Mohon tunggu...
Made Prastyana
Made Prastyana Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Perpajakan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ormas, Bagian dari Keamanan Bermasyarakat

29 Mei 2018   10:41 Diperbarui: 29 Mei 2018   10:56 563
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://unsplash.com/

Bulan Ramadhan ini adalah momentum untuk umat muslim untuk beribadah dan puncak Ramadhan ini adalah Idulfitri, hari kemenangan, orang-orang antusias untuk menyambutnya dengan beberapa ritual yakni membeli pakaian baru, membeli barang baru, dan tentu bahan makanan untuk dimasak saat merayakan lebaran. 

Mungkin tidak ada masalah untuk golongan tertentu yang relatif memiki uang untuk merayakan lebaran tersebut, tapi bagaimana nasib para pekerja lain yang tidak bernasib serupa? Salah satunya adalah dengan cara memberikan proposal kepada para pengusaha untuk memberikan sedikit rizkinya untuk sama-sama menikmati lebaran. Teknik lama ini dilakukan oleh salah satu ormas di Jakarta, tetapi baru viral baru-baru ini.

Tak ada salahnya memang jika pengusaha memberikan dengan sukarela dan ormas tersebut meminta dengan baik-baik. Lalu apa indikator 'baik-baik' ini? Pertama harus dipastikan tidak ada pemaksaan. 

Kedua adalah jaminan kegiatan usaha yang tidak terganggu, jika pengusaha enggan memberikan sumbangan. Untuk urusan ini tentu ormas tidak bisa menjamin, mengapa? Karena jelas ormas bukanlah petugas keamanan yang bisa menjamin keamananan masyarakat tapi yang perlu digaris bawahi bahwa mereka bisa menjamin kerusuhan.

Di negeri ini ormas memposisikan diri sebagai bagian dari keamanan masyarakat, contohnya keamanan dalam parkir, pasar, konser musik, bahkan sampai pemilu. Maka dari itu mungkin hal itu yang terbesit dalam pikiran saya sebagai masyarakat bahwa memberikan sedikit bagian untuk ormas adalah bagian dari kegiatan keamanan.

Tapi hal yang perlu kita sadari adalah negara ini memiliki pengamanan yang absolut yaitu dari kepolisian, begitupun negara-negara lain. Lantas disini saya melihat terdapat irisan antara kepolisian dan ormas. 

Sebagai mahasiswa saya melihat ada tiga perspektif berbeda. 

Perspektif perpajakan.
Keamanan adalah sebuah perlindungan absolut yang disediakan oleh negara, untuk masalah ketertiban dan keamanan dianggarkan dalam APBN 2018 sebesar 136 Triliun rupiah. Menggunakan nalar sederhana, untuk kelangsungan kegiatan operasional tertertiban dan keamanan diperlukan pendaan yang tepat, indikatornya adalah anggaran yang cukup untuk memenuhi operasional. 

Dari narasi diatas disimpulkan terdapat korelasi antara biaya operasional terhadapat kelangsungan keamanan. Maka semakin masyarakat patuh dalam membayar pajak maka semakin kuat ketertiban dan kemanan nasional ini.

Perspektif ekonomi
Terdapat teorema koase (Coase therem) dalam ilustrasi di atas antara ormas yang dapat menjamin kerusuhan dan para pengusaha yang enggan terganggu dalam kegiatan usahanya karena kerusuhan menibulkan eksternalitas negatif di masyarakat.

Menurut teorema Coase, pasar swasta dapat menciptakan sendiri pemecahan yang efisien. Bagaimana caranya ? Sebagai satu contoh, pengusaha dapat memberikan bantuan kepada ormas untuk tidak menimbulkan kerusuhan, dan ormas akan menerima bantuan itu, jika bantuan tersebut melebihi nilai keuntungannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun