Mohon tunggu...
Mohammad Adrianto Sukarso
Mohammad Adrianto Sukarso Mohon Tunggu... Lainnya - Apapun Yang Menurut Saya Menarik

Lulusan prodi Jurnalistik Politeknik Negeri Jakarta yang sekarang sudah mendapat pekerjaan di bidang menulis. Masih berharap punya tekad untuk menulis lebih bebas di platform ini.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Ingin Produktif Kala Pandemi, Hindari Pola Pikir Toxic Productivity!

22 Agustus 2021   19:30 Diperbarui: 25 Agustus 2021   13:15 1071
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Toxic productivity membuat kita selalu merasa kurang (Sumber: unsplash.com/Carl Heyerdahl)

Lantas, apa saja cara-cara supaya tidak terjebak dalam toxic productivity?

1. Berhenti membandingkan diri sendiri dengan orang lain

Seperti yang sudah dijelaskan, toxic productivity kerap terjadi akibat melihat pencapaian orang lain, dan ingin mengikuti jejak orang tersebut. 

Tetapi, kita sering melupakan apa yang seseorang harus dilalui sebelum berada di posisi mereka sekarang. 

Alangkah baiknya jika kita mulai fokus terhadap kemampuan diri sendiri, dan memaksimalkan potensi yang ada.

2. Pahami kemampuan diri sendiri

Masih berhubungan dengan poin pertama, ada kemungkinan kita belum mengetahui kapasitas dalam diri sendiri. Karena itulah kita menganggap bahwa apa yang orang lain lakukan, bisa juga kita lakukan. 

Lagi-lagi kita lupa akan berapa lama seseorang harus mengasah kemampuan, sebelum mereka menjadi ahli di suatu bidang. 

Jika ingin mencapai di titik tersebut, pastikan kita memahami kelebihan serta kekurangan diri sendiri, sebelum memaksakan sesuatu yang bukan untuk diri kita.

3. Bekerja secara efektif

Toxic productivity juga membuat seseorang terjebak dalam ilusi produktif sama dengan banyak pekerjaan. Padahal, ada kalanya aktivitas yang kita lakukan cenderung mubazir dan justru membuang waktu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun