Mohon tunggu...
Muhammad Abdurrokhim Al-Hafiizh
Muhammad Abdurrokhim Al-Hafiizh Mohon Tunggu... -

Founder of Indonesian Young Engineers Chemical Engineering Student of Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Merintis Generasi Berwawasan Inovatif

20 Oktober 2015   18:16 Diperbarui: 20 Oktober 2015   18:16 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kalau kamu menjadi pemilik sebuah perusahaan, tentunya kamu tidak ingin mengalami beban cost loss hanya untuk sesuatu yang sesungguhnya bisa kamu manage bukan?

5. SUSTAINABLE (Berkelanjutan)
Sekarang rencana inovasimu sudah siap. Tetapi belum matang untuk dikembangkan secara berkelanjutan ke depannya. Lalu apa selanjutnya? 

Sebelumnya, perlu diketahui bahwa kebanyakan perusahaan manufaktur Indonesia umumnya mempunyai kemampuan operasional yang cukup tinggi, artinya mampu menjalankan proses produksi di pabrik secara lancar, namun kemampuan akuisitif, inovatif dan adaptif umumnya dilakukan oleh mitra asing, sedangkan mitra dan tenaga ahli Indonesia umumnya kurang berperan. Mengapa? Karena mitra asing selalu mengedepankan poin sustainability yang agar senantiasa terus berkembang, tak hanya menjadi wujud pikiran yang terhenti dan merasa puas dengan kondisi teknologi yang sudah ada. 

Maka dari itu konsep sustainable harus terpatri dalam setiap ide yang akan kita rintis. Karena sesungguhnya tantangan global tidak pernah berhenti menantang kita untuk memajukan diri dan negeri kita.

SO, WHAT NEXT ?
Setelah kamu menemukan masalah yang harus diselesaikan, kamu pun sudah mempunyai rencana solusi sebagai penyelesaian atas masalah tersebut. Langkah selanjutnya adalah memikirkan bagaimana solusimu itu merupakan solusi yang inovatif. Namun kebanyakan orang mendefinisikan inovasi sebagai sebuah cara berbeda yang lain daripada yang lain. Ada pepatah mengatakan “Just because you’re unique, doesn’t mean you’re useful”. Tepat sekali ! Karena makna sesungguhnya inovatif sendiri adalah berpikir dengan jalan yang berbeda, bukan dengan bentuk yang berbeda atau dengan menggunakan bahan/alat aneh namun dianggap unik hanya untuk memancing ketertarikan publik atas “keunikan” tersebut. 

Untuk berpikir inovatif, kamu bisa memulai mencari pandangan baru dari sudut yang berbeda, membuat sebuah cara atau metode baru, serta mencari hal-hal di sekitarmu yang sekiranya menginspirasi dalam pengembangan ide yang kamu buat. Tidak perlu terlalu jauh untuk berpikir inovatif, buatlah terobosan baru yang memungkinkan idemu terealisasi pada tempatnya, pada kondisinya, dan sesuai wadahnya.

Baiklah, jika sekarang kamu sudah memiliki ide untuk membuat sebuah karya, hendaknya 5 poin di atas dipertimbangkan demi pembangungan teknologi dan pikiran kita agar senantiasa mengglobal dan berkembang. Sekali lagi, sebuah inovasi bukan hanya tentang “unik”. Kamu pun perlu sadar bahwa sebuah karya inovasi tidak bisa dibangun sendirian, kamu perlu merekrut orang lain sebagai partnermu yang bersama-sama membangun dengan satu visi yang sama.

Masyarakat di luar sana menantikan karya-karya hebat kita sebagai wujud berbakti pada negeri. Cobalah berpikir analitis terhadap segala hal di sekitarmu, dan percayalah bahwa semua hal tersebut bukanlah sesuatu yang sempurna dan dapat dikembangkan dengan kreativitas yang kamu miliki. Everyone is born brilliant ! Trust it !

Mari bersinergi membangun negeri.
Salam pembangunan,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun