Sab'ul Mubiqat, 7 Dosa Pokok dalam Agama Islam

7 Deadly Sins (7 Dosa Pokok) adalah istilah yang tidak lagi asing di telinga orang-orang. 7 dosa tersebut  meliputi Pride (Kesombongan), Envy (Rasa Iri), Greed/Avarice (Keserakahan), Lust (Nafsu), Wrath (Amarah), Gluttony (Rakus), serta Sloth (Rasa Malas). 

Sebutan 7 Dosa Pokok sudah banyak digunakan dalam berbagai media, mulai dari buku novel, komik, serial, hingga film. Nama 7 Dosa Pokok tersebut bersumber dari sejarah ajaran agama Kristen. Rupanya, agama Islam juga memiliki 7 dosa pokoknya tersendiri.

Sab'ul Mubiqat. Secara harfiah, istilah tersebut memiliki arti sebagai "hal-hal yang membinasakan umat manusia". Sedikit berbeda dengan 7 Dosa Pokok dalam ajaran agama Kristen yang cenderung membahas sisi gelap manusia, Sab'ul Mubiqat merupakan perbuatan serta tindakan yang dibenci oleh Allah SWT. Melakukan perbuatan atau tindakan tersebut dapat menjerumuskan seorang Muslim dan Muslimah ke dalam jurang api neraka.

Berdasarkan hadis riwayat Imam Bukhori dan Imam Muslim, 7 dosa tersebut adalah sirik, mempraktikan sihir, mengambil nyawa orang lain (membunuh), memakan harta yang diperuntukan untuk anak yatim, riba, meninggalkan kawan muslim lain di medan perang, dan menuduh wanita perawan telah melakukan zina. 

Sirik

Sirik memiliki arti sebagai "menyekutukan Allah SWT". Artinya, seseorang membandingkan serta menyamakan  keberadaan Allah SWT yang esa, dengan mahkluk lainnya. Di antara 7 dosa lainnya, sirik adalah dosa yang paling dibenci oleh Allah SWT. Orang-orang yang meninggal dalam keadaan sirik, akan mendapat satu tempat di neraka. Dalam Q.S. Al Maidah Ayat 72, Allah SWT berucap: 

"Sesungguhnya barangsiapa mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka sungguh, Allah mengharamkan surga baginya, dan tempatnya ialah neraka. Dan tidak ada seorang penolong pun bagi orang-orang zalim itu."

Mempraktikan Sihir

Praktik sihir adalah salah satu bentuk dari sirik. Umumnya, mereka yang mempraktikan sihir bersekongkol dengan jin. Alih-alih meminta pertolongan kepada Allah SWT, mereka justru mencari pertolongan dari jin, mempercayai apa yang jin tersebut berikan dan katakan. Dalam Q.S. Al Baqarah Ayat 102, Allah SWT bersabda:

"Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh setan-setan pada masa kerajaan Sulaiman. Sulaiman itu tidak kafir tetapi setan-setan itulah yang kafir, mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua malaikat di negeri Babilonia yaitu Harut dan Marut. Padahal keduanya tidak mengajarkan sesuatu kepada seseorang sebelum mengatakan, 'Sesungguhnya kami hanyalah cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kafir.' Maka mereka mempelajari dari keduanya (malaikat itu) apa yang (dapat) memisahkan antara seorang (suami) dengan istrinya. Mereka tidak akan dapat mencelakakan seseorang dengan sihirnya kecuali dengan izin Allah. Mereka mempelajari sesuatu yang mencelakakan, dan tidak memberi manfaat kepada mereka. Dan sungguh, mereka sudah tahu, barangsiapa membeli (menggunakan sihir) itu, niscaya tidak akan mendapat keuntungan di akhirat. Dan sungguh, sangatlah buruk perbuatan mereka yang menjual dirinya dengan sihir, sekiranya mereka tahu."