Mohon tunggu...
Mas Yunus
Mas Yunus Mohon Tunggu... Dosen - Beyond Blogger. Penulis ihwal pengembangan ekonomi masyarakat, wisata, edukasi, dan bisnis.

Tinggal di Kota Malang. Bersyukur itu indah. Kepercayaan adalah modal paling berharga. Menulis untuk mengapresiasi. Lebih dari itu, adalah bonus.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Makna "Wkwk" dan Psikologi Tersenyum

8 September 2018   12:58 Diperbarui: 9 September 2018   08:33 3036
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi|Anak-anak Indonesia sedang tertawa gembira | Sumber: bugis46.blogspot.com

Ketika blogging walking (BW), secara tak sengaja saya menemukan istilah baru ini. Padahal, istilah ini kerap dipakai sehar-hari di media sosial (medsos). Namun saya tak pernah memperhatikan apa artinya. Istilah itu pun belum masuk kamus, wkwk!

Warganet generasi millenneal ini berhasil menguak makna istilah "wkwk" dengan cara kreatif. Bahkan cuitannya sudah viral sejak 4 September 2018 lalu. Mmmh...apa artinya?

Medsos, Produsen Istilah-istilah Baru

Medsos di satu sisi merupakan media komunikasi, sekaligus sumber informasi di sisi lainnya. Saya sebut media komunikasi, karena sebuah konten dapat disebarkan ke publik melalui medsos. 

Pada saat yang sama, padanya melekat sebuah konten yang merupakan sumber data. Jadi, medsos dapat dipandang sebagai media dan sumber data yang bisa diolah jadi informasi.

Unik. Pemilik akun Twitter di atas mengartikan "wkwk" dengan cara kreatif berikut ini.

7 tahun bersama twitter, gue baru nyadar jika arti "wkwk" ialah: W= gue, K= ketawa. Jadi, wkwk adalah gue tertawa.

Kadangkala, istilah itu di media sosial sering ditulis "wkwkwkland"atau "wkwkwk". Mungkin karena dianggap boros huruf, lalu cukup ditulis "wkwk". 

Screenshoot|Twitter @faisalnurcahya
Screenshoot|Twitter @faisalnurcahya
Tersenyum itu Ruh Pariwisata

Produk jasa, kinerjanya dalam memuaskan konsumen bertumpu pada kualitas layanan. Di kalangan penyedia jasa perhotelan misalnya, tersenyum saat melayani tamu merupakan ritual wajib. Tersenyum merupakan bagian dari hospitality (keramah-tamahan).

Pada suatu kesempatan, saya pernah ngobrol dengan salah seorang ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Cabang Malang. Menurutnya, dunia pariwisata tanpa hospitality ibarat produk jasa yang tak bernyawa. Hospitalty, merupakan ruh dunia pariwisata.

Tersenyum dan Kesehatan Mental

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun