Mohon tunggu...
little fufu
little fufu Mohon Tunggu... Jurnalis - Pembelajar aktif

manusia sanguin kholeris yang sedang belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Si Kecil Rindu Sekolah? Coba Terapkan Ini untuk Mengobati Rindu Anak #StudyfromHome

1 Mei 2020   14:33 Diperbarui: 4 Juli 2020   14:03 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: mytimepediatrictherapy.com

 "Stay at home, stay at home, di rumah aja lah...", penggalan lirik lagu animasi Si Nopal yang mengajak penontonnya untuk #dirumahsaja dalam rangka hadirnya pandemi. Covid-19, pertama kali di identifikasi di Wuhan, China pada akhir desember 2019, yang merupakan penyakit menular akibat virus yang menyerang pada pernapasan.

Virus ini dapat ditularkan melalui kontak yang intens dengan sesama, berjabat tangan misalnya. Virus ini bersumber dari tetesan air liur yang dikeluarkan oleh manusia yang terkena virus tersebut, dan apabila seseorang menyentuh permukaan yang telah terkontaminasi oleh percikan tersebut, maka berpotensi tertular. Itulah mengapa, #dirumahsaja menjadi trending topic akhir-akhir ini. Bahkan dibeberapa kota besar saat ini telah menerapkan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), seperti Surabaya, Jakarta, bekasi, dan masih banyak lagi.

Akibat pandemi tersebut, beberapa kebijakan pun telah banyak di keluarkan, salah satunya adalah #StudyfromHome dan #WorkfromHome. Titik fokus saat ini membicarakan tentang "Study from Home". Rupanya semua jenjang pendidikan memberlakukan nya, tanpa terkecuali PAUD. Berkat Covid-19, waktu bersama keluarga lebih banyak, waktu yang dapat memperbaiki kelekatan antara orang tua dan anak.

Dalam rangka memperlancar proses pembelajaran yang tidak mungkin dilaksanakan di sekolah, berbagai macam alternatif pun diberikan, seperti TK yang ditempati adik sepupu saya. Memanfaatkan aplikasi WhatsApp Group, dibuatlah grup kelas yang berisikan para guru dan wali murid. Tugas akan disampaikan tiap harinya di grup, dan anak dapat melakukannya di rumah dengan bimbingan orang tua. Begitu seterusnya sampai kebijakan baru ditetapkan.

Suatu hari, ketika adik sepupu saya bermain di rumah, tetiba dia mengungkapkan perasaan nya, rindu sekolah. Iya, untuk pertama kalinya, saya mendengar adik sepupu saya rindu sekolah. Dia ingin berangkat sekolah, dia ingin bertemu dengan teman-teman, dan lain-lain. Otak ini mulai berputar, mencari alternatif untuk mengobati rindu yang dicanangkan berkepanjangan (Menunggu kebijakan pemerintah) tersebut, dan taraaaaaa! I have a good idea!

Bagaimana kalau kita membuat suasana rumah seperti di sekolah? Lah? Gimana caranya?

Sambil berusaha me-recall materi yang pernah diajarkan oleh para dosen, hasil pencarian di otak pun menunjukan bahwa satu hal yang perlu diingat pada kegiatan belajar mengajar anak usia dini, yaitu setting kelas atau pengaturan kelas. Sesuatu yang tidak kalah penting, hal tersebut sesuai kebijakan yang ada pada visi dan misi sekolah. Biasanya tempat duduk diatur dengan model berkelompok.

Tujuan dari pengaturan ruang kelas adalah untuk mewujudkan suasana belajar mengajar yang efektif, menyenangkan, dan memotivasi murid untuk belajar dengan baik sesuai dengan kemampuan. So, disinilah yang harus digaris bawahi, bangun suasana kelas di rumah. Tidak perlu membutuhkan satu ruangan khusus, mungkin dengan memberikan beberapa space untuk anak itu sudah cukup.

Okee, jadi begini. Berhubung TK yang dimasuki adik sepupu saya menggunakan kelas sentra (Tematik), jadi disini merefleksikan setting kelas tematik. Pengaturan ruang tematik menurut buku yang pernah saya baca yang ditulis oleh Trianto (2010), sebagai berikut:

1. Ruang perlu ditata disesuaikan dengan tema yang sedang dilaksanakan.

2.Susunan bangku peserta didik dapat berubah-ubah sesuai dengan keperluan pembelajaran yang sedang berlangsung.

3. Peserta didik dapat duduk diatas tikar atau karpet tidak selalu duduk dikursi.

4. Kegiatan hendaknya bervariasi dan dapat dilaksanakan baik didalam kelas maupun diluar kelas.

5. Dinding kelas dapat dihiaskan dari hasil karya peserta didik dan dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar.

6. Alat sarana dan sumber belajar hendaknya di kelola sehingga memudahkan peserta didik untuk menggunakan dan menyimpannya kembali.

Sekarang kita refleksikan sub-sub diatas dengan lingkungan rumah:

1. Ruang perlu ditata disesuaikan dengan tema yang sedang dilaksanakan. Setelah melihat materi yang akan diajarkan hari itu, orang tua dapat menyesuaikan ruang belajar anak sesuai dengan tema. Manfaatkan barang-barang yang ada saja.

2. Orang tua atau saudara dapat berperan sebagai layaknya teman untuk anak, orang tua atau saudara ikut mengerjakan apa yang dikerjakan Si Anak sehingga anak tidak merasa belajar sendiri.

3. Disediakan meja dan kursi serta karpet, sehingga suasana ketika di sekolah dapat terasa, dan bebaskan anak untuk menempati area yang biasa digunakan anak untuk mengerjakan.

4. Kegiatan yang sudah disampaikan oleh guru, dapat di beri variasi, dengan melakukan nya di dalam atau di luar ruangan.

5. Dinding ruangan anak dapat dihiaskan dari hasil karya anak dan sesuatu yang berkaitan tentang pembelajaran anak.

Nah, seperti itu. Sederhana bukan? Meskipun bukan seberapa, setidaknya rasa rindu anak tentang sekolah dapat sedikit terobati bukan? Mungkin hal-hal diatas dapat dikembangkan lagi, sesuai kreatifitas orang tua. Hehehe, kiranya cukup sekian tips mengobati rindu Si Kecil tentang sekolah. Selamat mencoba, semoga bermanfaat dan terima kasih.

Sumber Bacaan:

Trianto. 2010. Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik. (Surabaya: Kencana)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun