Mohon tunggu...
Old Imp
Old Imp Mohon Tunggu... Administrasi - Penyeimbang

Urlicht

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Jangan Golput, Prabowo Selalu Cinta Ulama

10 Agustus 2018   19:54 Diperbarui: 10 Agustus 2018   19:59 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Kaget! Antiklimaks! Kecewa!

Itu yang kira-kira menjadi reaksi yang saya tangkap dari pendeklarasian dua pasang Capres-Cawapres di menit-menit terakhir pendaftaran. Mengapa oh mengapa Jokowi pilih Ma'ruf Amin? Mengapa bukan Mahfud MD? Mengapa Sandi tega menusuk AHY dari belakang... lagi? Percayalah kawan, sekecewa-kecewanya Ceby-Kampry tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan kekecewaan Pepo-Memo.

Kekecewaan Kelompok Ceby

Banyak die-hard Ahoker yang kecewa dan bahkan marah dengan terpilihanya Ma'ruf Amin sebagai pendamping Jokowi dalam Pilpres 2019. Mereka merasa Jokowi telah mengkhianati sahabatnya Ahok dengan memilih Ma'ruf yang ikut berperan menjebloskan Ahok dalam penjara.

Ajakan Golput pun berkumandang. Belum lagi ditambah pendukung Mafud MD yang merasa di PHP. Golput adalah hak tapi tolong jangan ngajak-ngajak. Dan kalau boleh saya sarankan untuk pikir-pikir lagi. Masih ada waktu sampai April 2019 untuk menentukan sikap.

Jokowi jauh dari posisi aman walaupun survey terakhir posisinya selalu di nomor satu. Kelemahan utama Jokowi ada pada dua hal, yang pertama SARA dan kedua Ekonomi.

Pilhan pada Ma'ruf dilakukan untuk menutup lubang yang pertama, sehingga bisa konsentrasi ke masalah ekonomi. Perkara mengapa Ma'ruf dan bukan Mafud sudah dikupas dalam artikel lain di kompasiana. Buat yang tetap mau idealis silahkan dan tetap saya hormati. Saya bukan orang idealis, saya pikir yang praktis-praktis saja. Sebagai pembayar pajak saya ora sudi duit pajakku buat beli Kardus. 

Ora sudi duit pajak buat beli waring untuk tutupi kali se-Indonesia, 

Ora sudi duit pajak buat beli minyak nyongnyong buat kali se-Indonesia. 

Ora sudi duit pajak buat tanam pohon plastik.

Ora sudi duit pajak buat tanam rumput depan halte, 

Ora sudi duit pajak buat ngecat jalanan hari ini hitam putih besok warna-warni. 

Kalau situ sudi ya silahkan golput, tapi jangan ngajak-ngajak. Biarkan pembayar pajak menentukan mau diapakan duit pajaknya.

Apakah bapak ibu percaya prestasi Jokowi akan membuat Jokowi otomatis terpilih dua periode? Apa kurang prestasi Ahok? Apa kurang bersihnya Ahok? Kepuasan warga Jakarta terhadap kinerja Ahok >70% apakah semua itu menjamin Ahok dua periode?

Ternyata tidak ada gunanya semua itu kalau sudah kena senjata SARA. Jakarta adalah mini Indonesia, apa yang membuah bapak ibu yakin JKT58 tidak menjadi IDN58?

Kekecewaan Kelompok Kampry

Sekarang saya pindah ke kelompok Kamrpry, masuknya Sandi di menit terakhir juga mengagetkan kelompok Kampry. Mereka juga kecewa dengan tidak dihiraukannya Ijtimak Ulama yang sudah merekomendasikan Ustadz A atau Ulama B. Eh yang gandeng Ulama malah di kubu sebelah.

Senjata SARA yang sudah full loaded tiba-tiba tidak bisa dipakai. Saya tidak tahu apakah meraka akan jadi golput atau tidak. Saya cenderung berpikir tidak. Tapi saya harus konsisten dan saya pun menyarankan jangan Golput. Mengapa?

Karena tidak seperti yang disangkakan orang, Prabowo tidak pernah meninggalkan Ulama. Sandiaga yang digandeng Prabowo bukan hanya santri yang mondok di negeri Paman Trump tetapi juga seorang Ulama. Gak percaya?

Jawabannya ada di nama Sandiaga Uno, tapi harus nama lengkap 

Sandiaga

Salahuddin

UUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUno.

Cara bacanya 'U' --nya panjang.

UUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUU- lama

Pak Prabowo tidak pernah meninggalkan Ulama, justru beliau cinta betul dengan Ulama yang satu ini:

UUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUang.

Apalagi kalau 500M 'UUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUU'- lama betul.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun