Mohon tunggu...
MN Aba Nuen
MN Aba Nuen Mohon Tunggu... Guru - Pengajar

Pengajar pelosok yang jatuh cinta pada quotation "menulisalah, agar engkau dicatat peradaban," Surel:noyatokan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Urgensi Membangun Sistem Mitigasi Bencana di Sekolah (Bagian 5)

12 Mei 2019   20:42 Diperbarui: 12 Mei 2019   20:57 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Sumber:p2mb.geografi.upi.edu

Dari paparan pada tulisan bagian pertama hingga keempat, jelas bahwa upaya melindungi sekolah dan warganya  dari ancaman bencana butuh beberapa aspek penting antara lain, sistem mitigasi yang baik, kelembagaan yang kuat serta  kolaborasi semua pihak.

Sistem yang baik akan menjadi alat dan pedoman kerja bagi unsur-unsur dalam organisasi seperti FPRBS. Di sisi lain, kolaborasi dengan pola jejaring seperti digagas dalam tulisan ini, akan meringankan sekaligus menguatkan manajemen sekolah untuk memastikan bahwa siswa, guru dan warga sekolah pada umumnya, memiliki kesadaran pada pentingnya membangun sikap dan perilaku siaga terhadap bencana di lingkungan sekolah.

Dengan kesadaran itu, warga sekolah akan tergerak untuk membangun kapasitas diri. Kapasitas itu diperlukan untuk mengurangi tingkat kerentanan mereka pada bencana.

Dalam jangka panjang, kapasitas itu pada akhirnya diharapkan menjadi kecakapan hidup (life skill) bagi para peserta didik, termasuk ketika mereka kembali ke tengah masyarakat kelak.  Jika sampai pada level ini, maka sekolah sebagai institusi dan warga sekolah sebagai aset utamanya, bisa menjadi pusat lahirnya budaya (culture formation) aman terhadap bencana, dengan perilaku dan sikap siaga sebagai instrumen pentingnya.  

Dengan demikian, sekolah dengan budaya seperti ini memiliki nilai (value)  yang mulia, karena piranti-piranti sikap, kesadaran, partisipasi dan solidaritas mampu memproteksi segenap warga sekolah dan fasilitas pendidikan dari ancaman bencana. Budaya sigap dan aman bencana di sekolah  bertumpu pada empat struktur utama yakni, (1) pengetahuan dan keterampilan menghadapi bencana, (2) kebijakan, (3) rencana tanggap darurat dan (4) mobilisasi sumber daya manusia. Keempat aspek ini merupakan parameter umum yang berlaku pada banyak sekolah siaga bencana.

Bagi umat manusia, pengalaman dilanda bencana merupakan pelajaran berharga. Pengalaman itu bisa melahirkan ide dan cara pandang baru tentang apa dan bagaimana strategi, metode dan pendekatan menghadapi bencana. Setiap pengalaman bencana, juga akan menjadi refleksi untuk mendesain strategi mitigasi di masa depan. Tujuan utamanya adalah untuk menghindari jatuhnya korban dalam jumlah banyak.

Sekolah dan sumber daya manusia yang ada di dalamnya merupakan investasi bangsa. Tetapi pengalaman membuktikan, komunitas ini juga kerap menjadi korban atas ragam potensi bencana di negeri ini. Bencana yang terjadi pada jam sekolah menjadi momok paling menakutkan, terutama karena peserta didik umumnya adalah usia anak-anak.

Oleh karena itu, upaya melindungi anak-anak dan segenap warga sekolah lainnya dari ancaman bencana tidak bisa dibebankan sepenuhnya pada manajemen sekolah. Semua pihak dalam ekosistem pendidikan,  wajib mengambil peran partisipasi sebagai sebuah jejaring untuk mewujudkan sekolah yang selalu siaga pada kemungkinan terjadinya bencana.

Partisipasi juga akan memperkuat pengetahuan dan kapasitas manajemen sekolah dan semua warganya, untuk menciptakan budaya kesiapsiagaan, memiliki daya antisipasi terhadap potensi bencana  di lingkungan sekolah.  Pada akhirnya, diharapkan kerja gotong royong para jejaring itu, selain dapat mengurangi jatuhnya korban dalam jumlah banyak dikalangan peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan, juga bisa melindungi fasilitas pendidikan dari kerusakan yang  parah ketika bencana menimpa sekolah.  

Melihat rentetan bencana yang terjadi selama tahun 2018, maka pengalaman itu harus menjadi pemantik bagi semua otoritas terkait di bidang pendidikan, untuk mengambil langkah strategis pencegahan dan perlindungan terhadap sumber daya manusia pendidikan maupun fasilitas bangunan. Sekolah sebagai pusat anak-anak menimba ilmu pengetahuan dan membentuk karakter, harus menjadi target prioritas upaya perlindungan dari bencana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun