Mohon tunggu...
little fufu
little fufu Mohon Tunggu... Jurnalis - Pembelajar aktif

manusia sanguin kholeris yang sedang belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Metode Bermain Peran dalam Pembelajaran Sosial-Emosional dan kesadaran diri Anak Usia Dini

5 April 2019   10:21 Diperbarui: 5 April 2019   12:10 2598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sebagai calon guru bangsa, sebelum dilakukannya pembelajaran seorang guru harus mempunyai pandangan umum tentang pembelajaran agar ketika menyusun perencanaan pembelajaran mampu mencapai tujuan yang diharapkan dalam penerapan strategi pembelajaran itu sendiri. 

Sebelum melangkah lebih jauh tentang pembahasan kali ini, sepatutnya kita memahami terlebih dahulu makna atau arti sebenarnya dari Pembelajaran itu sendiri. 

Dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pembelajaran berasal dari kata dasar 'ajar' yang kemudian diberi imbuhan di awal-akhir 'pe-an' dan menjadi /pem-bel-a-jar-an/ n proses, cara atau perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. 

Menurut UU no.20 tahun 2003 tentang Sisdiknas pasa 1 ayat 20 yang berbunyi, pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Sedangkan pengertian pembelajararan yang dikemukakan oleh Gagne (1977) yaitu pembelajaran merupakan seperangkat peristiwa-peristiwa eksternal yang dirancang untuk mendukung beberapa proses belajar yang bersifat internal. 

Lalu, Gagne (1985) mengemukakan teorinya lebih lengkap dengan mengatakan bahwa pembelajaran dimaksudkan untuk menghasilkan belajar, situasi eksternal harus dirancang sedemikian rupa untuk mengaktifkan, mendukung, dan mempertahankan proses internal yang terdapat dalam setiap peristiwa belajar (Wikipedia). 

Setelah paham makna dari 'pembelajaran', kita lebarkan pembahasan kali ini ke 'pembelajaran sosial-emosional'. Bisa dibilang tulisan ini adalah tulisan kedua saya yang bercuap tentang pembelajaran sosial-emosional yang sebelumnya saya bahas pada Pembelajaran Sosial Emosional pada Anak Itu Penting! . 

Dalam pelaksanaan proses pembelajaran sosial-emosional, perlunya pemahaman tentang bagaimana cara mengembangkan sosial-emosional pada anak, khususnya anak usia dini. 

Perkembangan sosial-emosional anak meliputi  perkembangan dalam hal emosi, kepribadian, dan hubungan interpersonal (Papalia, 2004). Menurut Dodge (2002), pada tahap awal masa kanak-kanak, perkembangan sosial emosional seputar tentang proses sosialisasi itu sendiri, yaitu proses ketika anak mempelajari nilai-nilai dan perilaku yang diterima dari masyarakat.  

Dari vidio yang pernah saya lihat, menyatakan bahwa Anak yang sehat secara emosi adalah anak yang mampu mengungkapkan emosinya secara positif. Lalu bagaimana cara mengarahkan anak agar mengekspresikan emosinya secara positif? 

Sebagai pendidik dan juga orang tua perlunya mengembangkan kemampuan agar anak mampu mengekspresikan emosinya dengan cara yang baik sejak usia dini. Ada banyak metode yang bisa diterapkan oleh pendidik dan juga orang tua, diantaranya metode bermain. Sebelum itu, perlunya seorang pendidik mengetahui tentang Strategi pengembangan emosi anak, mari kita simak dialog berikut ini:

Bintang: (sedang menangis).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun