketika 1 biji menulari, taruhlah ada 5 biji lain dalam satu lubang dan berpindah ke lubang lain yang berisi 7 biji, maka kemungkinan yang akan tertular menjadi 8 biji di lubang kedua. 

Padahal itu baru 1 biji yang berpindah. Bagaimana dengan 5 biji lain yang satu persatu akan masuk lubang berikutnya? Pada akhirnya pertumbuhan penyebaran virus itu semakin berlipat banyak. Wajar saja penyebaran virus ini semakin meluas.

Pertumbuhan dalam sebaran virus itu bukanlah sekedar penjumlahan dari suatu pertambahan, tapi perkalian yang bisa berkali lipat. Inilah yang disebut dengan pertumbuhan eksponensial.

Dan pertumbuhan eksponensial ini juga berlaku dalam pertumbuhan koloni bakteri, termasuk virus covid ini. Untuk 1 bakteri dapat membelah diri menjadi 2, kemudian 2 bakteri masing-masing membelah diri menjadi 4, lalu 8, 16 dan seterusnya dengan kelipatan terakhir. Mengerikan bukan?

Apa yang sebaiknya kita lakukan? Anggaplah lubang-lubang kecil itu kita ibaratkan lingkaran terdekat kita. Sebaiknya untuk sementara waktu kita 'mengunci' anggota dalam lingkaran agar tidak keluar lubang. Artinya kita hanya selalu bertemu dalam satu lingkaran yang sama. Itulah yang paling ideal untuk saat ini. Untuk sementara ini. Satu lingkaran saja. Yakni keluarga. Kalau pun terpaksa harus keluar lingkaran, tetap patuhi protokol kesehatan dan menghindari ruangan tertutup.

Sejatinya kita harus selalu saling menjaga, saatnya memberi manfaat dan berguna bagi lain. Karena sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Bagi sesama. Sebagaimana esensi dari permainan congklak yang sederhana itu.

Bogor, 7 Juli 2021   

   

   

    

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun