Mohon tunggu...
MN Aba Nuen
MN Aba Nuen Mohon Tunggu... Guru - Pengajar

Pengajar pelosok yang jatuh cinta pada quotation "menulisalah, agar engkau dicatat peradaban," Surel:noyatokan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Urgensi Membangun Sistem Mitigasi Bencana di Sekolah (Bagian 2)

5 Mei 2019   10:00 Diperbarui: 5 Mei 2019   10:54 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

                        Sumber: obi.or.id

Sekolah merupakan salah satu komunitas dengan populasi yang padat. Di sana terdapat guru dan siswa baik remaja maupun anak-anak kecil. Siswa-siswi adalah kelompok anak yang memiliki keterbatasan baik secara fisik maupun psikis, dan karenanya mereka termasuk kelompok yang rentan terhadap potensi bahaya bencana alam.

Hasil riset UNESCO pada 2011 menunjukan tingkat kesiagaan komunitas sekolah ternyata lebih rendah jika dibandingkan dengan masyarakat dan aparat. Untuk meningkatkan kesadaran dan menciptakan budaya aman dan siaga terhadap bencana di sekolah, maka garis tebal perlu diberikan untuk dua poin penting berikut:

Pertama, bagaimana kebijakan manajemen bencana alam di sekolah, untuk menciptakan kondisi kesiapsiagaan melalui pendidikan pengurangan resiko bencana?
Kedua, seperti apa keterlibatan para pihak terkait sebagai satu jejaring besar dalam mewujudkan sekolah yang memiliki budaya tanggap dan siaga pada bencana?  

Hasil kajian tulisan ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi sekolah, dalam mengambil kebijakan tentang sistem kesiapsiagaan seluruh komponen warga sekolah terhadap ancaman bencana.
Selain itu, kajian tulisan ini juga bisa meningkatkan kesadaran dan partisipasi publik, dalam membantu sekolah dan komunitasnya agar memiliki kecakapan dan kapasitas menghadapi bencana.

Secara umum terminologi bencana didefinisikan sebagai suatu kejadian atau rangkaian kejadian yang menyebabkan banyak kematian atau kerugian yang luar biasa dimana masyarakat membutuhkan bantuan dari pihak luar. Menurut UU No. 24 Tahun 2007, bencana adalah peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis.


Wikipedia mendefinisikan bencana sebagai a serious disruption of the functioning of  a community  or a society involving widespread of human, material, economic or environmental losses or impacts which exceeds the ability of the affected community to cope using its own resources. Bencana merupakan suatu gangguan serius pada fungsi suatu komunitas dan secara luas mengakibatkan hilangnya jiwa, harta benda, kerugian ekonomi dan berdampak pada lingkungan, yang melampaui kemampuan manusia untuk mengatasi dengan sumber dayanya sendiri.

Pendidikan Pengurangan Resiko Bencana (PPRB) adalah sebuah proses pembelajaran bersama yang dilakukan secara interaktif. Proses itu bisa terjadi di lembaga pendidikan maupun di tengah masyarakat. Secara spesifik, PPRB bisa diartikan sebagai konsep dan praktek pengurangan resiko bencana melalui upaya-upaya yang sistematis untuk menganalisa faktor-faktor penyebab terjadinya bencana, termasuk mengidentifikasi potensi bahaya dan mengurangi kerentanan pada masyarakat dan properti, memanfaatkan tanah dan lingkungan secara bijak, dan meningkatkan kesiagaan terhadap kejadian-kejadian yang merugikan.  

Dalam konteks sekolah, PPRB merupakan upaya secara sadar dan terencana, untuk menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran yang mampu membantu peserta didik agar memiliki potensi dan kecakapan mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian dan langkah-langkah yang tepat.
 
Manajemen bencana merupakan seperangkat kebijakan yang mengikat yang dibuat oleh sekolah dalam rangka mendukung pelaksanaan pendidikan pengurangan resikko bencana di sekolah. Perangkat itu bisa berupa petunjuk, panduan atau pedoman implementasi PRB di sekolah. Manajemen Bencana di Sekolah akan bekerja mengkaji dan merencanakan sistem perlindungan fisik,  pengembangan kapasitas dalam malakukan respon atau tanggap darurat, dan perencanaan kesinambungan layanan pendidikan baik di tingkat sekolah maupun otoritas pendidikan disemua level, kabupaten/kota, provinsi hingga nasional.

banjir-3-bandang-garut-jabar-mongabay-5cce552a95760e5ba058dd23.jpg
banjir-3-bandang-garut-jabar-mongabay-5cce552a95760e5ba058dd23.jpg
Gedung sekolah yang terdampak banjir. 

           Sumber:mongabay.co.id

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun