Mohon tunggu...
little fufu
little fufu Mohon Tunggu... Jurnalis - Pembelajar aktif

manusia sanguin kholeris yang sedang belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Anak Usia Dini+Pendidikan=Bibit Unggul, Guys

19 Maret 2020   08:33 Diperbarui: 19 Maret 2020   08:35 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semasa Sekolah Dasar (SD), terdapat tulisan yang baru saya sadari maknanya ketika beranjak SMP. Tertulis disana adalah "Puisi Teruntuk Orang Tua". Rupanya, puisi tersebut ditulis oleh Dorothy Law Nolte pada tahun 1945, sudah berumur lama rupanya tulisan tersebut. Membuat saya teringat akan sesuatu, "Menulislah, agar mereka tahu apa yang kamu pikirkan, dan siapa tahu itu berguna untuk dunia". Kurang lebih seperti itu, saya lupa kata-kata itu saya dapat dari mana, apakah melalui film, buku, atau seminar? Entahlah saya lupa.

Puisi yang ditulis oleh Dorothy Law Nolte (1945), kurang lebih seperti ini:

Jika anak dibesarkan dengan celaan, maka ia akan belajar memaki

Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, maka ia akan belajar berkelahi

Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, maka ia akan belajar rendah diri

Jika anak dibesarkan dengan hinaan, maka ia akan belajar menyesali diri

Jika anak dibesarkan dengan toleransi, maka ia akan belajar menahan diri

Jika anak dibesarkan dengan dorongan, maka ia akan belajar percaya diri

Jika anak dibesarkan dengan pujian, maka ia akan belajar menghargai

Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan, maka ia akan belajar menemukan cinta dalam kehidupan nya.

Terlihat seperti tulisan yang ditulis oleh pakar pendidikan anak bukan? FYI, beliau bukan pakar pendidikan anak, tetapi tulisannya dapat memberikan gambaran tentang sebuah pola pendidikan beserta dengan hasilnya. Dari sini kita tahu, bahwa belajar bisa kita dapat dari siapa saja dan dimana saja, setuju?

Dirasa semua orang sudah tahu, setiap anak memiliki sifat yang unik dan terlahir dengan potensi yang berbeda-beda dengan memiliki kelebihan bakat, dan minat sendiri-sendiri. Contohnya, ada anak berbakat menyanyi, ada pula yang berbakat bahasa, bermusik, menari, atau olahraga. Anak usia dini mengalami tahap pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun mental yang paling pesat. Pertumbuhan dan perkembangan dimulai sejak pranatal, yaitu sejak dalam kandungan.

Pembentukan sel syaraf otak, sebagai modal pembentukan kecerdasan terjadi saat anak berada dalam kandungan. Setelah lahir terjadi lagi pembentukan sel syaraf otak, tetapi hubungan antara sel syaraf otak terus berkembang. 

Begitu penting usia dini, sampai terdapat teori yang mengatakan bahwa pada usia empat (4) tahun perkembangan, 50% kecerdasan telah tercapai dan 80% pada usia delapan tahun. Sel-sel tubuh anak tumbuh dalam perkembangan yang amat sangat cepat. Tahap perkembangan janin sangat penting untuk pengembangan sel-sel otak, bahkan saat lahir sel otak tidak bertambah lagi.

Penggunaan istilah anak usia dini dalam PAUD mengidentifikasikan adanya kesadaran yang tinggi pada pihak pemerintah dan sebagai pemerhati pendidikan untuk menangani pendidikan anak-anak secara profesional dan serius. Penanganan anak usia dini, khususnya dalam bidang pendidikan sangat menentukan kualitas pendidikan bangsa di masa mendatang. Pada masa usia dini, kualitas hidup seseorang memiliki makna dan pengaruh yang luar biasa untuk kehidupan selanjutnya. Oleh karena itu, pada masa perkembangan anak ketika masa "the golden age".

Periode usia dini dalam perjalanan kehidupan manusia merupakan periode penting bagi pertumbuhan otak, intelegensi, kepribadian, memori, serta aspek perkembangan lainnya. Pada masa itu, anak melakukan proses pertumbuhan dan perkembangan (koordinasi motorik kasar dan halus), daya pikir, daya cipta, bahasa dan komunikasi (kecerdasan jamak). Artinya apa? Artinya apabila terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan pada masa ini, maka dapat mengakibatkan terhambatnya pada masa-masa selanjutnya. 

Tapi yang perlu diingat bersama, anak pintar itu ada waktunya. Jangan memaksa anak untuk pintar sejak dini. Misalnya, mentang-mentang lagi di masa golden age, anak langsung di les kan calistung dkk tanpa melihat kesiapan anak dalam menerima hiruk pikuk ilmu dunia, tidak salah, hanya saja terkesan bagaimana gitu. 

Dalam dunia PAUD terdapat istilah belajar sambil bermain. Pokok intinya adalah dimana anak sebenarnya belajar tapi dia merasa seperti bermain. Dunia anak adalah dunia bermain, gimana caranya belajar itu dirasa anak sebagai bermain. Anak senang, otak-pun memberikan respon "welcome ilmu baru", kiranya seperti itu.

Masih menurut Dorothy, apabila anak mendapatkan pola pendidikan yang berlawanan dengan jiwa mereka, maka hasilnya pun akan demikian. Lalu bagaimana caranya untuk menghindari hal tersebut? Caranya adalah diperlukan pula pendidikan yang benar-benar pas untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Bloom dalam penelitiannya berupa longitudinal mengenai kecerdasan, berpendapat bahwa sekitar 50% variabilitas kecerdasan orang dewasa telah ada sejak usia empat tahun, 30% sisanya pada usia delapan tahun dan 20% sisanya pada pertengahan atau akhir masa dasawarsa kedua. Dikatakan pada usia empat tahun pertama adalah kurun waktu seorang anak sangat peka terhadap kaya miskinnya lingkungan akan stimulasi. Selama kurun waktu itu, terdapat perbedaan kecerdasan pada anak dengan lingkungan yang kaya akan stimulasi dengan anak yang berada pada lingkungan stimulasi yang miskin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun