Dalam perkembangan teknologi saat ini, banyak kegiatan manusia yang telah digantikan oleh robot seperti transportasi, keuangan, dan marketing. Berbeda dengan Public Relations yang perannya membutuhkan perpaduan antara empati, emosi, nalar, serta kreativitas yang hanya dapat dilakukan oleh manusia. Hal ini menjadikan bidang Public Relations tidak bisa digantikan oleh robot karena adanya  keterbatasan pada  sistem mesin atau robot untuk dilatih.Â
Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Presiden berkolaborasi dengan Perhumas mengadakan sebuah seminar dengan tema "Peran PR & Media Bertahan di Era Revolusi 4.0". Seminar ini menghadirkan Bapak Moch. N. Kurniawan (anggota Bid. Pelatihan dan Keanggotaan BPP PERHUMAS Senior Specialist Media Relations INPEX Masela, Ltd) dan Ibu Henny Puspitasari (Wakil Ketua Bid. Hubungan Antar Lembaga dan PR Publicity Manager Metro TV)
Pada seminar ini para pembicara menekankan bahwa di era industri 4.0,  telah mengubah cara dan proses kerja di bidang Public Relations. Perkembangan teknologi saat ini menjadikan informasi sangat cepat dan mudah untuk diakses. Media sosial menjadi media yang sangat powerful untuk membangun reputasi, kredibilitas, kepercayaan, serta media untuk menjalin hubungan dengan stakeholders tanpa adanya batasan seperti pada mainstream media.
"Media sosial berperan besar dalam sebuah perusahan di era ini, melalui media sosial kita dapat membangun citra dan komunikasi perusahaan  kepada stakeholders yang bisa diakses langsung oleh kalangan luas. Sehingga menjadi kewajiban bagi praktisi PR untuk mengenali dan memahami cara kerja media sosial serta mampu memantau berbagai peluang atau anacaman", jelas  Bapak Moch. N. Kurniawan.
Dengan media sosial menjadikan masyarakat sebagai content creator yang bebas menyampaikan ekspresi dan opininya secara lugas. Hal ini juga bisa berdampak negatif terhadap sebuah perusahaan, Â jika yang masyarakat sampaikan adalah kritik yang tidak benar akan berdampak pada citra perusahaan. Penyebaran kritik pada media sosial dapat berujung hoax, dengan demikian peran PR sangat dibutuhkan dalam hal ini. Opinion leader yang sebelumnya sangat berperan dalam membentuk citra sebuah peruhasaahan, Â namun kini peran masyarakat biasa pada media sosial juga dapat menggiring opini penggunanya terhadap citra suatu perusahaan.
Sebagai seorang PR berpengetahuan tinggi tidaklah cukup. Kita harus menjaga attitude, baik di media sosial maupun di dunia nyata. Karena apapun yang kita lakukan dapat berdampak terhadap reputasi perusahaan. "Menjadi "penjaga gawang" perusahaan, seorang PR wajib memiliki mental yang kuat, tegas dan teliti dalam memutuskan sesuatu dikarenakan keputusan kita bisa saja berdampak buruk dikemudian hari", Â jelas Ibu Henny Puspitasari.
Era industri 4.0 adalah tantangan bagi praktisi Public Relations, namun bukan juga hal yang tidak mungkin dilakukan. Maka dari itu jadilah PR yang berintegritas.
Penulis : Ania Clara & Made Irma Wirastini
Photographer : Made Irma Wirastini