Mohon tunggu...
madesabda gossha
madesabda gossha Mohon Tunggu... -

hanya ingin berbagi cerita dan informasi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Suatu hari di GSP Universitas Gadjah Mada

5 Februari 2011   13:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:52 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

diambil dari :

http://madesabda.wordpress.com/2011/02/05/suatu-hari-di-gsp-ugm/

Tepat hari sabtu ini 4 Februari 2011, saya bergegas berangkat ke acara career days viii yang diadakan ecc.ugm.ac.id di GSP Universitas Gadjah Mada. Dengan berbagai persiapan, saya hanya mengapply salah satu BUMN saja. berharap bisa lolos ketahap selanjutnya. hehe

Setelah itu, saatnya menu utama, mencari stand scholarship expo  tempat UPHI teknik UGM, Aminef, Jasso dan Erasmus Mundus. Setelah berputar-putar, dari stand UPHI dan Aminef akhirnya yg menarik bagi saya adalah di stand Erasmus mundus.

Di stand Aminef sebenarnya menarik, Baru sampai disana saya sudah diminta mencantumkan data diri hingga email saya. Dari pengetahuan saya, email itu akan digunakan untuk memberi update informasi kepada  setiap orang yang ingin mengapply beasiswa terkait, tentunya yang sudah mengisi data diri seperti saya. Di UPHI juga tidak kalah menarik, dari sekitar yang saya lihat di stand ini, banyak terdapat brosur-brosur dari universitas di ASEAN, Jepang, Korea, dan beberapa kerjasama dengan Uni Eropa. kebetulan yang jaga disana adalah teman saya sendiri, secara leluasa saya mendapatkan informasi-informasi yang saya inginkan, hehe.

Kita kembali ke bagian yang paling menarik, yaitu stand European Union Erasmus Mundus. Karena terlalu banyaknya orang yang berkumpul disana, sedangkan saya hanya berada dibagian belakang, Sejenak saya perhatikan orang-orang yang berdiri di-stand ini ada yang hanya diam, ada yang mengangguk sepintas terlihat mengerti dengan penjelasan dari Mbak yang menjaga stand tersebut, dan sisanya sibuk mengambil beberapa brosur yang tersedia disana.  Terlintas dipikiran saya untuk ikut menunggu giliran saya untuk bertanya, sambil sibuk membolak-balik brosur yang sudah ada ditangan saya, tapi itu ternyata terlalu lama. Disana terdapat 2 orang penjaga stand, salah satunya seorang lelaki, yang saya kira bertaut sedikit umurnya dengan saya, hanya dia lebih tua dari saya,  dengan cukuran plontos, berkaca mata, dan berkantong mata hitam, pertanda tipe orang yang sering begadang atau giat membaca  :). Sedangkan mbak yang sibuk memberi penjelasan tersebut, terlihat antusias memberikan informasi, dengan jilbab berwarna merah muda, contact lens, sangat menarik melihat wanita memberi penjelasan dengan persiapan dandanan seperti itu. Setidaknya first sight, terkesan menarik untuk mendapatkan informasinya. Sejenak mbak tersebut berulang kali meminta penegasan kepada Mas berkaca mata td, yang menandakan kekurangpahaman mbak tersebut, terhadap pertanyaan dari orang-orang yang berdiri disekitarnya. Berarti yang lebih paham akan Erasmus Mundus ini, adalah Mas berkaca-mata.. itu dari sudut pandang saya :D. Lalu saya mendekati Mas tersebut, dan memotong penjelasan yang diberikannya kepada orang lain. Hehe, sebenarnya tidak enak juga, tapi inilah kesempatan, disaat seseorang bersemangat memberi penjelasan seperti Mas berkaca mata, mengapa tidak diimbangi semangat ingin tahu yang saya miliki, setidaknya pertanyaan yang sebelumnya ditanya oleh beberapa orang adalah pertanyaan pembuka scholarship hunter (yang sudah sering saya jumpai). Maka saya buka dengan pertanyaan, apakah dibutuhkan LoA dahulu untuk beasiswa Erasmus Mundus. Mas berkaca mata menjawab "tidak dibutuhkan sama sekali, jadi kamu tinggal apply langsung saja via email dan pos....". Saya buka lagi dengan berbagai pertanyaan disana. Ada beberapa penjelasan bahwa, untuk melamar beasiswa ini jika kita hanya mendapatkan nilai TOEFL PBT 530 sedangkan kita bisa mengantongi nilai DELF A2 saja, maka itu bisa menjadi nilai plus untuk kita walaupun TOEFL PBT kita masih kurang. Dari penjelasan beliau dikarenakan bahasa Perancis merupakan bahasa kedua yang dipakai di Uni Eropa. Dilanjutkan lagi tentang mengontak professor untuk mendapatkan persetujuan kita bisa melakukan penelitian disana, setidaknya hal ini bisa dimasukkan ke motivation letter, untuk memperkuat point kita dan target riset yang akan kita lakukan disana. Beliau menjelaskan langkah-langkah yang dilakukan, dimulai mencari email profesor tersebut, titik berat riset yang akan sangat berguna untuk masyarakat dan belum pernah dilakukan sebelumnya, hingga kita harus mengirim proposal riset kita. banyak hal yang saya bisa dapatkan dari Mas berkaca mata ini. Hal yang saya dapatkan dari hal ini adalah, benar-benar memanfaatkan keadaan, walaupun memotong pertanyaan dan penjelasan orang lain, setidaknya pertanyaan yang lebih mendetail dari saya kepada Mas Berkaca mata lebih membuka wawasan orang-orang disekitar kami yang ikut mendengarkan celoteh ringan saya dan Mas berkaca mata. Terima kasih Mas berkaca mata, sukses untuk S3 nya. hehe..

Dan saat penulisan akhir artikel ini, sepintas teringat oleh saya, adalah kata-kata seorang teman "lebih baik kita mundur selangkah dan maju 2,3 langkah. Dan mungkin aku bisa berkata kepada orang tuaku kelak "Maaf jika, cita-cita Bapak dan ibu mungkin belum tercapai sekarang, disaat aku seharusnya sudah bekerja sekarang tapi belum menyelesaikan kewajibanku. Tapi yang aku bisa janjikan adalah nama dan jasaMu akan selalu terkenang oleh cucu dan cicitMu, sebagai pondasi awal aku bisa melanjutkan studi ke tahap yang lebih tinggi " semoga kelak itu bisa aku sampaikan kepada Mereka".  Thx sobat :D

Salam,

madesabda

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun