Mohon tunggu...
Mohammad Adrianto Sukarso
Mohammad Adrianto Sukarso Mohon Tunggu... Lainnya - Apapun Yang Menurut Saya Menarik

Lulusan prodi Jurnalistik Politeknik Negeri Jakarta yang sekarang sudah mendapat pekerjaan di bidang menulis. Masih berharap punya tekad untuk menulis lebih bebas di platform ini.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Reinkarnasi "Dewa Sepak Bola" dalam Wujud Lionel Messi

11 Agustus 2021   18:30 Diperbarui: 11 Agustus 2021   18:49 531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Konferensi pers terakhir Messi bersama FC Barcelona (Sumber: Reuters)

Akhirnya, usai juga romansa Lionel Messi bersama FC Barcelona. Kebersamaan dirinya bersama klub asal Catalonia tersebut ditutup dengan kenyataan pahit, bahwa Azulgrana tidak bisa memperpanjang kontrak sang maestro, akibat regulasi La Liga yang mengharuskan gaji pemain tidak boleh melebihi 70% total pendapatan dari tiap klub. Dengan berat hati, Barcelona terpaksa melepas pemain yang sudah menyumbangkan puluhan rekor serta trofi selama 14 tahun berkarier di sana.

Hanya perlu menunggu beberapa jam setelah kabar perpisahan Messi, untuk mengetahui klub mana yang akan menjadi tempat berlabuh La Pulga berikutnya. Adalah Paris Saint Germain FC (PSG), yang mampu menarik perhatian pria kelahiran 24 Juni 1987 ini. Apa pun faktor yang membuat Messi memilih PSG, faktanya adalah proses kepindahan Messi sudah 99% rampung, dan hanya menunggu diresmikan oleh klub. Kelihatannya agak sulit membayangkan kegagalan transfer di detik-detik terakhir.

Antisipasi warga Paris, khususnya fans PSG, sudah tidak bisa dibendung lagi. Kendati belum diresmikan sebagai pemain, serta situasi COVID-19 di Prancis yang masih belum membaik, para suporter berani mengunjungi bandara untuk menyaksikan kedatangan sang mega bintang ke Paris. Mereka mengumandangkan nama Messi berkali-kali, layaknya seorang Messiah bagi klub berjuluk Les Parisiens. Amat langka melihat seorang pesepakbola begitu dielu-elukan oleh fans dalam kepindahannya. Sebelumnya, hanya Neymar dan Zlatan Ibrahimovic yang mampu mengguncang kota Paris setelah merampungkan transfer.

Tentunya, Messi bukanlah pesepakbola pertama yang menggegerkan suatu kota dalam kepindahannya. Cristiano Ronaldo berhasil menghebohkan kota Madrid dan kota Turin dalam 2 jendela transfer musim panas, masing-masing di tahun 2009 dan 2018. Pun halnya David Beckham setelah berlabuh dari Real Madrid menuju Los Angeles Galaxy tahun 2007. Namun, jika berbicara mengenai kepindahan menggemparkan, tidak lengkap jika tidak menyinggung kisah transfer sang Dewa Sepak Bola, Diego Armando Maradona, 37 tahun silam.

Maradona memenangkan Piala UEFA Cup bersama Napoli (Sumber: Getty Images)
Maradona memenangkan Piala UEFA Cup bersama Napoli (Sumber: Getty Images)

Menjadi Dewa di Naples

Di masa sekarang, kepindahan Maradona dari Barcelona menuju Napoli merupakan anomali. Mahar sebesar 12 juta euro ditebus oleh klub berjuluk Partenopei, untuk mendatangkan pria bertinggi badan 167 cm ini. Jumlah tersebut merupakan rekor transfer tertinggi di tahun 1984. Jika kita membandingkan harga Maradona saat itu dengan harga pasar saat ini, Maradona akan memiliki harga sekitar 350 juta euro. Jauh melampaui rekor transfer milik Neymar yang "hanya" sebesar 222 juta euro.

Lantas dari mana mereka mendapat suntikan dana, untuk memboyong pemain yang hingga kini dianggap sebagai pesepakbola terbaik sepanjang masa? Transfer Maradona sempat dikaitkan dengan campur tangan mafia, yang saat itu keberadaannya masih sering terlihat di Italia. Wajar saja, mengingngat di masa itu Napoli bukanlah klub berprestasi maupun klub bergelimang uang layaknya Juventus, Inter Milan, maupun AC Milan. 

Terlepas dari benar atau tidaknya spekulasi tersebut, itu bukanlah sesuatu yang begitu dipikirkan oleh warga Naples saat itu. Kedatangan Maradona dianggap sebagai anugerah. 75.000 penduduk kota yang terletak di selatan Italia itu, menyambut kedatangan pemain berjuluk "The Golden Boy" ini. Tidak tanggung-tanggung, kostum nomor 10 disematkan kepada dirinya, menunjukan seberapa besar harapan Napoli kepada Maradona.

7 musim Maradona di Napoli, dirinya mampu membawa Napoli bersaing di papan persaingan Serie A Italia. Dirinya mampu mempersembahkan 2 piala Serie A, 1 piala Copa Italia, 1 piala Super Copa Italia, dan 1 piala UEFA Cup (sekarang disebut UEFA Europa League). Maradona bahkan berhasil menjadi pencetak gol terbanyak sepanjang masa Partenopei, menyarangkan 115 gol, sebelum rekornya dipecahkan oleh Marek Hamsik pada tahun 2017.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun