Mohon tunggu...
Mas Yunus
Mas Yunus Mohon Tunggu... Dosen - Beyond Blogger. Penulis ihwal pengembangan ekonomi masyarakat, wisata, edukasi, dan bisnis.

Tinggal di Kota Malang. Bersyukur itu indah. Kepercayaan adalah modal paling berharga. Menulis untuk mengapresiasi. Lebih dari itu, adalah bonus.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Inilah 4 Keunikan Wisata Ngawonggo yang Viral di Malang

21 Februari 2021   18:28 Diperbarui: 21 Februari 2021   18:50 7375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pintu Gerbang Tomboan Ngawonggo (13/02/2021) | Dok. Pribadi

Hemat saya, pengelola Tomboan Ngawonggo menggunakan konsep spiritual marketing.  Ia berbisnis dengan hati, bukan semata transaksional.

Efeknya, orang-orang tergerak hatinya untuk memberi. Saya perhatikan, ada kelompok yang menghargai layanan Tomboan Ngawonggo melebihi harga jual jajanan pasar tradisional.

4. Keunikan Situs Petirtaan Ngawonggo

Dari lokasi kedai Tomboan Ngawonggo, kami ditemani Mas Yasin menuju situs Petirtaan Ngawonggo. Kedua lokasi itu menyatu, dihubungkan oleh jembatan bambu yang membelah sungai Mantenan.

Untuk sampai ke situs Petirtaan Ngawonggo, pengunjung harus melewati jalan setapak melewati jembatan bambu itu. Situs Petirtaan Ngawonggo berada di antara dua sungai kembar, yaitu sungai Dawuhan dan sungai Manten (Mantenan).  

Jembatan bambu menuju situs Petirtaan Ngawonggo|Dok. Pribadi
Jembatan bambu menuju situs Petirtaan Ngawonggo|Dok. Pribadi
View sungai Dawuhan di situs Petirtaan Ngawonggo|Dok. Pribadi
View sungai Dawuhan di situs Petirtaan Ngawonggo|Dok. Pribadi
View Sungai Mantenan|Dok. Pribadi
View Sungai Mantenan|Dok. Pribadi
9 Pancuran air di Situs Petirtaan Ngawonggo|Dok. Pribadi
9 Pancuran air di Situs Petirtaan Ngawonggo|Dok. Pribadi
Unik. Sungai Dawuhan berada di bagian atas. Sungai kecil ini berfungsi sebagai sarana irigasi pertanian. Mengairi sawah-sawah penduduk setempat. Sungai ini dibangun sejak era pendudukan Belanda.

Sementara di bagian bawah, terdapat sungai Mantenan yang curam. Debit air yang melimpah, mengalir bebas ke sungai ini.

Konon, tempat ini merupakan situs warisan era Mpu Sindok ini pada abad ke-10 (940 M). Situs ini merupakan tempat "Pendidikan" sekaligus tempat "Penyucian Diri" bagi agama tertentu yang berkembang saat itu. Salah satu prasasti yang disebut-sebut sebagai buktinya adalah Prasasti Urandungan.

Saat berkunjung ke lokasi, oleh Mas Yasin kami ditunjukkan lima situs dari enam situs Petirtaan Ngawonggo yang ada. Sesuai namanya, petirtaan itu berupa padosan atau tempat pemandian. Pada situs bagian pertama dan kedua, tampak seperti lokasi bangunan yang belum jadi.

Sementara pada situs ketiga dan keempat, berupa kolam segi empat memanjang dilengkapi dengan dua air mancur di ujungnya.

Sedangkan situs kelima, berupa area petirtaan dengan sembilan air mancur alami. Air itu berasal dari Sungai Dawuhan, dialirkan dengan pipa bambu. Berkesan sederhana dan masih apa adanya. Sebagian terlihat ada yang sudah rusak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun