Mohon tunggu...
Imada Muhammad Hammada
Imada Muhammad Hammada Mohon Tunggu... -

Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Prodi Ilmu Komunikasi angkatan 2014

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gadget atau Petak Umpet?

10 September 2014   06:33 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:08 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selamat malam semua,entah kenapa malam ini saya kangen dengan hal-hal yang menyangkut masa kecil,memang sih saya anak awal tahun 2000an,tapi walaupun saat itu sudah masuk abad 21,masa kecil saya masih dipenuhi dengan canda tawa bermain delikan,sepak sekong,betengan,layangan,kasti,polisi polisinan,dan masih banyak permainan lain.

Memasuki era modern nan canggih ini,anak-anak kecil jaman sekarang lebih suka berkutat dengan gadget mereka,kita memang tak bisa membantah bahwa game-game yang ada di dalam gadget lebih menarik dan up to date,tapi sebagai anak Indonesia yang cinta kan kebudayaan local saya merasa sangat resah dengan hal ini.

Saya merasa jika kita saja sebagai orang yang lebih tua tidak mau mengingatkan anak-anak kecil agar mau bermain berkelompok mungkin anak-anak jaman sekarang akan menjadi anak anti-sosial yang hanya bersosialisasi lewat social media,seperti twitter,facebook,instagram,path,dan social media yang sangat popular di kalangan mereka.

Memang orang tua jaman sekarang lebih suka anak-anaknya duduk manis dirumah ditemani dengan gadget mereka,orang tua jaman sekarang lebih suka anaknya tidak kepanasan bermain di gang-gang desa,orang tua jaman sekarang malas kalau harus mencari anaknya yang berlarian bermain petak umpet.

Mereka para orang tua jaman sekarang mengatakan bahwa permainan dalam gadget anak-anak lebih bernilai edukatif dan tidak banyak menimbulkan efek negatif,dan jika disangkal bahwa permainan gadget permainan individualis mereka akan menjawab “toh itu bisa dimainkan online,bukankah online juga bersosialisasi dengan orang lain?”

Iya memang benar benilai edukatif,tapi lebih edukatif mana jika anak-anak bermain petak umpet,kasti,ataupun betengan dengan bermain yang jujur,bukankah itu lebih mendidik mental anak agar jujur dalam segala hal,karena permainan adalah hal yang dianggap paling remeh temeh.

Bersosialisasi online?apakah game online bisa bertemu ataupun tatap muka dengan pemain yang lain langsung?paling yang bisa bertemu hanya anak-anak kecil yang lagi main bareng game net dan pada bengak bengok sendirian.hehe

Siapakah yang salah dengan hal ini?saya pikir tidak ada yang salah dengan semua ini,jika kita melihat realita masa kini maka orang tua pasti was-was melihat anak-anaknya bermain berkeliaran diluar rumah.

Anak-anak jaman sekarang pun jika disuruh main keluar paling-paling hanya melengos dan lebih memilih bermain dengan gadget yang mereka punyai,kalaupun tak punya gadget dan ingin bermain tradisional nanti nggak ada teman mainya,sangat ironis memang.

Teknologi sendiri tak mau berhenti sebentar untuk membiarkan anak-anak bermain bersama teman-temanya,teknologi menjadi semakin cantik,dengan game-game Barbie dan fashion untuk anak permpuan.Teknologi menjadi semakin menantang dan garang dengan game RPG dan perang-perangan untuk anak laki-laki.Teknologi terasa sudah memenuhi apapun dalam hal-hal permainan,mulai dari game yang peliharaan tanpa takut peliharaanya mati,game olahraga,tanpa takut anak-anak jatuh dan berdarah,game permainan otak,yang dapat membuat otak anak-anak menjadi terasah dan lebih cerdas dan game online,game yang tanpa bertemu langsung dengan lawan main anak-anak dapat bersosialisasi online.

Kita sebagai anak-anak masa lalu yang pernah bermain permainan tradisional memang tak bisa menghentikan hal tersebut,tak mungkin kita melarang anak-anak agar jangan bermain gadget,itu sama saja membuat anak-anak jangan sekarang menjadi gagap teknologi.

Sebaiknya di setiap Rt ataupun Rw dibuat paguyuban permainan,agar anak-anak kecil tidak hanya berkutat dengan gadget mereka,orang tua pun juga dapat mengawasi anak-anaknya dalam bermain,jadi mereka tak perlu khawatir dengan penculikan anak ataupun hal-hal negatif lain.

Semoga saja di kemudian hari saya melihat lagi tawa anak-anak di gang desa yang bermain petak umpet,tawa mereka menjadi nostalgia betapa bahagianya menjadi anak Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun