Mohon tunggu...
Made Teling
Made Teling Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ada Apa? Elektabilitas Prabowo Selalu Nomor Satu

3 Januari 2013   13:04 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:34 883
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Topik ini merupakan jawaban atas pertanyaan DPP PAN Bima Arya yangmenanyakan“Kenapa elektabilitas Prabowo selalu nomorsatu,ada apaini,.?”

Kita semua sudah tahu sejak zaman repormasi, terutama sejak zamannya SBY Negara ini seperti kapal induk tanpa ada nahodanya,berjalan tanpa arah yang jelas, semua anak buah kapalbisa menentukan arah kapal, misalnya FPI ormas yang kecil bisa mengendalikan Presiden sehingga kepolisian tidak bisa bertindak.

Ideologi Negara danUUD-45 di obark-abrik, ekcekutif dan legislatifberkaloborasi memperkuat posisinya masing, sehingga terjadi geng dan mafia dalam badan2 pememrintahan yang sulit di berantas .

Rakyat sudah muak dengan kemunafikan presiden kita, hal itu ditunjukkan dengan presentase eletabilitasPrabowo yang meningkat, karenaPrabowo paling diharapkanbisa mengembalikan wibawa Negara dimata rakyatnya.

Prabowo exs meliter mempunyai prinsip nasionalis yang jelas dan tegas dengan demikian diharapkan tidak kompromi denganpelanggaran ideology Negara dan UUD-45 sepertipenyerangan terhadap kelompok minoritasoleh kelompok mayorits. .

Bagaimana denganCapres yang lainnya.,…?

Capres Nasionalis seperti Mega,.? Hanya suaranya yang tegas nasionalis, tertapi tidak berani bertindak, apalagi dikendalikan oleh T. Kimas.

Kita lihat sekarang MPR sudah dikebirioleh SBY dengan memberikan kursi MPR kepada PDIP .Mega tutup mulut.Kalau Mega menjadi Presiden , T.Kimas adalah lubang besar utk mengobrak-abrik Panca-Sial dan UUD-45, sehingga presiden hanya sebagai simbul nasionalis.

Mega takut terhadap meliter seperti waktu dia berkuasa,dia tahu pemalak hutan dikalimantas para pejabat meliter, tetapi dia tidak berni bertindak. Maka itu korupsi tetap merajalela. .

Pengantinya SBY tidak takut sama meliter, tetapi takut sama politisi,sehingga sarung pedang yang sudah di hunus disarungkan kembali, malah menjadi bumper para koruptor dan menghukum Anthasarikarena membrantas korupsi..

Bagaimana dengan Bakri atau Ical,..? Ideologinya adalah bisinis, bajunya Golkar, Ideologinya nasionalis , tetapi politiknya adalah lompromi demi kekuasaan. Masih ingat waktu pemilihan presiden Gus-Dur lawan Mega,..?golkar, kompromi dengan poros tengah menjatuhkan Nasionalis ( Mega) demi kekuasaan. Waktu pembahasan undang2 fornografi, golkarbergabung dengan partai agama melawan partai nasionalis.

Apa artinya ini,..? golkar akan menjual suara nasionalis demi mencapai kekausaan, oleh karena itu para pemilih golkar hendaknya sadar bahwa mereka di tipu denganlabel nasionalis, tetapi isinya adalah kekeuasaan.

Partai2 agama juga hendaknya sadar akan kelicikan partai golkar,dia membagi-bagikan Alqur’an demi menarik sipatisan pemilih parpol agama, tetapi tidak berani secara terang-teranganmeperjuangkan ideology agama. CapresnyaIcal, tidak jelas ujung pangkalnya, pendukungnya demi duit.

Bagaimana dengan JK,..? Seorang idealisyang mempunyai istink kecepatan berpikr dan bertindakmelebihi cpres2 lainnya, tetapi diplomasinya kurang licin, sebagai kelemahan pada umumnya seorang idealis. Yaitu mempertahankan harga diri yang tidak bisa ditawar-tawar.

Seandainya golkar atau parpol lainnya berani mengambil JK sebagai capres, bahkan sebagai wakil saja, eletabilitas partai itu pasti akan naik

Bagaimana dengan Surya-Palo,..?Dengan berdirinya partai Nasdem, dimana ketua umumnya adalah dari PAN , rakyat sdh menilainya sebagai partai banci, apakah partai agama atau partai nasionalis oleh karena itu sinarnya sudah mulai redup Hal tersebut juga berdampak terhadap penilain Capresnya Surya Palo seperti memilih kucing dalam karung.

Bagimana dengan capres sektarian, seperti MD, HNW, Rhoma.I dll ?Ideologi mereka sudah jelas ideology agama, yaitu mengatur Negara berdasarkan hukum2 agama, kekuasaan tertinggi berada pada para ulama. Hal2 itu bisa terjadi kalau Parpol2 agama mayoritas, bisa mengubah UUD45 dandasar negara

Rakyat sudah ngeri melihat apa yang terjadi jika Negara diatur dengan hukum2 agama . Sejak berdirinya NKRI sdh bebas dari hukum2 agama, bagaimana mungkin rakyat sekarang bisa memilih mereka,.? Jadi mentri saja, seperti sekarang ini, sudah mengabaikan UUD45 menekan kelompok minorits, apalagi menjadi presiden.

Elektabilitas mereka secara nasional dapat dilihat dari elektabilitas parpol2 agama

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun