Mohon tunggu...
little fufu
little fufu Mohon Tunggu... Jurnalis - Pembelajar aktif

manusia sanguin kholeris yang sedang belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berdamai dengan Burung Alfabet, Mungkinkah?

21 Oktober 2020   21:00 Diperbarui: 21 Oktober 2020   21:08 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.kirani.id/bunda-yuk-kenali-gejala-disleksia-pada-si-kecil/

"Dia seperti burung yang selalu bertebangan di dalam otak ku! Dia Membuatku Pusing!"

Kurang lebih seperti. Seorang anak berumur 8 tahun yang mengucapkan kalimat tersebut dengan sedikit nada teriak, seperti reaksi untuk memberontak. Sontak aku terkaget ketika mendengar teriakan tersebut, sembari mencari sumber suara tersebut bersumber dari mana? Apa yang terjadi?

Putra namanya (Bukan nama sebenarnya), ketika saya berusaha mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi, dia dengan pembawaan yang sudah cukup tenang mencoba menjelaskan apa yang sedang terjadi.

Alih-alih menanyakan itu kepada si pendamping, saya lebih memilih untuk menanyakan hal tersebut kepada Putra. Anggap saja sebagai sarana pelepasan emosi anak, kurang kebih seperti itu. Putra menjelaskan dengan perlahan dan tidak lupa dengan ciri khasnya ketika berbicara (Menggunakan kedua tangan nya).

"Jadi kayak gitu mba fa"

Setelah menyimak keseluruhan cerita tersebut, saya bertanya kepada pendamping, apakah benar kejadiannya seperti itu. Dia pun menganggukkan kepala, tanda menyetujui cerita yang disampaikan oleh Putra. Tiba-tiba, munculah sebuah kecurigaan saya terhadap putra. 

Namun, saya takut begitu cepat untuk menyimpulkan nya. Oke, jadi begini. Saat itu, ketika Putra sedang mengerjakan salah satu tugasnya yang didamping dengan pendamping belajarnya. Suasana belajar seperti biasa tampak kondusif, namun tiba-tiba Putra berteriak dengan kalimat di atas.

Mengapa di usianya yang terbilang cukup matang, namun dalam menulis masih memiliki kendala dan merasa mereka semua berterbangan di dalam otaknya. Tentu saja ada yang tidak beres bukan?

Dia kerap menuliskan beberapa huruf yang terbalik-bali, baik arah penulisan, huruf b dan d yang sering tertukar, a dan o yang sering salah penempatan, e dan g yang sering terbalik juga, dan beberapa kekeliruan lainnya.

Setelah mendengar penjelasan spesifik oleh pendampngnya, mengantarkan saya pada sebuah materi perkuliahan yang kebetulan juga telah membahas gejala-gejala seperti itu. Beberapa menit saya berlarut dengan pikiran saya sendiri, diaman sedang berusaha me-recall informasi yang berkaitan dengan peristiwa tersebut. Pada akhirnya saya menemukan jawaban tersebut, dia bisa jadi seorang disleksia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun