Mohon tunggu...
Mas Yunus
Mas Yunus Mohon Tunggu... Dosen - Beyond Blogger. Penulis ihwal pengembangan ekonomi masyarakat, wisata, edukasi, dan bisnis.

Tinggal di Kota Malang. Bersyukur itu indah. Kepercayaan adalah modal paling berharga. Menulis untuk mengapresiasi. Lebih dari itu, adalah bonus.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Kepiting Hambur

4 November 2019   18:06 Diperbarui: 4 November 2019   18:13 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kepiting Hambur Djoeragan Dapur Malang|Dok. Foto Pribadi

Sekitar dua minggu lalu, saya diajak kawan-kawan untuk menikmati Kepiting Hambur di Kota Malang. Tepatnya di Djoeragan Dapur Malang, Jl. Sulfat No. 95, Pandanwangi, Kec. Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur.

Menu kepiting sering saya kenal, tapi kata hambur itu baru saya ketahui maknanya. Menurut penjelasan sang pemilik usaha, Mas Ovin, bahwa kata "hambur" itu berasal dari bahasa khas masyarakat Balikpapan, juga masyarakat Sulawesi. Di Malang, kata hambur itu mungkin padanan dari kata "bancakan" (21/10/2019).

Jadi, makna "Kepiting Hambur" adalah kepiting yang dihamburkan di atas meja dan dimakan secara beramai-ramai atau seru-seruan. Hemmm.... inikah sebagian ciri generasi millenneal, suka dengan hal-hal baru yang menantang, termasuk dalam kuliner?

Kreativitas ala Ovin
Kreativitas itu perlu. Ini salah satu ciri generasi era millenneal. Kreatif dalam hal ini adalah berusaha menghadirkan cita rasa baru yang semula "Kepiting Hambur" di tempat asalnya (Balikpapan-Makasar) begitu "asin", di Malang dikurangi level asinnya.

Alvin Yulianda, Wirausahawan
Alvin Yulianda, Wirausahawan
Tak hanya itu. Ovin berusaha menghadirkan "kepiting merah" dan berdaging itu dari daerah asalnya. Kepitingnya masih hidup, fresh. Kepitingnya adalah Kepiting Merah, bukan Rajungan yang berwarna hijau.

Masalahnya, bagaimana cara mendatangkan "kepiting merah" hidup dari daerah asalnya? Ternyata, menurut Alvin Yulianda yang sehari-hari dipanggil Mas Ovin itu, akhirnya menemukan jalannya. Ternyata bisa. Inilah satu diantara keunggulan "Kepiting Hambur" Djoeragan Dapur Malang.

"Kepiting Hambur" awalnya merupakan jenis masakan khas Makassar. Produk ini merupakan franchise yang sudah berkembang di Makassar. Di daerah asalnya, rasa "Kepiting Hambur" menonjolkan rasa asin.

Isi seporsi
Isi seporsi
Hal itu seperti diakui oleh anak muda kreatif bernama Ovin itu: Kepiting Hambur ini khas lidah Makassar. Ketika dibawa ke Malang, ini challenge bagi saya untuk menyesuaikan dengan lidah orang Malang.

"Oh... kok asin". Begitu Ovin menirukan respon pelanggannya terhadap masakan yang ia sajikan pada awal-awal membuka usaha di Malang. Berbekal masukan dari pelanggannya itulah, Ovin kemudian berusaha menyesuaikan diri.

Setahap demi setahap, usaha "Kepiting Hambur" yang ia kembangkan mulai berkembang. Kini Ovin punya 5 karyawan, terdiri atas dua waiters, dua koki, dan seorang kasir. Ia mematok target daerah Sulfat menjadi area Djoeragan Dapur. Orang ingat Sulfat, ya ingat Djoeragan Dapur.

Djoeragan Dapur|Dok. Foto Pribadi
Djoeragan Dapur|Dok. Foto Pribadi
Ia mengawali usahanya dengan melakukan soft opening pada 5 Oktober 2019 lalu. Ovin menawarkan harga cukup murah tetapi dengan kepiting sarat daging. Ia membuka usahanya setiap hari, sejak pukul 09.00 pagi hingga 11.00 malam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun