Mohon tunggu...
MN Aba Nuen
MN Aba Nuen Mohon Tunggu... Guru - Pengajar

Pengajar pelosok yang jatuh cinta pada quotation "menulisalah, agar engkau dicatat peradaban," Surel:noyatokan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Centang Hijau dan Decreasing Viewers

27 Januari 2019   21:45 Diperbarui: 27 Januari 2019   22:05 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada Maret 2018, Kompasiana membedakan arti warna centang hijau dan biru bagi para Kompasianer. Centang hijau berarti status Kompasianer tervalidasi, sedangkan warna centang biru menandakan terverifikasi. Begitulah SOP admin Kompasiana. 

Sejak menjadi Kompasianer pada 5 Desember 2018, awalnya saya benar-benar tidak paham, rupanya warna-warni centang itu ada maknanya. 

Ketidaktahuan itu berlangsung sekitar 2 minggu, sampai akhirnya ajang kopi darat para angggota Kompasianers Kupang pada 22 Desember 2018 menjelaskan arti itu.

Sayapun akhirnya mengerti, ternyata menjadi blogger  di Kompasiana menyimpan banyak fitur yang bikin penasaran. Dengan rasa penasaran itu pula, saya lantas melakukan verifikasi data akun dan profil diri, sesaat setelah acara kumpul-kumpul Kompasianer Kupang itu. 

Sebulan sudah penantian pada munculnya centang hijau itu, sayang sampai detik ini ia tak  hadir. Sudah tak terhitung, berapa banyak kali saya melengkapi data, upload kartu identitas selama sebulan ini. Intinya saya melakukannya berulang-ulang.

Sementara itu, ada cerita dari teman Kompasianer lain, yang punya centang hijau muncul kurang lebih dalam sejam setelah mengisi data diri.  Wah, kok bisa? Jelas ini makin bikin penasaran, adakah prosedur yang saya lupakan? 

Pada hal jujur saja, sayapun merindukan si centang hijau itu. Memang kedengaran jadi aneh, rindu pada simbol? Oh no, this is about curiosity. Keingintahuan itu akhirnya melahirkan tulisan ini. 

Dari perspektif menulis, membiarkan keingintahuan tetap terkungkung menjadi tanda tanya dalam benak, ia akan menjadi bibit "kemandulan", cikal bakal krisis imajinasi. Ini siklus yang paling tidak diinginkan setiap penulis. 

Jadi intinya artikel ini jika di parafrase, ini sebetulnya beberapa pertanyaan sederhana, mengapa verifikasi akun yang tak kunjung mendapat respon? 

Jika memang proses itu terdapat kesalahan prosedural atau incomplete informasi data diri saya, bagaimana caranya saya tahu itu agar bisa diperbaiki? 

So far, sudah beberapa artikel terkait tips-tips agar tervalidasi, saya baca dengan harapan bisa jadi solusi, toh setelah dicoba hasilnya sama, tidak ada centang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun